Sejumlah pasien menjalani perawatan di tenda darurat yang dijadikan ruang IGD (Instalasi Gawat Darurat) di RSUD Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 25 Juni 2021. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansya
TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa orang yang terinfeksi Covid-19 dilaporkan telah mengalami gejala long covid. Longcovid adalah para penyintas atau orang yang sudah sembuh Covid-19 tapi masih ditemukan gejala seperti batuk, sesak, rasa mudah lelah, sakit kepala, badan atau otot nyeri.
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa belum ada penelitian yang menjelaskan mengenai pasien yang terinfeksi varian Omicron mengalami longcovid. "Kan longcovid itu gejala sesudah beberapa bulan sembuh. Omicron saja baru ada dua bulan," ujar dia saat dihubungi pada Kamis, 3 Februari 2022.
Namun Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu melanjutkan bahwa kekhawatiran itu memang ada. Karena, kata dia, jika longcovid bisa terjadi pada beberapa varian lain, maka tampaknya juga akan terjadi pada Omicron. "Tampaknya akan terjadi juga pada Omicron," katanya lagi.
Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, secara terpisah mengatakan bahwa jika berbicara longcovid, jangankan Omicron, virus liarnya saja yang dari Wuhan, Cina, bisa membuat kerusakan pada paru-paru. Sementara, jika berbicara Omicron, satu dari 10 kasus infeksi di Amerika Serikat harus melakukan transplantasi ginjal. "Ini menunjukkan hal yang serius, bahkan bisa mengakibatkan amputasi. Merusak pembuluh darah dan membuat aliran darah ke organ vital itu terganggu," tutur dia.
Menurutnya varian ini menginfeksi orang yang belum divaksin. "Ini juga yang menjadi peran kunci perbedaan tingkat keparahan dari varian Delta dan Omicron, yaitu saat Omicron muncul banyak yang sudah divaksin," ujar Dicky ihwal gejala long covid.