Satgas Jelaskan PCR Masih Bisa Deteksi Covid-19

Kamis, 3 Februari 2022 05:02 WIB

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito berbicara dalam sebuah konferensi pers, Jakarta, Kamis (29/10/2020). (ANTARA/Katriana)

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan PCR sebagai salah satu alat deteksi Covid-19 masih sangat efektif digunakan. Alat tes tersebut dipastikannya masih mampu membaca kode genetik dari virus Corona.

Menurut dia, World Health Organization (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) milik Amerika Serikat disebut telah memastikan keandalan PCR tersebut, termasuk yang digunakan di Indonesia hingga saat ini. "Masih mampu mendeteksi virus Covid-19 apapun variannya, termasuk di Indonesia," kata Wiku, Rabu, 2 Februari 2022.

Wiku menekankan ini karena cara kerja PCR mendeteksi materi genetik virus. PCR bekerja dengan mencocokkan gen target PCR terhadap kode genetik virus. Meskipun kode ini ada yang mudah berubah karena terjadi mutasi.

"Contoh kode genetik virus yang mudah berubah adalah Gen S yang menjadi tangan-tangan virus. Sedangkan gen yang cenderung tetap misalnya Gen E dan N," kata dia.

Ia menuturkan PCR terdiri dari satu atau lebih gen target. Namun sejak awal pandemi, WHO sudah tidak merekomendasikan PCR dengan satu target gen, yaitu yang hanya menargetkan Gen S saja karena sifatnya yang mudah berubah.

Advertising
Advertising

Lagi pula, menurut dia, Omicron merupakan salah satu varian dengan perubahan gen S yang sangat besar. Sehingga, dengan PCR yang sudah beredar, gen S pada varian Omicron tidak bisa terdeteksi.

Oleh sebab itu, Wiku menekankan, apabila digunakan PCR dengan lebih dari satu target gen yang salah satunya adalah Gen S, hasil yang dimunculkan adalah gen S tidak terdeteksi, sementara gen lain masih tetap terdeteksi.

"Hasil demikian disebut S Gene Target Failure atau SGTF. Meski demikian PCR tidak dapat mengenali keseluruhan kode genetik virus satu per satu sehingga PCR tidak dapat pula mengenali atau membedakan varian virus," ucap Wiku.

Karena adanya SGTF dalam hasil PCR, Wiku mengatakan, alat deteksi itu tidak dapat menjadi kesimpulan identifikasi satu varian. Maka, harus dilanjutkan dengan metode deteksi Whole Genome Sequencing atau WGS.

"WGS dapat mengurutkan kode genetik virus satu persatu secara keseluruhan, dari awal hingga akhir. Hanya dari kode genetik utuh tersebut varian dapat dikenali dan dibedakan," ujar Wiku soal PCR.

Baca: WHO Ingatkan Kematian Akibat Omicron Terus Naik

Berita terkait

Malaysia Berupaya Pulangkan Enam Anggota Tim Medis dari Rafah

11 jam lalu

Malaysia Berupaya Pulangkan Enam Anggota Tim Medis dari Rafah

Pemerintah Malaysia berupaya memulangkan enam anggota tim medisnya yang berada di Rafah, Gaza, sejak 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

2 hari lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

7 hari lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

7 hari lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

7 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

10 hari lalu

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi

Baca Selengkapnya

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

12 hari lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

15 hari lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

16 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

17 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya