RUU IKN Disahkan di Paripurna, Ini Catatan dari Demokrat dan PKS

Selasa, 18 Januari 2022 14:15 WIB

Ketua DPR RI Puan Maharani

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani akhirnya memberikan ruang bagi para anggota dewan yang menyampaikan interupsi terkait pengesahan Rancangan Undang-Undang tentang Ibu Kota Negara (RUU IKN).

Waktu interupsi tersebut diperkenankannya setelah RUU IKN disahkan dan diketok palu dalam rapat paripurna Selasa, 18 Januari 2022. Sebanyak empat anggota dewan telah mendaftar interupsi.

"Apakah bisa disepakati empat saja karena ini sudah pukul 13.00 WIB, waktunya shalat zuhur," tutur Puan yang disambut kata setuju dari para anggota dewan di Gedung Parlemen, Jakarta pada Selasa, 18 Januari 2022.

Interupsi perihal UU IKN ini hanya disampaikan oleh dua anggota dewan, yaitu Suhardi Duka dari Fraksi Demokrat dan Hamid Noor Yasin dari Fraksi PKS. Sisanya yang juga dari Fraksi PKS tak terkait UU IKN.

Suhardi menyampaikan, tetap konsisten sepakat menerima RUU IKN tersebut menjadi UU. Namun dia meminta perlu digarisbawahi beberapa catatan Fraksi Demokrat.

Advertising
Advertising

Pertama, kata dia, yang menjadi catatan adalah harus diprioritaskannya pembangunan sekolah, transportasi, fasilitas rumah sakit dan fasilitas sosial lainnya termasuk limbah dan sampah saat memindahkan IKN dari Jakarta ke IKN baru.

"Kita harus sadarai pemindahan ibu kota tidak hanya memindahkan ruang kerja tapi memindahkan ruang hidup orang banyak oleh karena itu perlu jadi perhatian, jadi prioritas," tegas dia.

Selain itu, dia mengingatkan, pembangunan IKN baru nantinya juga akan menggunakan 258 ribu hektar kawasan hutan yang memiliki potensi kayu, tambang dan lainnya. Sehingga tidak boleh menjadi rebutan pihak-pihak tertentu.

"Dengan demikian pemerintah harus berhati-hati dan sekaligus melakukan perencanaan yang matang untuk ke semuanya bisa menjadi kepentingan bangsa dan negara bukan kepentingan orang per orang," tutur Suhardi.

Adapun Hamid Noor Yasin yang mendapat kesempatan kedua mengingatkan tidaktepatannya waktu persetujuan RUU IKN ini di tengah masa krisis ekonomi yang dialami masyarakat Indonesia dan minimnya keuangan negara.

Menurutnya, untuk bisa membangun IKN dibutuhkan anggaran kurang lebih Rp466 triliun sedangkan saat ini pemerintah tengah menanggung beban utang yang per Oktober 2021 sebesar Rp6.687,28 triliun.

"Oleh sebab itu Fraksi PKS melihat bahwa pemindahan IKN di saat seperti saat sekarang ini sangat membebani keuangan negara dan membuat negara tidak fokus dalam penanganan pemulihan ekonomi," ungkap Hamid.

Di sisi lain dia mengatakan, pembahasan RUU Ibu Kota Negara sendiri sangat singkat dan terburu-buru. Bahkan dia mengaku sebagai anggota Pansus RUU IKN tidak bisa mendapatkan informasi yang jelas soal draf RUU ini.

"Fraksi kami merasa dikejar-kejar. Pembahasan belum mendalam dan belum komprehensif. Ditanya drafnya ketika itu saya sebagai anggota Pansus belum dapat hasil RUU IKN tersebut sehingga PKS memandang RUU IKN masih memuat potensi masalah baik secara formil maupun materiil," tutur dia.

Baca: Pimpinan DPR Bantah RUU Ibu Kota Negara Dibahas Terburu-buru

Berita terkait

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

4 jam lalu

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

PKS Kota Depok membuka peluang bagi partai politik untuk bergabung pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

7 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

11 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai PKS Cenderung Jadi Partai di Luar Pemerintahan

17 jam lalu

Pengamat Nilai PKS Cenderung Jadi Partai di Luar Pemerintahan

PKS diprediksi bakal menjadi partai di luar pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

1 hari lalu

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

Nasdem Sulsel menyatakan komunikasi politik tetap terbuka dengan partai lain guna menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

1 hari lalu

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

Imam Budi Hartono sudah memegang surat keputusan dari DPP PKS untuk maju Pilkada Depok 2024 dan berharap bisa berkoalisi dengan Golkar.

Baca Selengkapnya

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

1 hari lalu

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Ketua Umum Partai Demokrat AHY buka suara soal diskusi mengenai kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun ia tak merinci kapan diskusi itu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Analis Politik Sebut Depok Krisis Tokoh Hadapi Dominasi PKS

1 hari lalu

Analis Politik Sebut Depok Krisis Tokoh Hadapi Dominasi PKS

Kota Depok sampai saat ini dinilai masih krisis calon pemimpin. Apalagi untuk melawan dominasi PKS dalam Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua DPW PKS Jakarta Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur

1 hari lalu

Ketua DPW PKS Jakarta Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur

Bursa calon gubernur Daerah Khusus Jakarta dari PKS mulai ramai. Salah satunya Ketua DPW PKS Jakarta Khoirudin.

Baca Selengkapnya

Soal Pertemuan dengan Megawati dan PKS, Gerindra: Prabowo Masih Punya Agenda Lain

1 hari lalu

Soal Pertemuan dengan Megawati dan PKS, Gerindra: Prabowo Masih Punya Agenda Lain

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, bicara mengenai peluang pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri dan PKS. Apa katanya?

Baca Selengkapnya