PKS Ingin Kebebasan Seksual Diatur RUU TPKS, Kompaks: Salah Alamat

Reporter

Friski Riana

Kamis, 13 Januari 2022 16:40 WIB

Massa yang tergabung dalam Jaringan Pembela Hak Perempuan Korban Kekerasan Seksual membawa bunga dan poster saat melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 22 Desember 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Masyarakat Sipil Anti Kekerasan Seksual (Kompaks), Naila Rizqi, menilai argumentasi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam menolak rancangan undang-undang tindak pidana kekerasan seksual (RUU TPKS) salah alamat dan sasaran.

“Sangat berbahaya usulan PKS diakomodir, maka bisa dipastikan keadilan bagi korban akan menjadi sia-sia. Sulit dicapai,” kata Naila dalam diskusi forum legislasi publik, Kamis, 13 Januari 2022.

Dalam forum diskusi yang sama, politikus PKS Kurniasih Mufidayati menyampaikan bahwa fraksinya menolak RUU TPKS karena belum mengakomodir kebebasan seksual dan penyimpangan seksual. Sebab, kedua hal tersebut sama daruratnya dengan kekerasan seksual.

Kurniasih mengatakan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan penyebab terbesar kasus HIV adalah penyimpangan seksual dan seks bebas. Kemudian sebesar 25 persen kasus kehamilan yang tidak dikehendaki terjadi karena hamil di luar nikah akibat seks bebas.

Menurut Naila, masalah prevalensi HIV semestinya menggunakan pendekatan kesehatan. Dalam istilah kesehatan pun, terminologi yang digunakan untuk menyebut faktor penularan HIV bukan seks bebas, tapi seks yang tidak aman atau berisiko.

Advertising
Advertising

Jika menggunakan pendekatan sosial, mestinya pencegahan HIV adalah dengan menguatkan institusi keluarga, agama, pendidikan, mengajarkan anak-anak kapan hubungan seks dilakukan, dan syarat-syaratnya. ”Itu yang dikuatkan. Bukan memidana seseorang untuk menekan angka HIV,” ujarnya.

Merujuk pada data UNAIDS, Naila mengatakan, bahwa negara yang mengkriminalisasi hubungan seks justru prevalensi HIV-nya meningkat. Sehingga, upaya pencegahannya melemah. Hal itu terjadi karena orang-orang takut melakukan tes HIV. Jika positif, mereka takut dicari latar belakangnya dan bisa dikenakan pidana.

“Itu lah kenapa UNAIDS telah mengeluarkan rekomendasi agar mendekriminalisasi semua bentuk yang berkaitan dengan transmisi HIV, seperti seks bebas dan penggunaan narkotika,” kata dia.

Naila mengatakan semua pihak perlu kembali memusatkan persoalan RUU TPKS pada korban kekerasan seksual dan tidak dicampur dengan persoalan lain. Sebab, masalah di luar kekerasan seksual bisa menjauhkan korban dari akses keadilan dan pemulihan. Karenanya, Naila memandang usulan PKS tersebut akan menjadi hambatan bagi korban untuk mengakses keadilan.

Baca: Wamenag Minta Revisi UU Pesantren Cegah Kekerasan Seksual Terulang

FRISKI RIANA

Berita terkait

Enggan Tanggapi Penolakan Gelora, PKS Masih Tunggu Majelis Syura soal Sikap Politik

14 jam lalu

Enggan Tanggapi Penolakan Gelora, PKS Masih Tunggu Majelis Syura soal Sikap Politik

PKS memilih tak menggubris pernyataan Partai Gelora yang menolak rencana mereka bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

20 jam lalu

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

Ahmad Syaikhu mengatakan PKS telah menyiapkan kader-kader terbaik untuk Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

1 hari lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya

Penurunan Status Bandara Internasional Dikritik: Minim Kajian, Sama Seperti Pembangunannya

1 hari lalu

Penurunan Status Bandara Internasional Dikritik: Minim Kajian, Sama Seperti Pembangunannya

Anggota DPR RI mengkritik langkah pemerintah menurunkan status sejumlah bandara internasional. Dianggap minim kajian.

Baca Selengkapnya

Kata Presiden PKS Saal Penolakan dari Partai Gelora untuk Masuk Koalisi Prabowo

1 hari lalu

Kata Presiden PKS Saal Penolakan dari Partai Gelora untuk Masuk Koalisi Prabowo

Presiden PKS Ahmad Syaikhu menanggapi penolakan dari Partai Gelora untuk bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Presiden PKS Benarkan Wali Kota Depok Idris Masuk Bursa Cagub Jabar

1 hari lalu

Presiden PKS Benarkan Wali Kota Depok Idris Masuk Bursa Cagub Jabar

Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengiyakan bahwa Kota Depok Mohammad Idris masuk bursa calon gubernur Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Begini Respons Gibran soal Peluang PKS Gabung ke Koalisi Prabowo

1 hari lalu

Begini Respons Gibran soal Peluang PKS Gabung ke Koalisi Prabowo

Gibran Rakabuming Raka memberikan respons soal peluang bergabungnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan koalisi pemerintahan

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Resmi Bubar, Anies: Bukan Mengakhiri Perjuangan

1 hari lalu

Timnas AMIN Resmi Bubar, Anies: Bukan Mengakhiri Perjuangan

Timnas AMIN resmi bubar pada hari ini. Menurut Anies Baswedan, pembubaran ini bukan berarti mengakhiri perjuangan.

Baca Selengkapnya

Para Politikus PKS Ini Balas Partai Gelora soal Gabung Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Para Politikus PKS Ini Balas Partai Gelora soal Gabung Prabowo-Gibran

Partai Gelora menolak PKS jika bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran, karena dinilai selalu 'menyerang' saat masa kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Pengamat: Sampai Kiamat Sulit Disatukan

1 hari lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Pengamat: Sampai Kiamat Sulit Disatukan

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, mengatakan bahwa PKS adalah musuh bebuyutan Partai Gelora.

Baca Selengkapnya