Akademikus Surati Jokowi, Minta Lembaga Riset Dikembalikan dari BRIN

Minggu, 9 Januari 2022 20:07 WIB

Seorang pria mengamati karangan bunga ucapan terima kasih kepada Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman di Kantor LBM Eijkman Jakarta, Senin, 3 Januari 2021. Dengan hilangnya sejumlah peneliti, Amin mengatakan bahwa beberapa pekerjaan terpaksa dihentikan. ANTARA/Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah akdemikus yang tergabung dalam Aliansi Anak Bangsa Peduli Riset dan Kemajuan Bangsa meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengembalikan lembaga yang terintegrasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Mereka menilai peleburan itu menimbulkan persoalan organisasi yang menghambat masa depan penelitian Indonesia.

"Urusan peleburan lembaga tersebut ternyata terbentur dengan aturan birokratisasi peneliti yang berujung pada tidak terekrutnya para peneliti terbaik di lembaga tersebut. Padahal mereka adalah peneliti teruji yang berpendidikan S3, S2 dan S1," ujar Achmad Nur Hidayat, Co Founder Narasi Institute yang jadi inisiator surat terbuka tersebut, Ahad, 9 Januari 2022.

Permintaan ini tertuang dalam surat terbuka yang dibuat pada Sabtu, 8 Januari 2022. Surat tersebut didukung oleh sejumlah tokoh akademik. Mulai dari Azyumardi Azra, Amin Soebandrio, hingga Franz Magnis Suseno. Selain itu, Narasi Institute juga menggalang dukungan lewat platform Change.org. Petisi online ini telah diteken 4.200-an orang sejak diluncurkan kemarin.

Achmad mengatakan para peneliti yang tak ikut ke BRIN masuk kategori pegawai atau peneliti atas dasar kontrak jangka waktu tertentu. Beberapa di antaranya bahkan ada yang telah mendapatkan penghargaan oleh negara. Selain itu, ada juga yang sedang menunggu penghargaan dari dunia.

"Kami Aliansi Anak Bangsa Peduli Riset dan Kemajuan Bangsa merasa prihatin terhadap langkah peleburan lembaga tersebut. Oleh karena itu kami meminta Bapak Presiden untuk mengembalikan lembaga yang dileburkan tersebut ke asal kelembagaannya dan menjadikan BRIN hanya sebagai koordinator riset di Indonesia. BRIN tidak perlu meleburkan berbagai lembaga riset yang ada," tulis aliansi.

Advertising
Advertising

Adapun lembaga yang dilebur ke BRIN antara lain Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman.

Para tokoh itu sebenarnya menyatakan sepakat dengan gagasan Jokowi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi lembaga-lembaga penelitian untuk mencapai visi Indonesia Emas. Mereka pun menyatakan siap membantu menyampaikan pemikiran dan ide-ide mengenai berbagai permasalahan sangat mendasar yang dihadapi oleh lembaga-lembaga riset Indonesia.

Mereka juga menegaskan reformasi di sektor ini hanya bisa terlaksana bila didukung oleh kehendak politik (political will) dari Jokowi. "Dengan berbagai pertimbangan segenap pihak yang berkompeten dan konsen, kami mendesak Presiden Joko Widodo untuk mengoreksi Perpres Nomor 78 tahun 2021 dan membentuk sebuah tim independen yang fokus untuk memberi rekomendasi terbaik bagi Riset Indonesia," kata aliansi.

Berita terkait

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

8 jam lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

8 jam lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

12 jam lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

1 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

1 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

2 hari lalu

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

Penghuni rumah dinas Psupiptek Serpong mengaku pernah melaporkan BRIN ke Kejaksaan Agung atas dugaan penyalahgunaan aset negara

Baca Selengkapnya

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

3 hari lalu

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

Pensiunan Puspitek menyatakan Menristek saat itu, BJ Habibie, menyiapkan rumah dinas itu bagi para peneliti yang ditarik dari berbagai daerah.

Baca Selengkapnya