Aksi Klitih di Yogyakarta Meningkat, Ini 2 Faktor Penyebabnya

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Rabu, 29 Desember 2021 19:27 WIB

Ilustrasi tawuran. TEMPO/M. Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Jakarta - Aksi tindakan kriminal jalanan atau klitih kian meresahkan warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Alih-alih mereda, aksi klitih justru semakin marak terjadi. Wakapolda DIY, Brigadir Jenderal R Slamet Santoso, mengatakan terjadi kenaikan kasus kejahatan klitih di DIY selama 2021.

“Jumlah laporan yang sudah masuk ke Polda DIY selama 2021 mencapai 58 kasus dengan jumlah pelaku sebanyak 102 orang. Ada peningkatan jumlah kasus dari tahun sebelumnya yang hanya sejumlah 52 kasus,” kata dia saat jumpa pers Akhir Tahun di Rich Hotel Yogyakarta, Rabu, 29 Desember 2021.

Menurut sebuah penelitian yang berjudul “Tinjauan Kriminologis terhadap Kejahatan yang Dilakukan oleh Pelaku Aksi Klitih”, penyebab utama mengapa pelaku melakukan aksi klitih adalah adanya rasa butuh pengakuan akan eksistensi, jati diri, maupun gengsi.

Aksi tersebut, biasanya dilakukan oleh usia remaja yang secara psikologis mengalami suatu krisis identitas. Dalam fase mencari jati diri itu, masa remaja mengalami sistem kontrol diri yang lemah. Akibatnya, tidak bisa membedakan mana perilaku baik dan buruk.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ditemukan sejumlah faktor lain yang oleh penulis diringkas menjadi faktor lingkungan dan faktor internal remaja. Berikut penjelasannya:

Advertising
Advertising

1. Faktor Lingkungan

Pada dasarnya, lingkungan adalah tempat bagi remaja untuk mendapat pengakuan dan eksistensi diri dari teman-teman sebayanya. Faktor lingkungan yang buruk, misalnya di sekolah berpotensi membentuk karakter remaja yang cenderung menyimpang aturan atau norma yang berlaku (delinkuen).

Peran sosial media juga turut memberikan inspirasi bagi remaja untuk melakukan aksi klitih demi eksistensi diri pribadi maupun kelompoknya. Inspirasi ini timbul akibat hausnya pengakuan tetapi terjebak dalam perilaku negatif.

Menurut Kartono dalam bukunya yang berjudul Patologis Sosial, perilaku negatif ini kemudian menjadi sumber patologis sosial yang didalangi oleh remaja dan memotivasi untuk mendapatkan perhatian, baik dari lingkungan teman sebaya maupun status sosial.

Selain itu, faktor lingkungan keluarga juga menjadi faktor penting. Kurangnya pengawasan dan pola asuh yang tidak tepat oleh orang tua membuat remaja tergoda untuk melakukan hal-hal buruk di luar lingkungan rumah.

2. Faktor Internal Remaja

Faktor internal remaja terkait dengan kondisi psikologis dan pola pikir yang dialami oleh remaja masa pubertas, pelaku klitih. Masa pubertas merupakan masa pembangkangan remaja untuk mendefinisikan ulang nilai-nilai yang didapat pada fase remaja.

Pada masa itu, rasa ingin tahu yang dimiliki remaja sangat tinggi. Karena kurangnya pengawasan dan kontrol, sering kali informasi yang didapatkan justru membentuk karakter atau pola pikir mereka yang keluar dari jalur norma.

Terkadang perbuatan remaja yang lahir karena rasa ingin tahu dianggap sebagai ajang pembuktian bahwa ia mampu melakukan seperti apa yang dilakukan oleh orang lain. Dalam hal ini, melakukan aksi kejahatan jalanan (klitih).

HARIS SETYAWAN

Baca juga: Daftar Korban Tewas Akibat Kebrutalan Klitih dalam 5 Tahun Terakhir

Berita terkait

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

3 jam lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

4 jam lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

1 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

2 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

3 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

3 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

4 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

4 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

5 hari lalu

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

Solok berhasil kurangi sampah 10 persen

Baca Selengkapnya

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

6 hari lalu

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

Cinta Laura menjelaskan strategi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi dan manajemen sumber daya air yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya