TEMPO Interaktif , Semarang: Keinginan mahasiswa di Semarang yang ingin melakukan sweeping terhadap warga asing, sebagai wujud kecamaan serangan Israel di Jalur Gaza, ternyata gagal. Dalam unjuk rasa pada Kamis (8/1) yang digelar di Kawasan Simpang Lima Semarang ini, puluhan mahasiswa berusaha sweeping warga asing yang menginap di beberapa hotel.
Saat berjalan menyusuri bundaran di Simpang Lima, mahasiswa dari Universitas Islam Sultan Agung tersebut (UNISULLA) tersebut berbelok ke arah pintu masuk Hotel Ciputra Semarang. Namun, keinginan mahasiswa tersebut dihalang-halangi puluhan aparat keamanan dan satuan pengamanan hotel. Dorong-dorongan sempat terjadi antara kedua belah pihak.
Karena gagal masuk menyusuri kamar-kamar hotel untuk mencari warga asing, para mahasiswa kemudian melanjutkan orasi dan yel-yel yang berisi kecaman terhadap negara Israel dan Amerika. "Apapun alasannya, penyerangan ini harus dihentikan," kata salah satu mahasiswa, Muhammad saat berorasi.
Menurut para mahasiswa, sweeping ini dilakukan karena sangat jengkel dengan tindakan negara-negara Amerika dan Eropa yang membiarkan serangan Israel. "Seharusnya, PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) secepatnya menghentikan aksi Israel. Jangan malah mendukung," katanya. Para mahasiswa juga menyerukan kepada wara Indonesia untuk segera memboikot berbagai jenis produk yang dibuat bangsa Yahudi.
Mahasiswa kemudian melanjutkan aksinya ke Bundaran Air Mancur, Jalan Pahlawan, Semarang. Setelah itu, mahasiswa melanjutkan orasinya di Kantor Radio Republik Indonesia (RRI) dan menyiarkan pernyataannya secara langsung melalui radio milik pemerintah tersebut. Mereka juga membakar bendera Amerika dan Israel.
Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Kota Tangerang Selatan menetapkan 7 orang tersangka atas kasus pelemparan bus official pemain Persis Solo pada Sabtu 28 Januari 2023 lalu. Kejadian tersebut terjadi di Jalan Raya Legok, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.