Koalisi Masyarakat Minta Pemerintah Hapus Vaksin Booster Berbayar

Reporter

Friski Riana

Senin, 20 Desember 2021 11:48 WIB

Petugas medis memasukan dosis vaksin Covid-19 pada jarum suntik saat vaksinasi Covid-19 di Jalan Pancoran Buntu II, Pancoran, Jakarta, Jumat, 10 Desember 2021. Sebanyak 23 warga Pancoran Buntu II yang termasuk kelas golongan menengah kebawah menerima dosis vaksin Covid-19 sebagai upaya untuk menciptakan kekebalan kelompok. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi masyarakat sipil meminta pemerintah menghapus kebijakan vaksin booster berbayar. Lembaga yang tergabung dalam koalisi ini adalah CISDI, Puskapa, LaporCovid-19, dan Transparency International Indonesia (TII).

“Koalisi meminta pemerintah tidak membuat bingung warga dengan narasi booster berbayar dan tetap berpegang pada prinsip keadilan dan keberpihakan pada warga rentan,” kata relawan LaporCovid-19, Firdaus Ferdiansyah, dalam keterangannya, Senin, 20 Desember 2021.

Firdaus menilai penambahan jalur vaksin booster berbayar akan membebani tata kelola vaksinasi yang saat ini sudah sangat terbatas dan masih timpang. Cakupan vaksinasi dosis dua di Indonesia baru mencapai di angka 50,68 persen per 16 Desember.

LaporCovid-19 masih menemukan kesulitan warga mengakses vaksin Covid-19. Per Agustus hingga 13 Desember 2021, tercatat sedikitnya 308 laporan yang menginformasikan soal kendala warga pada program vaksinasi nasional, seperti kesulitan mendaftar dan minim informasi ketersediaan vaksin.

Setelah satu tahun program vaksinasi nasional berjalan, Firdaus melihat pemerintah masih kesulitan menjangkau dan memprioritaskan kelompok rentan. Kapasitas distribusi dan layanan vaksinasi yang terbatas dan timpang antarperkotaan dengan pedesaan juga terjadi.

Perbedaan akses di pulau Jawa dengan non-Jawa maupun wilayah barat dengan timur membuat Indonesia kerap menghadapi risiko ketimpangan vaksinasi. Situasi ini, kata Firdaus, diperparah dengan minimnya transparansi informasi mengenai distribusi dosis vaksin pertama dan kedua.

Menurut Firdaus, pemberian dosis ketiga dan booster harus dilandasi bukti ilmiah terkait dengan penurunan kekebalan dan perlindungan klinis, berkurangnya efektivitas vaksin, dan ditargetkan untuk kelompok populasi yang paling membutuhkan, yakni lansia di atas 65 tahun dan pasien dengan gangguan imunitas.

Dalam keterbatasan pasokan vaksin dan kapasitas vaccine delivery, Firdaus menilai kebijakan vaksin booster berbayar berisiko memperburuk ketimpangan vaksinasi dan mengalihkan pasokan dari meratanya dua dosis pertama atau vaksinasi primer.

Karena itu, koalisi menyarankan pemerintah memperjelas rencana pencapaian 70-80 persen cakupan vaksin Covid-19 dosis lengkap, mempercepat jangkauan vaksinasi pada masyarakat rentan, memperjelas ketersediaan pasikan dan kapasitas layanan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga bagi lansia 65 tahun ke atas, dan menyiapkan tata kelola untuk menyediakan dosis ketiga secara gratis bagi seluruh masyarakat.

“Persiapkan tata kelola vaksinasi Covid-19 jangka panjang yang berbasis data, keadilan inklusi, dan akuntabilitas,” ujarnya soal penolakan vaksin booster berbayar.

Baca: Vaksinasi Booster Dimulai Januari 2022, Kemenkes Masih Matangkan Skema

FRISKI RIANA

Berita terkait

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

20 jam lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

46 hari lalu

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

56 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Skor Indeks Persepsi Korupsi Indonesia di Periode Kedua Presiden Jokowi: Cenderung Melorot

2 Februari 2024

Skor Indeks Persepsi Korupsi Indonesia di Periode Kedua Presiden Jokowi: Cenderung Melorot

Skor Indeks Persepsi Korupsi Indonesia cenderung menurun selama periode kedua Presiden Jokowi. Berikut skornya dari 2019 hingga 2023.

Baca Selengkapnya

Skor Indeks Persepi Korupsi Indonesia Anjlok, TII Nilai Pelemahan KPK dan Revisi UU MK Berpengaruh

31 Januari 2024

Skor Indeks Persepi Korupsi Indonesia Anjlok, TII Nilai Pelemahan KPK dan Revisi UU MK Berpengaruh

Skor Indeks Persepi Korupsi (CPI) Indonesia 2023 bertahan di angka 34 dari 100. Indonesia berada di peringkat 115 dari 180 negara

Baca Selengkapnya

4 Faktor Penyebab Indeks Integritas Nasional 2023 Turun, Eks Penyidik KPK: Korupsi Makin Merajalela

29 Januari 2024

4 Faktor Penyebab Indeks Integritas Nasional 2023 Turun, Eks Penyidik KPK: Korupsi Makin Merajalela

Eks penyidik KPK mengatakan koruptor seharusnya diberi hukuman berat seperti perampasan aset untuk memiskinkan koruptor.

Baca Selengkapnya

Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

9 Januari 2024

Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

Mulai 1 Januari 2024, biaya vaksinasi Covid-19 tak lagi gratis. Vaksin bisa didapatkan secara gratis jika termasuk golongan rentan. Ini penjelasannya

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Covid-19 2024 Berbayar, Epidemiolog Sarankan Digratiskan

4 Januari 2024

Vaksinasi Covid-19 2024 Berbayar, Epidemiolog Sarankan Digratiskan

Pemerintah hanya memberikan vaksinasi Covid-19 gratis untuk dua kelompok prioritas.

Baca Selengkapnya

Vaksin Covid-19 Berbayar Belum Berlaku, Dinas Kesehatan DKI: Masih Gratis

3 Januari 2024

Vaksin Covid-19 Berbayar Belum Berlaku, Dinas Kesehatan DKI: Masih Gratis

Seluruh fasilitas kesehatan masih menunggu mekanisme dari Kemenkes untuk layanan vaksin Covid-19 berbayar.

Baca Selengkapnya