228 Warga Pekalongan Mengungsi karena Banjir Rob

Reporter

Jamal A Nashr

Minggu, 5 Desember 2021 19:22 WIB

Warga berjalan melewati banjir rob di Slamaran, Pekalongan, Jawa Tengah, Senin, 1 Juni 2020. Banjir rob di pesisir utara Pekalongan ini mencapai ketinggian antara 10-50 centimeter. ANTARA/Harviyan Perdana Putra

TEMPO.CO, Semarang - Sebanyak 228 warga Kota Pekalongan mengungsi akibat banjir rob merendam pemukiman mereka. Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah Safrudin mengatakan pengungsi tersebar di empat titik pengungsian.

Menurut dia, warga yang mengungsi tersebut berasal dari Kelurahan Pasirkratonkramat dan Degayu Kota Pekalongan. Mereka mengungsi sejak dua pekan lalu. "Ada yang mengungsi di bekas kantor pemerintahan hingga musala," kata Safrudin melalui sambungan telepon pada Ahad, 5 Desember 2021.
Selama menempati lokasi pengungsian, Safrudin menyebut, kebutuhan mereka dipasok Dinas Sosial dan BPBD Kota Pekalongan. "Mereka sudah berpengalaman menangani pengungsi. Tahun lalu sampai 4.000 warga yang mengungsi," tuturnya.
Safrudin mengatakan, rob merupakan bencana tahunan di Kota Pekalongan dan sejumlah daerah lain di Jawa Tengah. Namun, dia belum bisa memprediksi kapan rob di Kota Batik itu akan surut. "Masalahnya ini berada di cekungan. Lebih rendah dari sungai di sekitarnya. Menurut kajian penurunan tanahnya dua sampai sebelas sentimeter setiap tahun," kata dia.
Menghadapi cuaca ekstrem akhir tahun ini, Safrudin mengaku telah menggelar koordinasi dengan BPBD seluruh Jawa Tengah. Khususnya daerah yang memiliki bibir pantai diminta mensosialisasikan potensi gelombang tinggi kepada masyarakat. "Nelayan saat ini juga sudah memantau langsung perkiraan ketinggian gelombang lewat aplikasi," ujarnya.
BPBD Jateng juga memastikan rutinitas warga yang daerahnya direndam rob tak terganggu. Serta memenuhi kebutuhan dasar dan mengantisipasi dampak kesehatan, sosial, dan ekonomi. "Misalnya untuk mata pencaharian dan sekolah tak terganggu," sebut Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Jateng Dikki Rulli Perkasa.
Berdasarkan perkiraan yang dirilis Badan Meteorologi Krimatologi dan Geofisika Maritim Tanjung Emas Semarang, ketinggian gelombang mencapai 2,5 meter. "Berdasarkan data terakhir untuk tiga hari kedepan," Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Emas Semarang Usman Efendi.
Dia menyebut gelombang itu diperkirakan terjadi di perairan Kalimantan Tengah bagian Barat, Laut Jawa bagian Tengah, Perairan Karimun Jawa. "Serta Perairan Pantai Utara Jawa Tengah dari barat hingga timur (Perairan Brebes - Pemalang, Pekalongan - Kendal, Semarang - Demak, Jepara, dan Pati - Rembang)," jelasnya melalui pesan tertulis.
Dampak gelombang tinggi juga dirasakan oleh nelayan di Kota Semarang. Marzuki, ketua Armada Laut, organisasi nelayan tradisional dari Tambakrejo Kota Semarang, mengungkapkan gelombang tinggi terjadi sejak Jumat lalu, 3 Desember 2021. "Gelombang mencapai 3 meter," sebut Marzuki.
Akibat gelombang tinggi, dia dan nelayan lain di kampungnya tak melaut. Mereka selama ini menggunakan perahu berkapasitas di bawah satu gross ton sehingga tak mungkin menerjang gelombang pasang. "Ombaknya lumayan besar, kini nelayan libur," sebut dia.

Berita terkait

Satgas IKN Sebut Pembangunan IKN tak Sebabkan Banjir

1 hari lalu

Satgas IKN Sebut Pembangunan IKN tak Sebabkan Banjir

Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN) mengklaim pembangunan IKN tidak menyebabkan banjir di kawasan.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Hujan Melanda Sebagian Kota Besar, Waspadai Banjir Rob di Pesisir Jateng

1 hari lalu

BMKG Prakirakan Hujan Melanda Sebagian Kota Besar, Waspadai Banjir Rob di Pesisir Jateng

Sirkulasi siklonik membentuk daerah konvergensi yang mampu meningkatkan pertumbuhan awan hujan.

Baca Selengkapnya

Status Erupsi Gunung Ibu Naik ke Level Awas, BNPB Percepat Penanganan Darurat Bencana

1 hari lalu

Status Erupsi Gunung Ibu Naik ke Level Awas, BNPB Percepat Penanganan Darurat Bencana

BNPB mengirimkan tim dan logistik untuk penanganan darurat bencana erupsi Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara.

Baca Selengkapnya

PDIP Akan Gunakan Api Abadi Mrapen Saat Acara Pembukaan Rakernas, Apa Maknanya?

2 hari lalu

PDIP Akan Gunakan Api Abadi Mrapen Saat Acara Pembukaan Rakernas, Apa Maknanya?

PDIP akan menggunakan Api Abadi Mrapen dari Grobogan, Jawa Tengah, saat acara pembukaan dan menempatkanya selama Rakernas.

Baca Selengkapnya

Banjir Setinggi Rumah Tersisa di 5 Kampung di Mahakam Ulu, Banjir Susulan Menerjang

2 hari lalu

Banjir Setinggi Rumah Tersisa di 5 Kampung di Mahakam Ulu, Banjir Susulan Menerjang

Banjir melanda wilayah Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, sejak Senin, 13 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Pemprov Kaltim Sigap Respon Bencana Banjir Mahulu

3 hari lalu

Pemprov Kaltim Sigap Respon Bencana Banjir Mahulu

Curah hujan yang tinggi membuat Sungai Mahakam menuap. Akibatnya, lima kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur (Kaltim) terendam banjir.

Baca Selengkapnya

Gerindra Jaring Tiga Tokoh Perempuan untuk Pilkada Semarang 2024, Begini Mekanismenya

3 hari lalu

Gerindra Jaring Tiga Tokoh Perempuan untuk Pilkada Semarang 2024, Begini Mekanismenya

Partai Gerindra akan berkomunikasi dengan semua parpol untuk Pilkada Semarang 2024.

Baca Selengkapnya

Cerita Duka Korban Banjir Bandang di Sumbar, Cucu dan 4 Anggota Keluarga Hanyut

3 hari lalu

Cerita Duka Korban Banjir Bandang di Sumbar, Cucu dan 4 Anggota Keluarga Hanyut

Banjir di Kabupaten Agam dan Tanah datar meninggal duka bagi masyarakat Sumatra Barat. 59 orang lebih dinyatakan meninggal dan ada 16 yang masih dalam pencarian.

Baca Selengkapnya

Prabowo Kunjungi Korban Banjir di Sumbar usai Lawatan Luar Negeri

3 hari lalu

Prabowo Kunjungi Korban Banjir di Sumbar usai Lawatan Luar Negeri

Prabowo mengunjungi korban banjir Sumbar seusai lawatannya dari Qatar dan Uni Emirat Arab. Ia menyatakan turut berduka cita atas musibah itu.

Baca Selengkapnya

5 Tips Bangun Rumah Anti Banjir

4 hari lalu

5 Tips Bangun Rumah Anti Banjir

Banjir adalah bencana yang dapat terjadi di mana saja dan bisa datang tiba-tiba. Simak 5 tips bangun rumah anti banjir

Baca Selengkapnya