Pulau Simeulue Aceh Butuh Lebih 1.000 Guru Sekolah
Selasa, 23 November 2021 20:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Simeulue, Aceh, membutuhkan lebih dari 1.000 guru untuk ditempatkan di berbagai sekolah di kabupaten kepulauan di Samudra Hindia tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Rasmidin mengatakan saat ini sekolah di Pulau Simeulue masih kekurangan banyak tenaga pengajar.
"Ada ratusan sekolah di Pulau Simeulue, baik sekolah dasar, menengah pertama, hingga sekolah menengah atas dan sederajat. Guru yang ada sekarang ini sekitar seribu orang," kata Rasmidin di Simeulue, Selasa, 23 November 2021.
Menurut Rasmidin, kekurangan guru tersebut tidak hanya guru kelas, tetapi juga guru bimbingan atau konseling serta guru bidang studi. Seharusnya, setiap sekolah memiliki guru bimbingan dan bidang studi.
Rasmidin mengatakan penyebab kurangnya guru di Kabupaten Simeulue dikarenakan banyak faktor. Seperti ada yang pindah tugas, pensiun, serta meninggal dunia.
"Selama ini, untuk mencukupi kebutuhan guru tersebut dilakukan dengan kontrak daerah. Kami berharap ada penambahan guru dengan status pegawai negeri sipil," ujar Rasmidin.
Rasmidin mengatakan Pemerintah Kabupaten Simeulue juga melakukan seleksi guru dengan status pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja beberapa waktu lalu.
"Namun, hasil dari hasil seleksi tersebut belum mencukupi kebutuhan guru di Kabupaten Simeulue. Kami terus berupaya memenuhi kebutuhan guru tersebut guna meningkatkan mutu pendidikan di daerah ini," kata Rasmidin.
Menyangkut mutu pendidikan, Rasmidin mengatakan Pemerintah Kabupaten Simeulue melalui Dinas Pendidikan terus berupaya melakukan berbagai pelatihan guru.
Selain itu, Dinas Pendidikan juga menganjurkan kepada guru sekolah untuk mendapatkan sertifikat kompetensi. Kemudian, memberi pelatihan kecakapan kepada para kepala sekolah.
"Banyak lagi upaya yang kami lakukan. Sedangkan untuk kompetensi, baru 333 guru di Kabupaten Simeulue memiliki sertifikat kompetensi. Selebihnya, sedang diupayakan agar mereka mengikuti ujian kompetensi," kata Rasmidin.