Dukung Kurikulum Krisis Iklim, Sekjen Kiara: Kita Tak Punya Planet Cadangan
Reporter
Tempo.co
Editor
Aditya Budiman
Jumat, 19 November 2021 01:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), Susan Herawati, mendukung penerapan kurikulum krisis iklim dalam pendidikan Indonesia. Menurut dia, generasi muda menjadi harapan besar bagi negara untuk bisa mengubah sudut pandang tentang pembangunan yang seharusnya lebih ramah kepada alam.
“Kita tidak punya planet cadangan untuk tempat tinggal,” ujar Susan Herawati dalam pesan tertulis, Kamis, 18 November 2021. Susan menilai permasalahan lingkungan selama ini disebabkan oleh anggapan generasi sebelumnya yang memandang rendah krisis iklim.
Alhasil, kebijakan yang dipilih cenderung memilih pembangunan yang ekstraktif dan eksploitatif. “Tentu kita apresiasi jika para pemangku kebijakan sudah memikirkan krisis iklim yang terjadi di dunia khususnya di Indonesia dan memberi dampak luar biasa kepada nelayan dan perempuan nelayan,” ujar Susan.
Ia menilai apabila diterapkan kurikulum tersebut harus bisa melihat upaya apa saja yang sudah dilakukan oleh masyarakat untuk menjaga pesisir. Sebab, menurut Susan, penting untuk membangun kurikulum yang mengingatkan manusia yang mempunyai relasi holistik dengan alam. Salah satunya, masyarakat adat dan masyarakat lokal yang sudah menjaga laut selama ini.
Di sisi lain, menurut Susan, kurikulum terkait dengan iklim harus jujur membahas penyebab krisis iklim itu sendiri. “Penyebab krisis iklim, seperti pengambilan pasir laut, perusakan karst, pertambangan dan reklamasi adalah penyebab paling besar dalam krisis iklim yang terjadi di Indonesia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Susan juga menilai bahwa kurikulum iklim harus bisa membangun kesadaran jika Indonesia adalah area yang rentan bencana.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan bahwa pendidikan lingkungan hidup yang mengedepankan konsep berkelanjutan penting untuk transformasi sistem pendidikan. Sebab, dampak perubahan iklim sudah terlihat dan dirasakan. Selain itu, dia menilai bahwa hal penting lainnya terkait dengan edukasi (kurikulum) perubahan iklim adalah nilai-nilai kearifan lokal dalam pendidikan.
Baca juga: Menanti Integrasi Pendidikan Iklim dalam Kurikulum
JESSICA ESTER