Nurdin Halid Sebut Upaya Usung Ganjar Pranowo Bukan Sikap Resmi Golkar

Reporter

Egi Adyatama

Minggu, 14 November 2021 13:29 WIB

Ketua Panitia Pengarah Munaslub Partai Golkar, Nurdin Halid, memimpin Rapat Pleno Munaslub di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, 6 Mei 2016. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurdin Halid menegaskan wacana mengajak kader PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, bergabung dengan Golkar dalam Pilpres 2024 bukan sikap resmi partai. Ia menjelaskan wacana itu datang dalam suatu diskusi bersama dengan relawan pendukung Ganjar sebagai Capres 2024.

Saat itu, Nurdin membuka ruang bagi Ganjar yang merupakan Gubernur Jawa Tengah untuk maju bersama Golkar. Syaratnya bila PDIP tak membuka ruang bagi Ganjar untuk maju sama sekali dalam pemilihan presiden.

"Wacana saya itu memberi motivasi kepada relawan ini. Karena relawan ini sifatnya sangat demokratis karena berasal dari akar rumput," kata Nurdin saat dihubungi, Ahad, 14 November 2021..

Tawaran yang ia ajukan bagi Ganjar pun bukan berarti untuk maju sebagai Capres, tapi calon wakil presiden. Pasalnya, Nurdin mengatakan, Golkar telah memutuskan akan mengusung Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai Capres 2024, sesuai hasil Rapat Pimpinan Nasional.

"Intinya di situ, (Ganjar diajak) menjadi wakil bagi Pak Airlangga. Karena Pak Airlangga tak mungkin maju sendiri. Jadi bukan (Ganjar) menjadi Capres. Karena Golkar sudah punya Capres, yaitu Pak Airlangga yang sudah ditetapkan di Rapimnas," tutur Nurdin.

Advertising
Advertising

Nurdin lantas menanggapi ihwal pernyataan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, yang menyebut Golkar putus asa karena mulai mendekati Ganjar Pranowo. Nurdin menilai reaksi Sekjen PDIP itu berlebihan.

"Reaksi Bung Hasto saya pikir berlebihan, tidak relevan, dan tidak faktual. Mungkin terhormat kalau saya bilang reaksi itu semacam kebakaran jenggot," ujar Nurdin.

Mantan Ketua Umum PSSI ini menuturkan Partai Golkar di era reformasi sudah memproduksi banyak kader handal yang duduk di legislatif maupun eksekutif hingga tingkat daerah. Beberapa kader bahkan mendirikan partai baru, seperti Prabowo Subianto yang mendirikan Partai Gerindra, Wiranto yang mendirikan Partai Hanura, dan Surya Paloh yang mendirikan Partai Nasdem.

"Banyak juga yang melanjutkan perjuangan di partai lain, seperti PDIP. Ada juga di PDIP yang dulunya kader Golkar yang mengembangkan diri di sana. Itu tanda kaderisasi golkar berjalan baik," kata Nurdin.

Hasto sebelumnya menyebut Golkar berusaha membajak Ganjar Pranowo untuk maju di Pilpres 2024. Nurdin tak sepakat dengan ungkapan membajak yang digunakan Hasto.

Ia mengatakan pada Pilpres 2009, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saja berpasangan dengan Prabowo yang saat itu masih kader Golkar. Lalu pada 2014, Joko Widodo juga berpasangan dengan Jusuf Kalla yang mantan Ketua Umum Golkar.

"Apakah itu membajak? Menurut saya tidak, karena politisi itu tujuannya kekuasaan dan kekuasaan itu perlu komunikasi politik. Komunikasi politik yang strategis itu, di era multipartai, koalisi dibutuhkan. Tak bisa partai berjalan sendiri dalam mencapai kekuasaan," kata Wakil Ketua Umum Golkar Nurdin Halid.

Baca juga: Jokowi Mania Dukung Ganjar untuk Pilpres 2024

Berita terkait

Saat Mahfud MD Cerita Kekalahan Pilpres 2024 Sambil Tertawa: Ya Dongkol, Tapi Move On

5 jam lalu

Saat Mahfud MD Cerita Kekalahan Pilpres 2024 Sambil Tertawa: Ya Dongkol, Tapi Move On

Mahfud MD mengatakan, meski aktif dalam berbagai jabatan pemerintahan, ia sebenarnya tidak pernah benar-benar pergi dari dunia kampus.

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

5 jam lalu

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran diminta memperhatikan komposisi kalangan profesional dan partai politik dalam menyusun kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Soal Peluang Dukung Khofifah di Pilkada Jatim, Said Abdullah PDIP: Kami Sudah Duduk Bersama

6 jam lalu

Soal Peluang Dukung Khofifah di Pilkada Jatim, Said Abdullah PDIP: Kami Sudah Duduk Bersama

Said juga merespon soal adanya kabar pertemuan dengan Khofifah dengan secara tertutup.

Baca Selengkapnya

Saat Mahfud Md Kembali ke Kampus usai Pilpres 2024

6 jam lalu

Saat Mahfud Md Kembali ke Kampus usai Pilpres 2024

Mantan Cawapres 03 Mahfud Md kembali ke dunia pendidikan tinggi sebagai pakar hukum tata negara setelah kontestasi Pilpres 2024 selesai.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Pembubaran Timnas AMIN Hari ini: Surya Paloh Absen hingga Pesan Anies dan Muhaimin

8 jam lalu

4 Fakta Pembubaran Timnas AMIN Hari ini: Surya Paloh Absen hingga Pesan Anies dan Muhaimin

Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Timnas AMIN resmi bubar pada hari ini. Berikut sederet faktanya.

Baca Selengkapnya

Pilres 2024 Usai, Anies: Belum Ada Rencana Buat Ormas, Apalagi Partai Politik

9 jam lalu

Pilres 2024 Usai, Anies: Belum Ada Rencana Buat Ormas, Apalagi Partai Politik

Anies Baswedan mengatakan belum ada rencana untuk membuat ormas, apalagi partai politik pasca kalah di pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Begini Jawaban Anies saat Ditanya Kemungkinan Merapat ke Kubu Prabowo

9 jam lalu

Begini Jawaban Anies saat Ditanya Kemungkinan Merapat ke Kubu Prabowo

Anies Baswedan menanggapi soal kemungkinan dirinya bergabung dengan kubu Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Resmi Bubar, Anies: Bukan Mengakhiri Perjuangan

10 jam lalu

Timnas AMIN Resmi Bubar, Anies: Bukan Mengakhiri Perjuangan

Timnas AMIN resmi bubar pada hari ini. Menurut Anies Baswedan, pembubaran ini bukan berarti mengakhiri perjuangan.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Keunggulan Khofifah dari Risma di Pilkada Jatim, Apa Saja?

10 jam lalu

Pengamat Sebut Keunggulan Khofifah dari Risma di Pilkada Jatim, Apa Saja?

Posisi Risma sebagai kader PDIP dinilai mampu memberikan keuntungan bagi Khofifah di Pilkada Jatim.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

13 jam lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya