BPBD Minta Warga Gunung Kidul Waspadai Tanah Longsor
Reporter
Antara
Editor
Aditya Budiman
Selasa, 2 November 2021 16:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta warga di zona merah untuk mewaspadai potensi tanah longsor. Peringatan itu disampaikan mengingat dari 30 unit sistem peringatan dini hanya ada 10 unit yang berfungsi.
Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edy Basuki menuturkan telah memasang sedikitnya 30 unit sistem peringatan dini (EWS) di daerah rawan tanah longsor. Namun menurut dia tinggal 10 saja yang berfungsi. "Bila terjadi intensitas hujan tinggi dalam waktu lama, silakan mengungsi ke tempat yang aman," kata Edy, Selasa, 2 November 2021.
Ia menjelaskan 10 EWS yang aktif sebagian besar ada di daerah utara wilayah Gunung Kidul atau kawasan Batur Agung Daerah itu meliputi Patuk Ngawen, Gedangsari, Nglipar dan Semin dan wilayah lain yang paling berpotensi mengalami tanah longsor.
Edy menuturkan kerusakan sistem peringatan dini disebabkan sejumlah faktor Salah satunya ialah faktor usia karena sudah lama dan kurangnya perawatan. Di sisi lain, BPBD tidak memiliki wewenang apalagi anggaran untuk perawatan alat.
"Perawatan EWS dan sebagainya sudah kami serahkan ke desa karena sudah jadi aset mereka. Kami berharap desa menganggarkan untuk perawatan alat dan penanganan bencana," ujar Edy.
Edy menambahkan pemetaan lain juga dilakukan terhadap potensi banjir di sepanjang aliran Sungai Oya dan Ngalang. Termasuk potensi banjir genangan di Saptosari, Semanu, Purwosari, Tanjungsari, Tepus dan Girisubo.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan yang mengakibatkan aliran sungai tersumbat," kata dia ihwal potensi tanah longsor dan banjir di Gunung Kidul.
Baca juga: BNPB Catat Terjadi 2.203 Bencana Alam, Korban Meninggal 549 Orang