Politikus PKS Minta Polri Hukum Polisi yang Banting Mahasiswa

Kamis, 14 Oktober 2021 10:22 WIB

Polisi banting mahasiswa saat aksi unjuk rasa memperingati hari ulang tahun ke-389 Kabupaten Tangerang. Instagram

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus PKS Bukhori Yusuf mendesak Polri menghukum anggota polisi yang membanting mahasiswa demonstran di Kabupaten Tangerang. Bukhori berujar hal itu demi menjaga nama baik institusi Polri dan memenuhi rasa keadilan publik yang geram dengan ulah anggota Kepolisian tersebut.

"Saya mendesak diberikannya sanksi tegas bagi aparat yang membanting demonstran itu," kata Bukhori dalam keterangannya, Kamis, 14 Oktober 2021.

Bukhori menilai tindakan anggota Kepolisian itu berlebihan dan tak berperikemanusiaan. Apa pun alasannya, kata dia, tindakan tersebut adalah sebuah pelanggaran hukum.

Mantan anggota Komisi Hukum DPR ini mengatakan setidaknya ada dua pelanggaran berat yang dilakukan anggota polisi itu. Pertama, pelanggaran terhadap instruksi Kapolri untuk mengedepankan pendekatan humanis dalam menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat.

Instruksi itu tertuang dalam telegram Kapolri tertanggal 15 September 2021. Kedua, pelanggaran hukum atas tindak kekerasan.

Advertising
Advertising

Bukhori juga menyesalkan kian bertambahnya catatan kelam Korps Bhayangkara di usianya yang sudah menginjak 75 tahun. Ia mengutip data Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) yang menyebut terjadi 651 kasus kekerasan oleh polisi dalam periode Juni 2020 hingga Mei 2021.

Kekerasan pada warga sipil disebutkan terjadi di berbagai tingkatan. Sebanyak 399 kasus kekerasan dilakukan aparat di tingkat kepolisian resor (Polres), 135 kasus di tingkat kepolisian daerah, dan 117 kasus di tingkat kepolisian sektor.

Bukhori mengatakan inisiatif Kapolri menerbitkan telegram untuk berlaku humanis patut diapresiasi. Namun kata dia, kebijakan itu mesti dikawal agar benar-benar terlaksana.

Peristiwa polisi membanting demonstran ini sebelumnya viral di media sosial. Hal itu terjadi saat polisi membubarkan demonstrasi Himpunan Mahasiswa Tangerang (Himata) di depan kantor Bupati Tangerang pada Rabu siang kemarin, 13 Oktober 2021.

Polisi tersebut, yang belakangan diketahui berinisial Brigadir NP, telah meminta maaf kepada Muhamad Fariz Amrullah, mahasiswa yang dibantingnya. Di media sosial, warganet mendesak agar kasus ini tak berhenti dengan permintaan maaf.

Adapun Kapolres Kota Tangerang Komisaris Besar Wahyu Sri Bintoro mengatakan bakal menindak tegas anggota polisi yang membanting mahasiswa itu. Wahyu juga mengklaim sudah memerintahkan agar para anggotanya berlaku humanis saat mengamankan demonstrasi.

Baca juga: Fakta Seputar Insiden Polisi Banting Mahasiswa

Berita terkait

Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden dalam RUU DKJ, PKS DKI: Mau Jadi Diktator?

10 jam lalu

Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden dalam RUU DKJ, PKS DKI: Mau Jadi Diktator?

PKS DKI khawatir penunjukan gubernur Jakarta oleh presiden dapat mengembalikan kondisi negara ke era Orde Baru.

Baca Selengkapnya

HUT ke-74 Polda Metro Jaya, Irjen Karyoto Beri Penghargaan untuk 18 Personel Berprestasi

15 jam lalu

HUT ke-74 Polda Metro Jaya, Irjen Karyoto Beri Penghargaan untuk 18 Personel Berprestasi

Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto memberikan penghargaan kepada personelnya di acara tasyakuran HUT Ke-74 Polda Metro Jaya

Baca Selengkapnya

Wawancara Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo Menjawab Isu Geng Solo dan Netralitas Polri di Pilpres 2024

1 hari lalu

Wawancara Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo Menjawab Isu Geng Solo dan Netralitas Polri di Pilpres 2024

Menanggapi isu netralitas di Pilpres 2024, Listyo Sigit Prabowo meminta publik melaporkan jika memang ada pelanggaran. Berikut wawancara lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Aiman Witjaksono Jawab 60 Pertanyaan soal Polisi tidak Netral dalam Pemilu 2024

1 hari lalu

Aiman Witjaksono Jawab 60 Pertanyaan soal Polisi tidak Netral dalam Pemilu 2024

Aiman Witjaksono menjawab 60 pertanyaan ketika diperiksa oleh penyelidik Polda Metro Jaya

Baca Selengkapnya

PKS DKI Ragu Gibran Ditindak soal Dugaan Pelanggaran Kampanye: Ada yang Dianakemaskan

1 hari lalu

PKS DKI Ragu Gibran Ditindak soal Dugaan Pelanggaran Kampanye: Ada yang Dianakemaskan

Cawapres Gibran Rakabuming diduga melanggar aturan kampanye saat melibatkan anak-anak di Penjaringan dan bagikan susu di area CFD

Baca Selengkapnya

Dilaporkan soal Polisi tidak Netral, Aiman Witjaksono: Saya Mencintai Polri

1 hari lalu

Dilaporkan soal Polisi tidak Netral, Aiman Witjaksono: Saya Mencintai Polri

Aiman Witjaksono mengklaim dirinya mencintai institusi Polri meski pernah menyebut ada aparat kepolisian yang tidak netral di Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Papua Nugini akan Rekrut Polisi Australia Jadi Pejabat di Kepolisian

1 hari lalu

Papua Nugini akan Rekrut Polisi Australia Jadi Pejabat di Kepolisian

Papua Nugini akan merekrut petugas kepolisian Australia untuk posisi-posisi penting dalam kepolisian nasionalnya

Baca Selengkapnya

Istri Dibakar Hidup-hidup oleh Tersangka KDRT, 70 Persen Tubuhnya Luka

2 hari lalu

Istri Dibakar Hidup-hidup oleh Tersangka KDRT, 70 Persen Tubuhnya Luka

Istri dibakar hidup-hidup oleh suaminya mengalami luka bakar di sekujur tubuh. Pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka KDRT.

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Intimidasi Pentas Teater Butet Kartaredjasa dan Agus Noor di Taman Ismail Marzuki

2 hari lalu

Polisi Diduga Intimidasi Pentas Teater Butet Kartaredjasa dan Agus Noor di Taman Ismail Marzuki

Seniman Butet Kartaredjasa menandatangani surat pernyataan dari polisi. "Bagi kami itu intimidasi," kata Agus Noor.

Baca Selengkapnya

Puluhan Alat Peraga Kampanye Caleg PKS Depok Diduga Dirusak

4 hari lalu

Puluhan Alat Peraga Kampanye Caleg PKS Depok Diduga Dirusak

PKS Kota Depok curigai perusakan alat peraga kampanye calegnya di 47 titik di Sawangan dan Bojongsari disengaja.

Baca Selengkapnya