Luhut Cerita Perintah LB Moerdani: Taruhan Keselamatan Pak Harto adalah Lehermu!

Reporter

Tempo.co

Minggu, 10 Oktober 2021 16:23 WIB

Luhut Binsar Pandjaitan. Maritim.go.id

TEMPO.CO, Jakarta -Luhut, adalah nama yang tidak bisa dipisahkan dari rezim Jokowi yang saat ini berkuasa. Secara resmi, Luhut Binsar Pandjaitan menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kamaritiman dan Investasi atau disingkat Menko Marves.

Tapi secara faktual, Luhut mengurusi banyak hal di luar bidang maritim dan investasi. Oleh Presiden Jokowi, Luhut diminta mengurusi penanganan Covid-19 sebagai Wakil Ketua Tim Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali.

Secara resmi ada 6 jabatan yang dibebankan dipundak Luhut. Yang terakhir adalah ia diserahi memimpin Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang selama ini menjadi tanggung jawab Menko Perekonomian AirlanggaHartarto.

Karena itu, jauh sebelumnya ia kerap dipelesetkan sebagai Menkosaurus alias menko segala urusan.

Soal urusan mengeksekusi masalah, Luhut sepertinya memang tidak perlu diragukan. Sebagai jenderal yang besar di pasukan antiterordi masa Orde Baru, Luhut sepertinya sudah tahu kunci-kunci setiap masalah, termasuk untuk urusan lobi.

Advertising
Advertising

Luhut punya tokoh idola yang menurut dia, menjadi rujukan dalam memimpin. Yakni Jenderal LeonardusBenyaminMoerdani alias BennyMoerdani. Di mata Luhut, BennyMoerdani adalah sosok yang dia kagumi. Melalui akun media sosialnya yang diunggah pada Juli 2019 lalu , Luhut berbagi cerita kesaksiannya sebagai orang yang pernah dekat dengan BennyMoerdani.

Dalam unggahan tersebut, Luhut menyertakan potret dirinya tengah mengunjungi makam Benny Moerdani di Taman Makam Pahlawan Kalibata. “Tiba-tiba Saya Teringat Pak Benny,” tulis Luhut mengawali ceritanya. “Suatu sore, saya tiba-tiba teringat kepada almarhum Jenderal TNI (Purn) Leonardus Benyamin (Benny) Moerdani, salah satu jenderal tempur TNI yang saya kagumi. Saya memang sudah beberapa waktu tidak berziarah ke makamnya.”

Alasan itulah yang membawa Luhut untuk “menjenguk” Benny Moerdani di tempatnya bersemayam. Benny Moerdani meninggal pada 29 Agustus 2004, setelah sempat dirawat beberapa waktu di RSPAD Gatot Soebroto. Benny Moerdani meninggal di usianya yang ke 72 tahun.

“Di pusara beliau saya memberi hormat penuh lalu mendoakan agar arwahnya diterima di sisi-Nya sesuai dengan amal jasanya sewaktu masih hidup. Kemudian saya sentuh batu nisannya,” cerita Luhut.

Bagi Luhut, Benny Moerdani adalah sosok yang dikaguminya sejak dirinya masih menjadi perwira menengah TNI-AD. Luhut mengaku mulai mengenal Benny Moerdani sejak dia berpangkat Mayor, sebelum dirinya bersama Prabowo Subianto dikirim untuk belajar mengenai pasukan anti-teror di GSG-9 di Jerman Barat.

Selanjutnya menjadi anak emas LB Moerdani...

<!--more-->

Kendati waktu itu Benny Moerdani berpangkat Letjen dan menjabat Asintel Hankam/ABRI, dari waktu ke waktu Benny Moerdani selalu minta Luhut untuk memberikan laporan kemajuan pendidikannya. “Ia tidak malu menelepon saya dan mengajukan pertanyaan yang mendetail,” tulis Luhut.

Setelah Luhut pulang dari pendidikannya di Jerman Barat dan mulai memimpin pasukan anti-teror pertama di Indonesia yaitu Datasemen 81 (Den-81), dia sering dipanggil menghadap Benny Moerdani di kantornya di Jalan Sahardjo, kini Balai Prajurit TNI, “Entah menanyakan pelatihan pasukan yang baru itu, atau lain-lain. Dari situ saya mendapat kesan khusus mengenai betapa ia memiliki karakter yang sangat kuat,” ungkap Luhut.

Menurut Luhut, Benny Moerdani adalah sosok yang berwibawa yang terpancar dari auranya, ditambah dengan wajahnya yang keras dan jarang tersenyum. Luhut mengagumi loyalitas Benny Moerdani kepada pimpinan negara dan NKRI yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Setiap kata atau tindakannya mencerminkan, menurut istilah masa kini, kesetiaan yang tegak lurus ke atas.

Suatu hari sebelum Luhut pernah mendapat penugasan memimpin operasi khusus Pengamanan Presiden Soeharto dalam KTT ASEAN di kota Manila, Filipina, Benny Moerdani yang sudah jadi Panglima ABRI mengatakan dengan dingin, “Luhut, sejak dua atau tiga tahun lalu, sudah banyak yang antri untuk menggantikan saya, tetapi orang ini (sambil menunjuk foto Pak Harto di dinding) kalau terjadi sesuatu pada dirinya…Republik itu menjadi kacau…!” kata Benny Moerdani dengan tegas kepada Luhut. “Jadi Luhut, taruhan keselamatan Pak Harto adalah lehermu..!” Sebagai perwira Luhut hanya bisa menjawab, “Siap! Laksanakan!”.

Akibat sering dipanggil ke kantornya, lama-kelamaan Luhut merasa risih. Kebanggaan dipanggil oleh Panglima ABRI mengecil, karena pasti banyak yang mengetahui, dan banyak pula seniornya yang tidak senang. “Mungkin juga jadi iri, seorang perwira menengah dipanggil oleh jenderal bintang empat berjam-jam,” ungkap Luhut.

Suatu hari ketika mood Benny Moerdani sedang bagus, Luhut memberanikan diri bertanya, “Pak, mohon izin, lain kali kalau memanggil saya bisa kah melalui atasan saya?” kata Luhut saat itu. Luhut kemudian mencuri pandang wajah Benny Moerdani. Setelah mendengar ucapan Luhut, rupanya membuat Benny Moerdani murka, mukanya lalu mengeras dan kedua tangannya mulai menyapu-nyapu mejanya.

Kejadian itu membuat Luhut menciut. “Saya menyesal, kok berani-berani membuat beliau marah,” ungkap Luhut. “Luhut!” kata Benny Moerdani dengan nada dalam. “Saya jenderal bintang empat!” sambil menunjukkan tanda pangkatnya di bahu “Dan kamu Letkol!”. Sejak itu Luhut tidak pernah berani menanyakan lagi soal itu.

Beberapa tahun kemudian ketika Benny Moerdani pensiun, Luhut menerima konsekuensi karena jadi golden boys alias anak emasnya Benny Moerdani. “Tapi saya terima itu dengan besar hati. Tidak jadi Danjen Kopassus, tidak jadi Kasdam atau Pangdam; bagi saya itu harus bayar sebagai akibat kesetiaan yang tegak lurus. Dan saya bangga mampu menjalankan nilai-nilai yang diturunkan oleh Pak Benny kepada saya,” tulis Luhut.

Banyak pelajaran mengenai kepemimpinan dan kemiliteran yang Luhut dapatkan dari Benny Moerdani. Luhut mengakui, karena pengaruh Benny Moerdani itulah yang membuatnya tertarik pada masalah-masalah intelijen, di antaranya dalam memelihara jaringan (networking) dengan berbagai tokoh di dunia. Benny Moerdani mempunyai buku alamat kecil yang sudah lusuh karena penuh dengan nama-nama tokoh penting dan nomor telepon hot-line yang ia bisa hubungi 24 jam sehari.

“Kenangan manis bersama Jenderal Benny Moerdani saya tuangkan dalam biografi saya nanti. Untuk sementara saya hanya bisa katakan, Rest in Peace Jenderal Benny! Hingga hari ini saya tidak mengecewakan harapan bapak!” tulis Luhut, menutup ceritanya.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca juga: Jokowi Alihkan Tugas Kereta Cepat ke Luhut, Indef: Indikasi Ada Masalah

Berita terkait

Prabowo Lantik Chatib Basri, Mari Pangestu hingga Anak Buah Luhut jadi Anggota Dewan Ekonomi Nasional

15 jam lalu

Prabowo Lantik Chatib Basri, Mari Pangestu hingga Anak Buah Luhut jadi Anggota Dewan Ekonomi Nasional

Pengangkatan anggota Dewan Ekonomi Nasional oleh Prabowo sesuai Keputusan Presiden Nomor 150 P Tahun 2024 tentang Pengangkatan Wakil Ketua dan Anggota Dewan Ekonomi Nasional.

Baca Selengkapnya

INDEF Sebut Potensi Tumpang Tindih Fungsi Pembentukan Dewan Ekonomi Nasional yang Dipimpin Luhut

4 hari lalu

INDEF Sebut Potensi Tumpang Tindih Fungsi Pembentukan Dewan Ekonomi Nasional yang Dipimpin Luhut

INDEF sebut ada potensi tumpang tindih fungsi dalam pembentukan lembaga dalam masa jabatan Prabowo salah satunya Dewan Ekonomi Nasional.

Baca Selengkapnya

Beberapa Sikap Kritis Tom Lembong Terhadap Pemerintahan Jokowi, Kini Kejagung Tetapkan Jadi Tersangka Impor Gula

6 hari lalu

Beberapa Sikap Kritis Tom Lembong Terhadap Pemerintahan Jokowi, Kini Kejagung Tetapkan Jadi Tersangka Impor Gula

Mantan Menteri Perdagangan Tom Lembong jadi tersangka korupsi gula impor. Co-Captain Anies Baswedan-Cak Imin di Pilpres 2024 kerap bersikap kritis.

Baca Selengkapnya

Menag dan Luhut Bahas Tindak Lanjut Deklarasi Istiqlal 2024

7 hari lalu

Menag dan Luhut Bahas Tindak Lanjut Deklarasi Istiqlal 2024

Deklarasi Istiqlal 2024 dilakukan saat kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024.

Baca Selengkapnya

Prabowo Kenang Sumitro Djojohadikusumo: Jauh Lebih Pintar dari Saya

8 hari lalu

Prabowo Kenang Sumitro Djojohadikusumo: Jauh Lebih Pintar dari Saya

Presiden Prabowo Subianto menceritakan peranan ayahnya, Sumitro Djojohadikusumo dalam membentuk karakternya.

Baca Selengkapnya

BEM FISIP Unair Dibekukan, KIKA: Seperti Kembali ke Era Soeharto

8 hari lalu

BEM FISIP Unair Dibekukan, KIKA: Seperti Kembali ke Era Soeharto

KIKA menilai pembekuan terhadap BEM FISIP Unair mencerminkan sikap otoriter seperti yang ada di era pemerintahan Soeharto.

Baca Selengkapnya

Luhut Rangkap Jabatan di Pemerintahan Prabowo, Pengamat: Risiko Konflik Kepentingan

11 hari lalu

Luhut Rangkap Jabatan di Pemerintahan Prabowo, Pengamat: Risiko Konflik Kepentingan

Luhut kembali mendapat jabatan di pemerintahan Prabowo Subianto. Bahkan, belum genap sepekan pemerintahan Prabowo, Luhut sudah menduduki dua kursi.

Baca Selengkapnya

Dewan Ekonomi Nasional Bakal Diisi Pakar Ekonomi, Indef: Selama Ini Ada Watimpres tapi Belum Tentu Presiden Mau Mendengarkan

12 hari lalu

Dewan Ekonomi Nasional Bakal Diisi Pakar Ekonomi, Indef: Selama Ini Ada Watimpres tapi Belum Tentu Presiden Mau Mendengarkan

Dewan Ekonomi Nasional (DEN) yang diketuai Luhut akan diisi pakar ekonomi. Ekonom Indef berharap fungsinya lebih optimal tidak seperti Watimpres,

Baca Selengkapnya

Menilik Tugas Dewan Ekonomi Nasional yang Dimulai dari Era Gus Dur

12 hari lalu

Menilik Tugas Dewan Ekonomi Nasional yang Dimulai dari Era Gus Dur

Saat itu, Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 144 Tahun 1999 tentang Dewan Ekonomi Nasional.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Jenderal TNI Wiranto: Dari Presiden Soeharto hingga Prabowo

12 hari lalu

Rekam Jejak Jenderal TNI Wiranto: Dari Presiden Soeharto hingga Prabowo

Presiden Prabowo melantik Jenderal TNI (Purn) Wiranto sebagai Penasihat Khusus Presiden bidang keamanan dan politik.

Baca Selengkapnya