Di Balik Kembalinya Majalah Tempo Usai Dibredel, Sempat Ditawar Adik Prabowo

Kamis, 7 Oktober 2021 17:14 WIB

Tempo menjadikan independensi sebagai roh dalam pemberitaan sehingga menjadi media yang tepercaya sejak terbit pertama kali dalam format majalah pada 1971. Dengan itu pula Tempo turut merawat Indonesia. TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Dua puluh tiga tahun yang lalu, tepatnya pada 6 Oktober 1998, Majalah Tempo kembali terbit setelah dibredel pada zaman Orde Baru selama 4 tahun. Pembredelan itu dilakukan pada 21 Juni 1994 karena dianggap terlalu tajam mengkritik Habibie dan Soeharto yang membeli kapal bekas dari Jerman Timur.

Pascalengsernya Soeharto pada 21 Mei 1998, karyawan yang dulunya bekerja di Majalah Tempo harus terpisah karena pembredelan. Mereka pun melakukan musyawarah ulang untuk memutuskan apakah majalah Tempo perlu hadir kembali atau tidak. Setelah itu, majalah Tempo pun terbit kembali pada 6 Oktober 1998.

Ada cerita menarik sebelum majalah Tempo akhirnya terbit kembali. Salah satu pendiri majalah Tempo, Goenawan Mohamad, mengatakan keluarga Prabowo Subianto pernah ingin membeli Tempo. Keinginan itu disampaikan oleh Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo, pada 26 Juni 1994, atau berselang lima hari setelah Tempo diberedel rezim Orde Baru pada 21 Juni 1994. "Tempo bisa hidup lagi kalau 'keluarga' bisa membeli Tempo," ujar Goenawan menirukan tawaran Hashim ketika itu, seperti diberitakan Tempo.co 21 Juni 2014.

Advertising
Advertising

Goenawan menuturkan, Hashim menyampaikan permintaan itu kepada dua orang di jajaran direksi Tempo, yakni Eric Samola dan Harjoko Trisnadi. Pertemuan itu terjadi di Hotel Hilton, yang kini menjadi Hotel Sultan, Jakarta. Istilah 'keluarga' yang dipakai Hashim diduga adalah keluarga Soeharto atau keluarga Prabowo. "Waktu itu keluarga Soeharto dan Prabowo sama," tutur Goenawan.

Selain ingin membeli Tempo, Hashim juga mengajukan syarat lain agar Tempo bisa terbit lagi. Pemimpin redaksi Tempo, tutur Goenawan, harus dipilih oleh keluarga Prabowo. "Tawaran itu disampaikan ke saya dan teman-teman yang lain”.

Goenawan menuturkan setelah mendapat tawaran tersebut, direksi dan awak Tempo lainnya menggelar rapat di rumahnya di Jakarta Timur. Hasil rapat tersebut memutuskan menolak tawaran Hashim. "Kami tak bisa berkompromi. Kemudian, saya bersalaman dengan teman-teman. Alamat Tempo akan mati selama-lamanya," katanya.

Berdasarkan Cerita di Balik Dapur TEMPO (2011), penolakan itu disampaikan lewat tengah malam, dengan cara diplomatis. Selain itu, ada pembangkangan sopan yang Tempo lakukan. Salah satunya adalah menolak pemberhentian Fikri sebagai pemimpi redaksi, kala itu. Fikri rupanya dianggap sebagai bagian dari “anti-Seoeharto”.

Pemberedelan pada 21 Juni 1994 itu merupakan pemberedelan kedua setelah Majalah Tempo diberedel oleh rezim yang sama pada 1982 karena dianggap terlalu keras mengkritik Orde Baru dan kendaraan politiknya, Golkar, pada saat Pemilu 1982.

M. RIZQI AKBAR

Baca juga:

6 Oktober, 23 Tahun Lalu Majalah Tempo Terbit Kembali Setelah 4 Tahun Dibredel

Berita terkait

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

11 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

14 jam lalu

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menanggapi soal jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Bagi-bagi Jatah Menteri di Kabinet Prabowo

15 jam lalu

Bagi-bagi Jatah Menteri di Kabinet Prabowo

Ia punya waktu hingga Oktober untuk menimbang dan menyusun kabinet Prabowo dalam pemerintahannya.

Baca Selengkapnya

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

15 jam lalu

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat dan Partai Gerindra respons begini soal Luhut yang meminta Prabowo untuk tidak membawa 'orang toxic' ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

1 hari lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

1 hari lalu

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

Presidential club adalah istilah yang bisa disematkan untuk silaturahmi para mantan presiden dengan presiden yang sedang menjabat.

Baca Selengkapnya

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

1 hari lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

2 hari lalu

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

Luhut menyampaikan pesannya kepada Prabowo Subianto selaku presiden terpilih periode 2024-2029, untuk tidak membawa orang toxic ke dalam kabinet

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

2 hari lalu

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

Prabowo Subianto berkeinginan membuat klub kepresidenan atau presidential club

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

3 hari lalu

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

Jokowi menegaskan susunan kabinet pada pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Presiden Terpilih dalam hal ini Prabowo

Baca Selengkapnya