Novel Baswedan Ingat Masa Kanak-kanak di Kampung Sumur Umbul Semarang

Jumat, 1 Oktober 2021 06:35 WIB

Novel Baswedan mengenakan topi sebagai pelindung matanya dari cahaya saat menyapa awak media usai berlangsungnya rekonstruksi penyiraman air keras di kediamannya, Jakarta, Jumat, 7 Februari 2020. Novel mengatakan dia tidak ingin penglihatan mata kanannya memburuk karena lampu sorot yang digunakan saat reka adegan. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Novel Baswedan, salah seorang pegawai KPK yang dianggap tak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK), mengakhiri masa jabatannya kemarin, 30 September 2021. Ia bersama 56 pegawai meninggalkan Gedung Merah Putih, Kuningan, Jakarta yang menjadi tempat mereka mengabdi memberantas koruptor, belasan tahun lamanya.

Novel Baswedan, peraih penghargaan Satyalancana Dharma Nusa, Satyalancana Kesatria Tamtama dan beberapa penghargaan lainnya ini, pada Selasa 11 April 2017, usai salat subuh di dekat rumahnya diserang dengan penyiraman air keras ke wajahnya yang membuat matanya rusak.

Dalam kondisi tersebut, Novel masih melakukan tugasnya. Termasuk memimpin tim menangkap mantan Sekretaris MA Nurhadi yang sebelumnya buron dalam kasus suap Rp 83 miliar rentang 2012-2016 terkait terkait pengurusan perkara di pengadilan tingkat pertama, banding, kasasi, ataupun peninjauan kembali di MA. Banyak lagi prestasi ia telah torehkan dalam tugasnya sebagai penyidik senior KPK, sebut saja OTT dua menteri, Mensos Juliari batubara dalam kasus bansos dan Menteri KKP Edhy Prabowo dalam kasus suap ekspor benih lobster.

Di balik segala pencapaiannya di KPK itu, bagaimana masa kanak-kanak Novel Baswedan?

Anak kedua dari empat bersaudara pasangan Salim Baswedan dan Fatimah ini, menceritakan mereka sekeluarga harus berpindah-pindah tempat tinggal karena keadaan ekonomi tidak memungkinkan. “Semua makanan apa saja rasanya enak. Tapi, kalau bisa beli gandos, makanan tradisional, wah senang sekali,” kata dia.

Ia mengingat masa kecilnya tinggal di daerah Kampung Sumur Umbul, Semarang. “Tempat itu terletak di area Kota Lama Semarang, posisinya dekat Gereja Blenduk, gereja besar peninggalan Belanda, dan tidak jauh dari Pasar Kobong, pasar besar setelah Pasar Johar,” kata ayah lima anak ini, berkisah.

Advertising
Advertising

Kampung Sumur Umbul, sebenarnya tak jauh dari pusat Kota Semarang. “Saat itu, kebanyakan warga kurang mampu tinggal di sana. Tidak banyak yang bisa mengenyam pendidikan tinggi, paling dua atau tiga orang saja, itupun kemudian mereka pindah tempat tinggal. Daerah tempat saya tinggal itu, dikenal dengan premanismenya,” ujarnya.

Novel menceritakan, “Saya dari keluarga besar, warga sekitar menghormati kami sekeluarga, mungkin karena mereka mengenal kiprah kakek saya (Umar Baswedan, saudara pahlawan nasional AR Baswedan), yang kerap membantu warga sekitar. Ketika kami susah, masyarakat pun memberikan bantuan. Kondisi orangtua saya saat itu ada masalah sedikit dengan ekonomi juga, jadi kami semua merasa sama,” kata dia, menceritakan.

Novel Baswedan ingat, saat ia berusia 9 tahun pun sempat pindah rumah kontrakan di daerah Jalan Supriadi, Semarang. Saat itu tempat ini di daerah perdesaan.

“Kemudian, sekitar umur 11 tahun atau 12 tahun, kami sekeluarga pindah lagi ke daerah Citarum, Indragiri di Semarang Kota. Tidak lama di daerah ini. Kemudian kami pindah Kembali ke Kampung Sumur Umbul, jika sebelumnya kontrak di rumah nomor 81, kemudian saat pindah ke rumah nomor 84. Saya senang karena bertemu dengan teman-teman lama dan di lingkungan yang sudah saya kenal sebelumnya,” ujarnya.

Baca: Istri Novel Baswedan: Suami Saya Tak pernah Langgar Kode Etik hingga Hari ini

Berita terkait

IM57+ Institute Nilai Penanganan Kasus Firli Bahuri sebagai Pertaruhan Integritas Presiden

15 menit lalu

IM57+ Institute Nilai Penanganan Kasus Firli Bahuri sebagai Pertaruhan Integritas Presiden

Ada kekhawatiran posisi Firli Bahuri yang pernah menjabat Ketua KPK berpotensi digunakan sebagai bahan bargaining dalam penanganan.

Baca Selengkapnya

KPK Apresiasi MA Tolak Kasasi Pengacara Lukas Enembe

24 menit lalu

KPK Apresiasi MA Tolak Kasasi Pengacara Lukas Enembe

"KPK menyampaikan apresiasi atas putusan Majelis Hakim Mahkamah Agung RI yang telah menolak permohonan kasasi dari terdakwa Stefanus Roy Rening."

Baca Selengkapnya

Putusan PK Turunkan Hukuman Mardani H Maming Jadi 10 Tahun Penjara, KPK Singgung Soal Efek Jera

3 jam lalu

Putusan PK Turunkan Hukuman Mardani H Maming Jadi 10 Tahun Penjara, KPK Singgung Soal Efek Jera

Mahkamah Agung dalam putusan PK menurunkan hukuman Mardani H Maming menjadi 10 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

KPK Tak Soal Menko Polkam Budi Gunawan Bentuk Desk Pencegahan Korupsi

4 jam lalu

KPK Tak Soal Menko Polkam Budi Gunawan Bentuk Desk Pencegahan Korupsi

Menko Polkam Budi Gunawan membentuk Desk Pencegahan Korupsi yang dipimpin Jaksa Agung ST Burhanuddin.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Ketua RT hingga Kepala Protokol Kalsel untuk Cari Sahbirin Noor

8 jam lalu

KPK Periksa Ketua RT hingga Kepala Protokol Kalsel untuk Cari Sahbirin Noor

KPK menyatakan Sahbirin Noor melarikan diri setelah menjadi tersangka korupsi.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Sebut Sahbirin Noor Masih di Indonesia, tapi Tak Tahu di Mana

9 jam lalu

Kuasa Hukum Sebut Sahbirin Noor Masih di Indonesia, tapi Tak Tahu di Mana

Kuasa hukum Sahbirin Noor mengatakan kliennya tak mungkin ke luar negeri karena sudah dicekal.

Baca Selengkapnya

PK Eks Bupati Tanah Bumbu Mardani Maming Dikabulkan MA, Hukuman Diperingan

9 jam lalu

PK Eks Bupati Tanah Bumbu Mardani Maming Dikabulkan MA, Hukuman Diperingan

Mahkamah Agung mengabulkan permohonan PK Mardani Maming.

Baca Selengkapnya

Pengacara Tom Lembong Buka Suara Soal LHKPN Kliennya Tak Cantumkan Aset Rumah, Tanah, dan Kendaraan

11 jam lalu

Pengacara Tom Lembong Buka Suara Soal LHKPN Kliennya Tak Cantumkan Aset Rumah, Tanah, dan Kendaraan

Pengacara Tom Lembong akhirnya buka suara soal LHKPN yang dilaporkan kliennya tidak memiliki aset rumah, tanah, dan kendaraan.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi 411 Kecam Cawe-Cawe Jokowi dalam Seleksi Pimpinan KPK

12 jam lalu

Massa Aksi 411 Kecam Cawe-Cawe Jokowi dalam Seleksi Pimpinan KPK

Pada reuni aksi 411 yang digelar di Patung Kuda Monas, seorang orator menyoroti cawe-cawe Jokowi dalam menentukan capim KPK.

Baca Selengkapnya

Kejagung Pindahkan Tahanan 3 Hakim PN Surabaya yang Bebaskan Ronald Tannur

12 jam lalu

Kejagung Pindahkan Tahanan 3 Hakim PN Surabaya yang Bebaskan Ronald Tannur

Kejagung memindahkan lokasi penahanan tiga hakim PN Surabaya yang membebaskan terpidana pembunuhan Ronald Tannur. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya