Ini 3 Strategi Kepala Bakamla Jaga Perbatasan di Laut Natuna

Selasa, 21 September 2021 05:46 WIB

Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksdya TNI Aan Kurnia, seusai melakukan pertemuan dengan pimpinan KPK, di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Kamis, 4 Maret 2021. Pertemuan ini membahas tentang kerjasama pencegahan korupsi dan pendampingan KPK terkait kegiatan Bakamla yang sedang melakukan penyusunan program kerja dengan focus prioritas sasaran kegiatan keamanan dan keselamatan laut sebagai kegiatan prioritas nasional pada rancangan kerja pemerintah Tahun 2021.TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksamana Madya Aan Kurnia mengatakan situasi di Laut Natuna Utara aman terkendali.

Hal ini disampaikan Aan setelah sejumlah kapal perang Cina ditengarai berlayar di kawasan tersebut pada Senin, 13 September 2021. "Saya tegaskan Laut Natuna Utara aman terkendali," kata Aan dalam Rapat Kerja dengan Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat, Senin kemarin.

Aan pun meminta nelayan-nelayan di Natuna untuk kembali berlayar mencari ikan. Ia menyatakan Bakamla siap menjaga dan mengamankan kawasan tersebut bersama sejumlah pemangku kepentingan lain.

"Kami siap menjaga dan mengamankan. Kami siap amankan mereka," ujar Aan.

Sebelumnya, sejumlah kapal perang asal Cina diduga berlayar di Laut Natuna Utara. Beberapa nelayan mengaku berpapasan dengan enam kapal perang tersebut pada Senin, 13 September 2021.

Advertising
Advertising

Ketua Aliansi Nelayan Natuna, Hendri, mengatakan anggotanya merekam video keberadaan kapal-kapal perang Cina itu ketika melaut pada pukul 09.00 pagi. "Kami cukup khawatir kalau terjadi apa-apa, kami mencari ikan hampir setiap hari di sana," kata Hendri.

Aan melanjutkan Indonesia menerapkan pendekatan politik luar negeri bebas aktif termasuk dalam menangani konflik di Laut Cina Selatan. Ia menyebut pendekatan itu ibarat gas dan rem dengan melihat perkembangan situasi.

Namun, Aan juga menilai penegak hukum tak boleh berkompromi terhadap kapal-kapal asing yang melanggar aturan memasuki perairan Indonesia, baik di Zona Ekonomi Eksklusif maupun landas kontinen. "Kalau ada yang melanggar tetap harus kita tindak," katanya.

Dia membeberkan, konflik di Laut Cina Selatan akan berdampak langsung pada banyaknya kekuatan militer negara-negara besar di perairan tersebut. Ada pula dampak tak langsung seperti perlombaan senjata, risiko gangguan pelayaran, serta peningkatan biaya logistik dan keamanan.

Aan mengatakan pada dasarnya Bakamla menyusun strategi di Laut Cina Selatan yang berbatasan dengan perairan Laut Natuna Utara. Menurut dia, strategi penjagaan kawasan itu tak bisa dilakukan Bakamla saja, tetapi mesti bekerja sama dengan instansi lain.

Aan lantas menawarkan sejumlah konsep untuk mengatasi persoalan tersebut. Pertama, hadirnya penegak hukum di kawasan perairan tersebut, mulai dari Bakamla, TNI Angkatan Laut, hingga Satuan Tugas Pemberantasan Illegal Fishing Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Kedua, ia mengatakan Indonesia mesti mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber daya alam di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen. Aan menilai Indonesia tak bisa sekadar mengklaim, tapi tak melakukan aksi apa pun.

Aan mengatakan memang sudah ada nelayan yang mencari ikan di perairan Natuna Utara. Namun mereka belum disiapkan secara profesional, sehingga sumber daya ikan di Laut Natuna lebih banyak dimanfaatkan oleh negara-negara lain seperti Vietnam dan Cina.

"Secara de facto kita hanya melongo saja kalau boleh dibilang di sini, jadi tidak ngapa-ngapain tapi mengklaim ini wilayah kita. Ini punya kita tapi kita tidak bisa memanfaatkan," ujar Aan.

Strategi ketiga menurut Aan adalah melalui jalan diplomasi. Dia mengatakan ketiga strategi tersebut harus berjalan secara paralel. Jika tidak, Aan menilai persoalan yang sama akan terus berulang sementara Indonesia terus tergagap.

"Kalau hanya aparatnya saja ini tidak selesai. Paling kita hanya nangkap-ngusir, nangkap-ngusir terus," kata Aan Kurnia. Ia mengimbuhkan Bakamla akan mendorong Kementerian Pertahanan untuk menerapkan strategi tersebut.

Baca juga: Kapal Perang Cina Masuk Laut Natuna, Pengamat Ingatkan RI Harus Perkuat Armada


BUDIARTI UTAMI PUTRI | ROSSENO AJI

Berita terkait

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

21 jam lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

1 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

1 hari lalu

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

Menlu AS, Antony Blinken, bertemu dengan timpalannya dari Cina, Wang Yi, untuk membicarakan banyak hal, termasuk hubungan Cina-Rusia.

Baca Selengkapnya

KPK Setor Rp126 Miliar ke Negara dari Uang Pengganti Kasus Korupsi di Bakamla

2 hari lalu

KPK Setor Rp126 Miliar ke Negara dari Uang Pengganti Kasus Korupsi di Bakamla

KPK menyetorkan uang pengganti kasus suap satelit Bakamla dengan terpidana korporasi PT Merial Esa.

Baca Selengkapnya

Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

2 hari lalu

Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

Kementerian Pertahanan Israel membeli 40 ribu tenda sebagai bagian dari upaya mengevakuasi pengungsi Gaza di Rafah

Baca Selengkapnya

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

6 hari lalu

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas

8 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas

Prabowo dan Tony Blair mendiskusikan satu kunci pencapaian kemakmuran dan perbaikan kualitas hidup rakyat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

9 hari lalu

Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Menhan AS Telepon Menhan Cina untuk Pertama Kalinya

11 hari lalu

Menhan AS Telepon Menhan Cina untuk Pertama Kalinya

Menhan AS, Lloyd Austin, berbicara dengan Menhan Cina ketika kedua negara berupaya memulihkan hubungan militer.

Baca Selengkapnya

Fumio Kishida Rapat dengan Joe Biden bahas Hadapi Agresivitas Beijing

17 hari lalu

Fumio Kishida Rapat dengan Joe Biden bahas Hadapi Agresivitas Beijing

Fumio Kishida ke Gedung Putih guna memfokuskan pada kerja sama bidang pertahanan untuk mengahalangi Beijing yang agresif

Baca Selengkapnya