Econovation 2021 Mentoring 15 Inovator Muda

Jumat, 17 September 2021 12:57 WIB

INFO NASIONAL Setelah menjaring 1.753 partisipanseluruhkegiatan dan 241 pendaftar, terpilih15 peserta terbaik setelah melalui proses seleksi ketat dan bertahap. Para inovator muda ini akan mengikuti mentoring, termasuk peluang bertemu investor potensial selama tiga hari, 13-15 September 2021.

Pembelajaran selama mentoring meliputi strategi pengembangan usaha (growth strategy), pengelolaan keuangan dan aset usaha (financial management), memahami legalitas (legal management), mempersiapkan pitching ide di hadapan calon investor, membangun hubungan dengan investor (networking session), mengikuti dan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi (digital technology issues), serta cara mengoptimalisasi sumber daya dalam bisnis (business management).

Seluruh ilmu tersebut sangat bermanfaat bagi para pengusaha muda untuk mengembangkan bisnisnya. Terlebih di masa sekarang ketika pandemi Covid-19 menjadi tantangan pertumbuhan ekonomi nasional.

CEO Yayasan EcoNusa, Bustar Maitar mengatakan program Econovation 2021 diluncurkan di masa pandemi Covid-19 ini untuk menantang generasi muda mengembangkan inovasi bisnis. Terutama inovasi yang dapat membantu masyarakat, khususnya masyarakat di pedesaan, pesisir pantai dan sekitar kawasan hutan.

“Kita berharap Econovation ini bukan kompetisi biasa seperti lainnya, tetapi menjadi kompetisi yang bisa memberikan dampak, faedah baik untuk menghadapi situasi seperti ini di masa yang akan datang. It’s Not business as usual seperti orang banyak pikirkan,” kata Bustar.

Advertising
Advertising

Kelompok masyarakat di wilayah-wilayah tersebut banyak yang terdampak oleh pandemi. Ada tiga sektor yang menjadi fokus Yayasan EcoNusa, yakni ketahanan pangan, edukasi, dan kesehatan berbasis komunitas. Hal-hal tersebut menjadi perhatian dalam Econovation 2021. Sebanyak 15 Finalis terpilih mewakili tiga sektor tersebut dan inilah daftarnya.

Sektor Ketahanan Pangan

Sebanyak delapan inovator muda terpilih memiliki ide bisnis di bidang sektor ketahanan pangan, dimana bisnis yang dijalankan juga memperhatikan kelestarian sumber daya alam.

Salah satunya Shaany Collagen Drink, pengolah limbah sisik ikan menjadi produk kolagen. Dengan dipadukan ekstrak buah, kolagen amat bermanfaat bagi kesehatan. Dalam proses produksinya, CEO Shaany Collagen Drink, Siti Nur Seha memberdayakan petani lokal dan ibu rumah tangga dari keluarga tidak mampu di Probolinggo. Peningkatan nilai ekonomi jadi harapan dalam pengembangan usahaini.

Rumah Rempah Noni milik Patrisia Lesmana adalah innovator berikutnya. Usaha ini memproduksi minuman dari aneka rempah dengan salah satu produk unggulan Premium Tongkat Ali. Untuk menjaga kualitas, Rumah Rempah Noni memberikan pelatihan kepada petani lokal agar bisa terlibat secara intens dari sisi pemanfaatan hasil taninya.

Kemudian ada Amorina dari Bandung, memproduksi makanan dan produk kecantikan yang terbuat dari spirulina ganggang biru-hijau dikombinasikan dengan bahan-bahan alami dan ramah lingkungan. Selama ini, kebanyakan dari kita acuh terhadap salah satu keluarga eubacteria itu. CEO Amorina, Michelle bercerita kerap mengadakan lokakarya untuk mitranya, termasuk kursus produk kecantikan di Yogyakarta.

Dari Kupang, Nusa Tenggara Timur, kita punya Timor Moringa yang memproduksi pangan lokal dari daun kelor organik, antara lain teh celup daun kelor, cokelat daun kelor, dan bubuk daun kelor. Usaha ini punya nilai sosial tinggi, selain mendongkrak komoditas lokal. CEO Timor Moringa, Meybi Agnesya menyebut usahanya melibatkan sebesar 95 persen petani lokal dalam olah produksinya.

Selanjutnya, perusahaan riset, pengembangan, dan inovasi produk fitokimia, Markherb. Inovasi asal Bandung ini memanfaatkan senyawa fitokimia yang dikenal sebagai senyawa penanda dan bahan baku obat. Dalam waktu dekat, Markherb segera meluncurkan Flabio, produk suplemen kesehatan berbahan bioflavonoid.

Defuture Farmer jadi inovasi yang tak kalah unik. Perusahaan teknologi pertanian ini membangun smart farming di perkotaan. Salah satu yang dikembangkan yakni vertical indoor farming, budidaya hidroponik bertingkat yang cocok dengan karakteristik perkotaan dan lahan sempit.Konsep ini jadi alternatif penghijauan skala kecil untuk menekan polusi di wilayah perkotaan.

Ketujuh ada Remparempa, penyedia jamu celup, jamu cube, dan inovasi berbasis rempah lainnya. Produk pangan herbal ini tentu sudah santer terdengar manfaatnya bagi tubuh dan penguat imun. Fika, pencetus Remparema mengatakan dalam proses bisnisnya, ia menerapkan pemberdayaan perempuan, perdagangan adil dengan petani dan ramah lingkungan.

Terakhir, dihadirkan cerita sebanyak 200 petani sorgum dan 50 hektare lahan di Lombok menjadi mitra Yanti, penggagas Yant Sorghum dari Nusa Tenggara Barat, untuk mengembangkan tanaman sumber pangan ini. Yant Sorghum mengembangkan model bisnis untuk mengembangkan kesejahteraan petani.

“Awalnya mereka hanya sebagai pakan ternak, saya bersama tim turun ke desa-desa, kita dampingi mereka dan kita bina. Gini loh, sebenarnya sorgum bisa dijadikan pangan alternatif untuk kita pengganti beras, jagung. Padahal dari harga pun jauh lebih murah,” kata Nur Rahmi Yanti mewakili bisnis Yant Sorghum.

Solusi Edukasi

Pada kategori edukasi, Econovation 2021 menghadirkan lima inovator muda yang menawarkan solusi adaptif terutama di masa pandemi.

Pertama ada ALC Indonesia yang memulai usaha pendidikan 10 tahun lalu dengan menyediakan les privat untuk siswa SMP dan SMA. Dalam perjalanannya, start up yang dikembangkan oleh Reza Azhari ini berfokus sebagai lembaga pelatihan Olimpiade Sains Nasional dan Internasional. Hingga kini,jebolan ALC telah meraih total 56 medali emas, 94 perak dan 134 perunggu dari seluruh ajang sains yang telah diikuti.

Untuk membangun pendidikan berkeadilan, terutama hingga daerah-daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), Edubox asal Bandung membuat terobosan dengan mengembangkan pembelajaran jarak jauh tanpa internet. Caranya, pengajar akan mengunggah materi belajar dan penilaian di Edubox, kemudian siswa bisa mengaksesnya tanpa internet. Platform ini diharapkan bisa memutus gap belum meratanya akses teknologi dan internet.

Schfess, atau dibaca School-fess, inovator ketiga yang akan beradu ide di Econovation 2021. Start up iniyang fokus pada pembuatan platform khusus pendidikan sosial. Di sini, siswa sekolah dapat berdiskusi, bertukar informasi, catatan, maupun menemukan mitra belajar yang cocok dengan proses belajarnya.

Pendidikan tidak hanya berbasis formal, namun juga informal seperti kesenian. Culture Academy Indonesia (CAI), platform berbasis daring menjawab masalah perlunya memperkuat pendidikan informal. CAI akan menghubungkan para mentor seni dengan pelaku UMKM dengan menyediakan kelas daring agar produk seninya makin berkualitas. CAI jugamembantu menghubungkan pelaku UMKM dengan perusahaan yang siap membeli produknya.

Terakhir, ada kanal pelatihan Komerce melatih anak-anak muda di desa-desa Jawa Tengah terampil menggunakan platform loka pasar (e-commerce). Hingga saat ini Komerce memiliki 789 pengguna UKM, melibatkan 600 pemuda dari desa, bekerja sama dengan 48 desa dan melatih sekitar 1.300 pemuda.

“Kami melatih pemuda desa di sekitar kami denganskill e-commerce. Nantinya kami akan kolaborasikan mereka dengan para UMKM yang bekerjasama dengan kami,” ujar penggagas Komerce, Intan Maulida Lazuardini.

Kesehatan Berbasis Komunitas

Kategori kesehatan menjadi sorotan terutama masa pandemi, yang tidak hanya melihat kesehatan fisik tapi juga mental. Econovation menghadirkan dua inovator muda yang memiliki inovasi adaptif.

Pertama, adaYuvee, start up yang memproduksi sterilizer dengan memanfaatkan sinar UV-C sebagai pengganti cairan disinfektan. Dalam proses produksinya, Yuvee bekerja sama dengan tukang kayu lokal yang membuat kotak pendukung untuk produk ini. Yuvee telah bekerja sama dengan startup lokal di Bandung untuk menyediakan layanan sterilisasi.

Kemudian, Kooyla, bisnis asal Bangka Belitung yang menyediakan layanan konsultasi kesehatan mental dengan psikolog dan psikiater. Kooyla juga menyediakan layanan tes psikologi untuk proses rekrutmen dan manajemen karyawan. Saat ini Kooyla bekerja sama dengan lebih dari 30 instansi dan perusahaan.

“Kita coba terintegrasi dengan HR (human resources) di sebuah perusahaan untuk bantu menciptakan budaya kerja yang masif, inklusif, dan pastinya memiliki kesehatan mental,” tutur Arrayyan Firdaus dari Kooyla. (*)

Berita terkait

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

8 hari lalu

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

Sejumlah inovasi ID FOOD mendapat apresiasi dari pelaku teknologi informasi di Tanah Air karena efektif mendukung aktivitas bisnis pangan.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

24 hari lalu

KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

Pergerakan pengguna Commuter Line Jabodetabek juga masih terpantau di stasiun-stasiun yang terletak di kawasan pusat perbelanjaan atau sentra bisnis.

Baca Selengkapnya

CEO Boeing Dave Calhoun Bersiap Mundur, Melawan Badai Sepanjang Kepemimpinannya

35 hari lalu

CEO Boeing Dave Calhoun Bersiap Mundur, Melawan Badai Sepanjang Kepemimpinannya

CEO Boeing Dave Calhoun memutuskan mengundurkan diri pada akhir tahun ini. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

41 hari lalu

Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

Program INOVASI fase ketiga merupakan kemitraan bidang pendidikan antara kedua negara untuk meningkatkan pembelajaran dan keterampilan murid SD.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Mesin Pemilah Sampah Karya Komib

45 hari lalu

Bamsoet Apresiasi Mesin Pemilah Sampah Karya Komib

Bamsoet apresiasi inovasi mesin pemilah sampah oleh komunitas Karya Pelajar Mengabdi Bangsa Indonesia

Baca Selengkapnya

Kominfo dan Microsoft Indonesia Kerja Sama untuk Tingkatkan Transformasi Digital

47 hari lalu

Kominfo dan Microsoft Indonesia Kerja Sama untuk Tingkatkan Transformasi Digital

Kementerian Kominfo dan PT Microsoft Indonesia bekerja sama untuk transformasi digital.

Baca Selengkapnya

Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

50 hari lalu

Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

Kedua tersangka bisa dijerat dengan hukuman mati karena dugaan korupsi pengadaan barang saat situasi bencana pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

50 hari lalu

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

50 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya