Puspom TNI Bentuk Tim Pengusut Kasus Ambon

Reporter

Editor

Kamis, 17 Juli 2003 09:28 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI telah membentuk tim pengusut kasus kerusuhan Ambon, Maluku. Tim yang diketuai Kolonel CPM Bakir ini telah memeriksa lima saksi yang kini ditahan kepolisian. Komandan Pusat Polisi Militer Mayjen TNI Sulaiman AB mengungkapkan hal kepada wartawan usai upacara Gelar Operasi Kepolisian Militer Citra Sakti tahun 2003 di Mabes TNI Cilangkap, Rabu, (22/1). Tim dibentuk empat hari lalu, kata Sulaiman. Berty Loupatty adalah salah satu di antara nama yang diperiksa. Ia dikenal sebagai pentolan Geng Coker. Sedangkan empat nama lainnya, Sulaiman mengaku, Tidak ingat, karena namanya sulit-sulit, tetapi yang jelas mereka sipil semua. Selain kelima orang saksi yang telah diperiksa, Sulaiman mengungkapkan masih ada sembilan saksi baru yang akan diperiksa tim Puspom TNI. Total dari jumlah saksi yang akan diperiksa, kata pria berkumis lebat ini, berjumlah 14 orang. Pihak kepolisian, kata Sulaiman, telah memberkas perkara. Ia berharap, dalam waktu dekat pihaknya sudah bisa membuktikan apakah TNI terlibat atau tidak aksi kerusuhan yang selama ini dituduhkan. Ia sendiri menolak hasil pemeriksaan yang diperoleh dari kelima saksi itu. Nanti saja, katanya. Christian Rahajaan yang mengaku sebagai pengacara Berty Loupaty, pada (7/1) lalu mengatakan Kopassus berada di balik kerusuhan Ambon. Bukan hanya pribadi anggota Kopassus tetapi institusi Kopassus yang mendukung kerusuhan di Ambon, kata Cristian waktu itu. Menurut pengakuan Berty kepada penyidik, sebagaimana diceritakan Christian, sebelum kelompoknya melakukan kerusuhan selalu mendapatkan pengarahan terlebih dulu dari Kopassus. Rahajaan kemudian mencontohkan peristiwa penyerbuan di desa Porto dan Haria serta tengggelamnya kapal California. Menurut Berty, seperti yang dikutipnya, pada penyerangan di dua desa itu digunakan dua speed boat yang dibiayai Kopassus. Keduanya melakukan penyerangan di masing-masing desa itu dan setelah terjadi kerusuhan kemudian kabur meninggalkan lokasi. Motif Kopassus sendiri melakukan hal itu, kata Christian, untuk menciptakan kondisi bahwa daerah Ambon masih rusuh. Christian juga menyebutkan untuk penyerangan di Porto dan Haria Berty mendapatkan upah Rp 500 ribu. Di tempat yang sama, Danjen Kopassus Mayjen TNI Sriyanto Muntasram mengaku beberapa saat setelah mendapat tuduhan dari Christian pihaknya melakukan pengecekan kepada Pangdam Pattimura Mayjen TNI Djoko Santoso dan kepada anggotanya. Dari hasil pengecekan itu, Sriyanto menyimpulkan, Tuduhan itu penuh kebohongan dan fitnah. Komandan jenderal dari baret merah ini kemudian menjelaskan beberapa peristiwa yang dianggapnya janggal. Pertama kasus peledakan bom di Jalan Yan Fais, Haria, Manggadua, dan Salobar yang dituduhkan kepada Kopassus. Padahal saat yang sama, ungkap Sriyanto, Anggota kami masih kampul-kampul di tengah laut di kapal menuju Ambon. Kedua kasus tenggelamnya kapal California yang juga ditudingkan kepada Kopassus. Menurut Sriyanto, anggota Kopassus yang dituduh melakukan pembakaran kapal itu tidak berada di Ambon. Anggota kami mulai operasi pada tanggal 1 Januari 2002, sementara kasus itu terjadi pada 11 Desember 2001. Jadi anggota kami belum ada yang kesana, kata Sriyanto. Terhadap tuduhan itu, Sriyanto mengaku memiliki keyakinan tinggi bahwa anggotanya tidak terlibat. Itulah yang saya percayai, kata dia dengan nada yakin. Diakuinya Berty telah memberikan banyak informasi yang bermanfaat tentang kejadian yang ada di Ambon. Namun ia tidak menjelaskan lebih rinci maksud dari perkataannya. (Bernarda Rurit Tempo News Room)

Berita terkait

Beasiswa Penuh di 7 Kampus BUMN Dibuka untuk 110 Orang, Begini Syarat dan Pendaftarannya

8 menit lalu

Beasiswa Penuh di 7 Kampus BUMN Dibuka untuk 110 Orang, Begini Syarat dan Pendaftarannya

Aliansi Perguruan Tinggi BUMN mengatakan, beasiswa ini diberikan agar lebih banyak siswa siswi yang bisa menikmati jenjang pendidikan tinggi.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ibu dan Gunung Semeru Bersautan, Begini Rincian Daerah Berbahaya Rekomendasi Badan Geologi

10 menit lalu

Erupsi Gunung Ibu dan Gunung Semeru Bersautan, Begini Rincian Daerah Berbahaya Rekomendasi Badan Geologi

Dalam semalam, Gunung Ibu dan Gunung Semeru bergantian mengalami erupsi. Badan Geologi, melalui PVBMG, merekomendasikan penetapan daerah berbahaya.

Baca Selengkapnya

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

18 menit lalu

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

Wantim Golkar mengakui popularitas Ahmed Zaki Iskandar tak setinggi kandidat lain seperti Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya

Mengenal Joel Matip yang akan Hengkang dari Liverpool

37 menit lalu

Mengenal Joel Matip yang akan Hengkang dari Liverpool

Bek Liverpool Joel Matip akan hengkang dari Liverpool setelah delapan tahun bermarkas di Anfield

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

45 menit lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Youtuber Ridwan Hanif Daftar Penjaringan Bakal Calon Bupati Klaten 2024 di PKS

45 menit lalu

Youtuber Ridwan Hanif Daftar Penjaringan Bakal Calon Bupati Klaten 2024 di PKS

Youtuber, Ridwan Hanif mendaftarkan diri mengikuti penjaringan sebagai bakal calon bupati (cabup) dalam Pilkada Klaten 2024 melalui PKS

Baca Selengkapnya

Ketua Umum PWI Kenang Salim Said Sebagai Tokoh Pers yang Serbabisa

1 jam lalu

Ketua Umum PWI Kenang Salim Said Sebagai Tokoh Pers yang Serbabisa

Hendry menyebut almarhum Salim Said menunjukkan bahwa wartawan dapat menjadi apa saja untuk mengabdi kepada bangsa dan negara.

Baca Selengkapnya

Siswa MTs di Semarang Diduga Aniaya Adik Kelas Pakai Setrika karena Ajakan Jabat Tangan Tak Direspons

1 jam lalu

Siswa MTs di Semarang Diduga Aniaya Adik Kelas Pakai Setrika karena Ajakan Jabat Tangan Tak Direspons

Seorang siswa Madrasah Tsanawiyah atau MTs di Susukan, Kabupaten Semarang diduga menganiaya adik kelasnya menggunakan setrika di asrama

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Ekonomi Indonesia Terlalu Bergantung pada Sumber Daya Alam

1 jam lalu

Ekonom Sebut Ekonomi Indonesia Terlalu Bergantung pada Sumber Daya Alam

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin kondisi ekonomi Indonesia dalam masalah karena terlalu tergantung pada sumber daya alam.

Baca Selengkapnya

Rentetan Erupsi Gunung Semeru Hari Ini: Kolom Abu Sampai 800 Meter, Awan Panas 3 Kilometer

1 jam lalu

Rentetan Erupsi Gunung Semeru Hari Ini: Kolom Abu Sampai 800 Meter, Awan Panas 3 Kilometer

Gunung Semeru dilaporkan erupsi sepanjang Sabtu, 18 Mei 2024. Status masih Siaga.

Baca Selengkapnya