Anggota DPR Minta Sekolah Tatap Muka Jadi Momentum Percepatan Vaksinasi Siswa

Senin, 30 Agustus 2021 15:01 WIB

Sejumlah murid kelas dasar mengikuti pembelajaran tatap muka pada hari pertama di SD Negeri Manggarai 01, Jakarta, Senin, 30 Agustus 2021. Pemprov DKI Jakarta resmi membuka sekolah tatap muka terbatas mulai 30 Agustus 2021 dan diikuti oleh 610 sekolah. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Pendidikan atau Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Illiza Sa'aduddin Djamal meminta agar pembelajaran tatap muka (PTM) yang dimulai hari ini sekaligus menjadi momentum untuk mempercepat vaksinasi siswa. Selain penerapan protokol kesehatan, vaksinasi ini dinilai penting untuk mencegah penyebaran penularan Covid-19.

"PTM diharapkan bisa dimanfaatkan untuk mempercepat proses vaksinasi, khususnya bagi siswa SMP dan SMA, sehingga semakin bisa mencegah proses penularan Covid-19," kata Illiza dalam keterangan tertulis, Senin, 30 Agustus 2021.

Target nasional vaksinasi anak usia 12-17 tahun ialah sebanyak 40.913.349. Hingga 29 Agustus 2021, baru 6,4 persen anak yang memperoleh vaksin Covid-19 dosis pertama dan 4 persen yang sudah menerima suntikan kedua.

Illiza juga mewanti-wanti agar Dinas Pendidikan di setiap daerah memastikan sekolah siap menjalankan pembelajaran tatap muka. Ia mengatakan, protokol kesehatan harus tetap ditegakkan. Para siswa pun mesti terus diedukasi ihwal tata cara pencegahan penularan Covid-19.

Politikus Partai Persatuan Pembangunan ini mengingatkan jangan sampai pembelajaran tatap muka memunculkan klaster baru. "Khususnya klaster sekolah yang membuat kawasan atau daerah yang sebelumnya sudah dalam kategori hijau menjadi oranye dan merah," kata Illiza.

Advertising
Advertising

Menurut Illiza, perlu ada komunikasi yang efektif antarinstansi, mulai dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; kepala daerah; hingga Dinas Pendidikan. Ia mengatakan perlu ada pemahaman dan standar yang sama dalam menerapkan pembelajaran tatap muka.

"Jangan sampai ada miskomunikasi yang membuat sekolah enggan untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah pusat terkait proses PTM terbatas," ucapnya.

Selain itu, mantan Wali Kota Banda Aceh ini meminta sekolah meningkatkan proses pembelajaran saat PTM. Ia berharap pembelajaran tatap muka membuat siswa lebih bisa belajar efektif dan mengejar ketertinggalan akibat pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama setahun terakhir.

Pemerintah mencoba kembali pembelajaran tatap muka di sekolah mulai semester gasal ini, kendati secara terbatas dengan beragam syarat. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek, Jumeri, mengatakan ada penurunan pencapaian belajar akibat PJJ.

"Jadi, solusinya membuka sekolah secepat dan seaman mungkin," kata Jumeri dikutip dari Koran Tempo edisi Senin, 30 Agustus 2021.

Pada bulan pertama semester ini, pembelajaran tatap muka digelar dengan kapasitas kelas hanya setengah dan dipantau ketat oleh pemerintah daerah. Orang tua menjadi pemegang keputusan akhir untuk menentukan boleh tidaknya anak mereka belajar di sekolah.

Syarat lain, hanya daerah dengan level pandemi satu hingga tiga yang boleh kembali membuka gerbang sekolah. Sejumlah kota seperti Jakarta, Tangerang, Depok, dan Bandung bisa dikatakan sudah memenuhi syarat terakhir tersebut.

BUDIARTI UTAMI PUTRI | KORAN TEMPO

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

9 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

17 jam lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

1 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

2 hari lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

3 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

7 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

20 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

27 hari lalu

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

30 hari lalu

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.

Baca Selengkapnya