Kata Pengamat Politik PAN Rugi Bergabung dengan Koalisi Pemerintahan Jokowi

Reporter

Friski Riana

Editor

Amirullah

Sabtu, 28 Agustus 2021 07:30 WIB

Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan memberi sambutan saat acara HUT ke-22 PAN, di DPP PAN, Jakarta, Ahad, 23 Agustus 2020. PAN menggelar peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-22 yang dilakukan secara virtual atau online dengan DPW dan DPD di seluruh Indonesia. ANTARA/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) ke koalisi Presiden Joko Widodo atau Jokowi justru akan merugikan partai tersebut.

“Ketika hari ini PAN masuk koalisi, sebenarnya rugi karena bisa jadi elektabilitas akan turun,” kata Ujang kepada Tempo, Jumat, 27 Agustus 2021.

Ujang menjelaskan, partai koalisi dan oposisi ibarat bejana yang berbeda. Jika elektabilitas koalisi pemerintah sedang stagnan atau turun, maka elektabilitas partai oposisi akan naik.

Dalam beberapa survei belakangan ini, kata Ujang, elektabilitas partai opisisi cenderung naik, seperti Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera. Sementara partai koalisi pemerintah, seperti PDI Perjuangan, turun dari 20 persen menjadi 14-15 persen, meski masih tertinggi.

Menurut Ujang, turunnya elektabilitas partai koalisi tak lain karena kepercayaan publik kepada pemerintah yang sedang turun. Adapun Presiden Jokowi, Ujang menilai akan diuntungkan dengan masuknya PAN ke koalisi karena menambah dukungan di parlemen.

Advertising
Advertising

Meski demikian, Ujang menilai tetap ada nilai plus bagi PAN ketika bergabung dengan koalisi Jokowi. Salah satunya jatah menteri di kabinet. “Mungkin PAN sudah berhitung matang. Kalau dapat kabinet dia bisa mengumpulkan uang. Kalau masuk pemerintah tidak diganggu, dapat back up politik,” ujarnya.

PAN resmi bergabung dalam koalisi pemerintahan setelah hadir pada pertemuan Presiden Jokowi dengan pimpinan partai koalisi di Istana Negara beberapa waktu lalu. Sejak 2019 lalu, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sudah mengklaim bahwa partainya mendukung pemerintahan Jokowi tanpa syarat. Kendati demikian, Zulkifli menyebut PAN tidak perlu masuk dalam koalisi.

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

48 detik lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

8 menit lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

26 menit lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

35 menit lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

58 menit lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

1 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

1 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

2 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

4 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

5 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya