Terbitkan Buku Demokrasi Tanpa Demos, LP3ES: Upaya Menantang Oligarki

Reporter

Caesar Akbar

Editor

Amirullah

Jumat, 20 Agustus 2021 13:11 WIB

Mahasiswa duduk di jalan saat aksi pawai alegoris mahasiswa di Bandung, Kamis, 9 Juli 2020. Mereka mengecam oligarki di pemerintahan yang tidak pro rakyat serta munculnya pengajuan beberapa RUU kontroversial. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial alias LP3ES merilis buku berjudul Demokrasi tanpa Demos dalam rangka memperingati 50 tahun lamanya mereka berkiprah di Tanah Air. Di samping itu, buku tersebut pun lahir dari refleksi atas kondisi kemunduran demokrasi.

"Ini adalah ikhtiar mendorong konsolidasi demokrasi yang tidak kita biarkan selalu terus menerus dikuasai oligarki. Ini adalah upaya menantang oligarki," ujar Direktur Pusat Studi Media dan Demokrasi LP3ES Wijayanto, Kamis, 19 Agustus 2021.

Wijayanto mengatakan buku ini juga sebagai tindak lanjut dari project webinar series Forum 100 Ilmuwan Sosial dan Politik. Selain itu, webinar ini pun menjadi acara puncak dari Sekolah Demokrasi LP3ES.

Forum diskusi ini mengundang tujuh ilmuwan yang terlibat dalam Forum 100 Ilmuwan tersebut untuk memperkaya perspektif publik terkait dengan kemunduran demokrasi. Mereka ialah Wijayanto, Jeffrey Winters, Ward Berenschot, Yatun Sastramidjaja, Dirk Tomsa, Olle Tornquist, Andreas Ufen, dan Eve Warburton. Diskusi tersebut membahas mulai dari oligarki, masalah lingkungan, hingga partai politik serta korupsi.

Wijayanto menyampaikan LP3ES bermaksud untuk memperkuat konsolidasi masyarakat sipil, melalui jejaring intelektual, sehingga dapat menstimulus lahirnya generasi baru. Upaya tersebut dilakukan antara lain melalui Forum 100 Ilmuwan yang membuahkan Demokrasi tanpa Demos maupun Sekolah Demokrasi.

"Kami menghadirkan berbagai perspektif demokrasi dan refleksi atas kondisi demokrasi bangsa yang kian memprihatinkan," kata Wijayanto.

Ia mengatakan ide awal buku Demokrasi Tanpa Demos ini lahir pada penghujung tahun 2020 saat Wijayanto, Aisah Putri Budiarti dan segenap tim menggagas perlunya mengundang ilmuwan dari seluruh dunia. Untuk itu, mereka pun melakukan call for paper kepada para ilmuwan terpilih untuk menulis refleksi mereka terkait masalah-masalah demokrasi di Indonesia dalam rangka memperingati hari ulang tahunnya LP3ES yang ke-50.

Advertising
Advertising

Kemudian, muncul ide untuk mengundang mereka berbicara dan mempresentasikan tulisan mereka. Forum itu kemudian diberi nama ‘Forum 100 Ilmuwan’. Seperti namanya, forum ini memanggil tak kurang 100 ilmuwan dari berbagai belahan dunia.

Selama tujuh bulan, Oktober 2020 hingga Juni 2021, ada 28 webinar. Dengan kata lain tiga webinar tiap minggunya. Total ada 135 orang terlibat dalam proyek ini. 77 orang di antaranya menuliskan refleksi kritis dan mempercayakan kepada LP3ES untuk menerbitkannya.

Sebagai apresiasi, kata Wijayanto, LP3ES memajang seluruh orang yang terlibat dalam forum ini, sebagai simbol bahwa lembaga ini lebih memilih untuk membersamai demos dalam merayakan setengah abad usianya. Mereka yang banyak jumlahnya, yang sering kali terlupakan wajahnya.

Ihwal judul buku Demokrasi Tanpa Demos, Wijayanto mengatakan hal tersebut diambil berdasarkan refleksi atas pemikiran kritis yang tertuang di buku ini dan juga pemikiran yang disampaikan pada rangkaian webinar.

"Ada satu garis besar yang menyoroti masalah pelik demokrasi di bangsa ini. Masalah itu tak lain dan tak bukan merupakan hilangnya demos dari proses demokrasi," ujar Wijayanto. "Pemimpin yang terpilih melalui proses yang demokratis justru berputar balik membelakangi masyarakat sipil -mengkhianati nilai-nilai demokrasi."

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

8 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

1 hari lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

2 hari lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

3 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

4 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

7 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

8 Janji Prabowo-Gibran: dari Makan Siang Gratis sampai Naikkan Gaji ASN dan TNI-Polri

8 hari lalu

8 Janji Prabowo-Gibran: dari Makan Siang Gratis sampai Naikkan Gaji ASN dan TNI-Polri

Delapan janji Prabowo-Gibran di antaranya makan siang gratis, pemeriksaan kesehatan gratis, sampai menaikkan gaji ASN, TNI/Polri.

Baca Selengkapnya

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

12 hari lalu

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

Dosen Ilmu Politik Universitas Udayana (Unud) prediksi 5 skenario potensial putusan MK sengketa Pilpres 2024 yang akan di gelar Senin, 22 April 2024

Baca Selengkapnya

Serikat Pekerja PLN Tolak Skema Power Wheeling yang Dinilai Untungkan Oligarki, Ini Alasannya

29 hari lalu

Serikat Pekerja PLN Tolak Skema Power Wheeling yang Dinilai Untungkan Oligarki, Ini Alasannya

Serikat Pekerja PLN menolak masuknya skema power wheeling dalam RUU Energi Baru dan Terbarukan karena dinilai menguntungkan oligarki

Baca Selengkapnya

Kelompok Pemantau Eopa: Pemilu Turki Belum Sepenuhnya Kondusif bagi Demokrasi

31 hari lalu

Kelompok Pemantau Eopa: Pemilu Turki Belum Sepenuhnya Kondusif bagi Demokrasi

Kelompok pemantau pemilu dari Dewan Eropa mengatakan lingkungan pemilu Turki masih terpolarisasi dan belum sepenuhnya kondusif bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya