Permen PLTS Atap Berisiko Bebani Keuangan Negara

Kamis, 19 Agustus 2021 19:50 WIB

Panel pembangkit listrik tenaga surya, di salah satu gedung yang berada di Jakarta. Foto: Aditya C Santoso

INFO NASIONAL – Pemerintah dikabarkan tengah menyiapkan regulasi baru yang akan mengatur tata kelola salah satu ragam energi terbarukan. Regulasi tersebut akan menggantikan Peraturan Menteri ESDM Nomor 49 Tahun 2018 tentang Penggunaan SistemPembangkit Listrik Tenaga Surya Atap Oleh Konsumen.

Permen ESDM Nomor 49 Tahun 2018 yang lahir darisemangat memasyarakatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) tersebut salah satunya memuat pemberlakukan Feed In Tariff (FIT) atau tariff ekspor-impor listrik dengan skema 1:0,65. Pada rancangan peraturan terbaru, tarifnya akan dinaikkan menjadi 1:1 atau mengharuskan PLN membeli 100 persen listrik PLTS Atap yang dihasilkan dari tempat pelanggan.

Menyoroti poin tersebut, pengamat energy dari Institut Sepuluh Nopember (ITS), Mukhtasor mengatakan pemberlakuan tarif baru tersebut berpotensi menambah beban keuangan negara. Negara akan memiliki tanggungan baru untuk memberikan kompensasi atas tingginya biaya impor daripada ekspor.

“Artinya biaya produksi listrik impor lebihtinggi daripada biaya produksi ekspor. Siapa yang menanggung ini? Jaringan dibangun dengan dana utang, perlu dirawat. Cicilan kepemberi utang harusdibayar. Pola produksi listrik yang tidak menentu karena cuaca memerlukan cadangan pembangkit yang stand by dan itu perlu investasi. Listrik yang susut menjadi panas dan sebagainya, siapa yang mengganti? Maka kalau 1:1, artinya biaya-biaya tersebut dikompensasi,” ungkap Mukhtasor.

Bagi pengguna PLTS Atap, kebutuhan listrik di siang hari lebih rendah ketimbang malam hari. Sehingga, PLN dapat mengurangi pembangkit miliknya yang berbahan bakar di siang hari. Sedangkan di malam hari semua pembangkit, termasuk yang berbahan bakar mahal harus menyala agar dapat memenuhi kebutuhan listrik konsumen.

Advertising
Advertising

Di sisi lain, Mukhtasor menilai hal ini akan disukai dunia usaha dan konsumen listrik berbasis rumah tangga karena sangat menguntungkan mereka. “Dari sisi ini bagus, mendorong banyaknya pengguna energi surya,” katanya.

Namun, akan terjadi risiko jika mitigasinya tidak lengkap dan belum berkelanjutan. Bagi masyarakat, risikonya akan mengalami tarif listrik yang semakin mahal. “Risiko pada APBN, risiko pada keuangan PLN, risiko pada beban publik akibat lagi-lagi semakin mahalnya tarif listrik,” ujar Guru Besar kelahiran tahun 1969 ini.

Mukhtasor mengingatkan Pemerintah untuk kembali menimbang secara matang revisi Permen PLTS Atap, terutama meninjau seberapa kuat postur APBN sanggup menanggung beban untuk menutup kompensasi.

“Ingat, di balik itu, apakah APBN akan sanggup menutup kompensasinya? Kalau negara kita kaya dan pejabatnya berbaik hati demikian, ekonomi cepat tumbuh. Tetapi jika ternyata APBN tidak kuat, beban kompensasi itu akan berubah menjadi beban perekonomian. Jadi kalau pun di awal-awal Permen ini disambut geliat industri, akan bertahan berapa lama?” ujarnya.

Maka, Pemerintah harus mengedepankan mitigasi risiko dalam menyusun Permen yang berkelanjutan. Pasalnya, kalau tidak dilengkapi mitigasi untuk menjamin keberlanjutan program, hasilnya akan berbahaya bagi perekonomian nasional. “Praktek kebijakan energi seperti itu justru berpotensi memperlebar kesenjangan dan meningkatkan kecemburuan sosial,” ungkap Mukhtasor.

Mukhtasor memberikan saran agar tata kelola EBT akan berjalan lebih baik dan optimal, sesuai target mengurangi emisi karbon, Kementerian BUMN dan PLN berkompromi dalam memulai perubahan. “Agar PLN menjadi lebih kuat dalam membantu negara menjalankan amanat UU Energi, bahwa setiap orang berhak ata senergi,” tegasnya. (*)

Berita terkait

Bamsoet Kembali Dorong Peningkatan Kualitas Pendidikan

1 jam lalu

Bamsoet Kembali Dorong Peningkatan Kualitas Pendidikan

Bambang Soesatyo mendorong agar kualitas pendidikan di Indonesia terus ditingkatkan. Baik melalui perbaikan kurikulum ataupun peningkatan kapabilitas pengajar atau guru.

Baca Selengkapnya

Telkomsel Pastikan Akses Jaringan Broadband dalam WWF 2024

2 jam lalu

Telkomsel Pastikan Akses Jaringan Broadband dalam WWF 2024

Telkomsel telah memastikan kesiapan infrastruktur terdepan untuk mendukung kenyamanan aktivitas komunikasi dan pengalaman digital seluruh perwakilan delegasi World Water Forum 2024 dengan mengoptimalkan kapasitas dan kualitas jaringan dari 4G hingga 5G di 344 site eksisting.

Baca Selengkapnya

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

2 jam lalu

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), membentuk kelompok tani mahasiswa sebagai ujung tombak masa depan bangsa yang harus memiliki konsen terhadap sektor pertanian.

Baca Selengkapnya

Nikson Nababan Siap Maju Pilgub Sumut

2 jam lalu

Nikson Nababan Siap Maju Pilgub Sumut

10 tahun memimpin Taput dengan prinsip clean government, Nikson Nababan berniat maju hanya untuk kesejahteraan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Taman Ismail Marzuki Gelar TIM Art Fest

2 jam lalu

Taman Ismail Marzuki Gelar TIM Art Fest

PT Jakarta Propertindo (Perseroda) (Jakpro) berkomitmen menjadikan TIM sebagai salah satu pusat seni dan budaya terbesar di Indonesia dan menjadikannya landmark penting dalam industri seni dan budaya nasional

Baca Selengkapnya

Nikson Nababan Daftar Bakal Calon Gubernur Sumut ke PPP

3 jam lalu

Nikson Nababan Daftar Bakal Calon Gubernur Sumut ke PPP

Nikson Nababan mengatakan, dirinya mengharapkan dukungan dari PPP.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Ekosistem Pendidikan, Pemkab Kediri Gandeng PSPK

3 jam lalu

Tingkatkan Ekosistem Pendidikan, Pemkab Kediri Gandeng PSPK

Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito, menggandeng Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) untuk mengembangkan ekosistem pendidikan di Kabupaten Kediri.

Baca Selengkapnya

PNM Peduli Serahkan Sumur Bor untuk Warga Indramayu

3 jam lalu

PNM Peduli Serahkan Sumur Bor untuk Warga Indramayu

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui aksi PNM Peduli kembali menggelar kegiatan sebagai bentuk tanggung jawan sosial dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Tegaskan Hukum Harus Adaptif Terhadap Dinamika Zaman

3 jam lalu

Bamsoet Tegaskan Hukum Harus Adaptif Terhadap Dinamika Zaman

Norma hukum yang dianggap ideal pada hari ini, bisa jadi dipandang memiliki banyak celah di masa depan, sehingga harus disesuaikan, direvisi atau bahkan diganti.

Baca Selengkapnya

Lembaga Demografi FEB UI Rilis Hasil Studi Mengenai Kontribusi Penetrasi Internet Telkomsel

5 jam lalu

Lembaga Demografi FEB UI Rilis Hasil Studi Mengenai Kontribusi Penetrasi Internet Telkomsel

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) meluncurkan hasil studi komprehensif bertajuk 'Kontribusi Penetrasi Internet Telkomsel Terhadap Perekonomian Indonesia'.

Baca Selengkapnya