Kenapa Naskah Asli Proklamasi Kemerdekaan Ditulis Bung Karno: 17 8 05

Reporter

Tempo.co

Selasa, 17 Agustus 2021 19:01 WIB

Petugas menunjukkan dokumen naskah konsep teks proklamasi di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Jakarta, Ahad, 16 Agustus 2020. Untuk memperingati HUT ke-75 Kemerdekaan RI, naskah asli tersebut turut dihadirkan pada upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI di Istana Merdeka pada 17 Agustus 2020. ANTARA/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini Republik Indonesia merayakan ulang tahun ke-76, terhitung sejak diproklamasikannya kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 silam. Naskah asli proklamasi ditulis Sukarno pada Jumat, 17 Agustus 1945 di rumah Laksamana Tadashi Maeda, Jalan Meiji Dori, atau sekarang dikenal sebagai Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Jakarta Pusat. Namun, mengapa pada naskah asli proklamasi it, Sukarno menuliskan tanggal 17-8-05 (hari 17-boelan 8- tahoen 05) bukan 17-8-1945i

Mengutip UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno di laman perpusbungkarno.perpusnas.go.id, pada 1945 Indonesia masih di bawah pendudukan Jepang, sehingga kalender yang digunakan saat itu masih tahun Jepang, atau sistem kalender Jimmu.

Jimmu merupakan Kaisar Jepang yang naik tahta pada tahun 660, yang mana kalender Jimmu lebih awal 660 tahun daripada tahun Masehi (kalender Gregorian). Sehingga tahun Jepang berdasarkan kalender Jimmu dihitung dengan menambahkan 660 pada angka tahun Masehi, yang berarti tahun 1945 pada kalender Masehi (Gregorian) saat itu sama saja dengan tahun 2605 pada kalender Jimmu Jepang. Maka dapat disimpulkan bahwasannya penulisan `05 pada naskah asli proklamasi merupakan singkatan dari tahun 2605 Jimmu Jepang.

Dalam artikel Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya pada laman cagarbudaya.kemdikbud.go.id, naskah asli proklamasi merupakan hasil rumusan tiga orang yaitu Sukarno, Mohammad Hatta, dan Ahmad Soebardjo, paragraf pertama diusulkan Ahmad Soebardjo, dan paragraf kedua usulan Mohammad Hatta. Setelah dirumuskan ketiga tokoh tersebut, naskah dimintakan pesetujuan pada sidang berjumlah 40 orang, yang kemudian naskah diketik Sajuti Melik.

Sebelumnya, naskah proklamasi tulisan tangan Sukarno sempat dibuang karena dianggap tak lagi berguna, namun kertas tersebut dikutip dan disimpan Burhanuddin Mohammad Diah sebagai arsip pribadi usai rapat perumusan naskah proklamasi 17 Agustus 1945. Kemudian pada 1995, Burhanuddin Mohammad Diah menyerahkan kertas berisikan naskah tersebut kepada Presiden Soeharto, dan pada tahun yang sama naskah disimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia.

DELFI ANA HARAHAP

Baca: Selama 60 Tahun Belanda Tidak Akui Indonesia Merdeka pada 17 Agustus 1945

Berita terkait

Bekas Tambang Emas Kontroversial di Jepang Kini jadi Situs Warisan Dunia UNESCO

2 jam lalu

Bekas Tambang Emas Kontroversial di Jepang Kini jadi Situs Warisan Dunia UNESCO

Tambang Pulau Sado Jepang pernah menjadi penghasil emas terbesar di dunia yang beroperasi selama 400 tahun sebelum ditutup pada 1989.

Baca Selengkapnya

Kualifikasi Piala Dunia 2026: Timnas Cina Hadapi Tekanan Berat Usai Kalah Telak dari Jepang

1 hari lalu

Kualifikasi Piala Dunia 2026: Timnas Cina Hadapi Tekanan Berat Usai Kalah Telak dari Jepang

Pelatih Timnas Cina Branko Ivankovic menyesali kekalahan telak saat menghadapi Jepang di kualifikasi Piala Dunia 2026. Jadi kekalahan terburuk.

Baca Selengkapnya

Belarusia Tangkap Warga Jepang atas Tuduhan Mata-mata

1 hari lalu

Belarusia Tangkap Warga Jepang atas Tuduhan Mata-mata

Agen intelijen Jepang mengumpulkan informasi rahasia, klaim media Belarusia

Baca Selengkapnya

Tom Lembong Kenang Faisal Basri: Beliau Aktivis Top Pasca-Jatuhnya Orde Baru Soeharto

1 hari lalu

Tom Lembong Kenang Faisal Basri: Beliau Aktivis Top Pasca-Jatuhnya Orde Baru Soeharto

Mantan Mendag Thomas Lembong mengenang ekonom senior Faisal Basri sebagai tokoh yang menginspirasi.

Baca Selengkapnya

Jam Tangan Paus Fransiskus Menjadi Sorotan, Berapa Harganya?

2 hari lalu

Jam Tangan Paus Fransiskus Menjadi Sorotan, Berapa Harganya?

Kesederhanaan Pemimpin Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke Indonesia menarik perhatian masyarakat.

Baca Selengkapnya

Chatib Basri Sebut Faisal Basri Tak Hanya Berani Mengkritik: Pemikirannya Cemerlang, Pandangannya Segar

2 hari lalu

Chatib Basri Sebut Faisal Basri Tak Hanya Berani Mengkritik: Pemikirannya Cemerlang, Pandangannya Segar

Wafatnya ekonom senior Faisal Basri hari ini membawa ingatan Eks Menteri Keuangan, Chatib Basri, kembali ke masa lampau.

Baca Selengkapnya

Spot Terbaik untuk Melihat Gunung Fuji dari Danau Yamanaka hingga Jalan Honcho

3 hari lalu

Spot Terbaik untuk Melihat Gunung Fuji dari Danau Yamanaka hingga Jalan Honcho

Banyak wisatawan yang ingin mengapresiasi keindahan Gunung Fuji dari berbagai sudut pandang.

Baca Selengkapnya

Jepang akan Perketat Syarat Masuk Wisatawan dari Negara Bebas Visa, Termasuk Indonesia

3 hari lalu

Jepang akan Perketat Syarat Masuk Wisatawan dari Negara Bebas Visa, Termasuk Indonesia

Skema otorisasi Jepang ini meniru Sistem Elektronik untuk Otorisasi Perjalanan (Esta) di Amerika Serikat, akan diperkenalkan mulai 2030.

Baca Selengkapnya

Mengenang Kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Indonesia 35 Tahun Lalu

5 hari lalu

Mengenang Kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Indonesia 35 Tahun Lalu

Sebelum Paus Fransiskus, Paus Yohanes Paulus II pernah berkunjung ke Indonesia 35 tahun silam, berikut situasi kunjungannya saat itu.

Baca Selengkapnya

Nilai Ekspor Udang ke Pasar Dunia 2024 Menurun

5 hari lalu

Nilai Ekspor Udang ke Pasar Dunia 2024 Menurun

KKP mencatat nilai ekspor udang Indonesia di pasar global periode Januari-Juni 2024, menurun.

Baca Selengkapnya