PPP: Data Kematian Penting, Jangan Dihapus Meski Sementara

Kamis, 12 Agustus 2021 05:32 WIB

Warga berziarah kubur di pemakaman khusus Covid-19 di TPU Pondok Rajeg, Kabupaten Bogor, Selasa, 20 Juli 2021. Hingga 22 Juli 2021, terdapat 3,033,339 kasus positif corona di Indonesia dengan kasus kematian mencapai 79.032 jiwa. ANTARA/Yulius Satria Wijaya

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani mengkritik langkah pemerintah mengeluarkan data kematian dari indikator evaluasi kebijakan penanganan pandemi Covid-19.

Arsul mengatakan data tersebut krusial untuk mengetahui sejauh mana kapasitas sistem kesehatan dan kemampuan penanganan terhadap pasien yang kondisinya parah. "PPP ingatkan pemerintah bahwa data kematian yang membentuk fatality rate di negara kita itu penting," kata Arsul kepada Tempo, Rabu, 11 Agustus 2021.

Arsul pun meminta pemerintah tak mengesampingkan data meskipun untuk sementara. Ia menyarankan pemerintah tetap menggunakan indikator tersebut sembari memperbaiki data yang disebut mengalami distorsi itu.

"Meskipun data yang ada dinilai kurang valid karena tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan akan diperbaiki, kami meminta agar kebijakan yang akan diambil pemerintah tidak mengesampingkan data kematian tersebut meski sementara," ujarnya.

Arsul merujuk pernyataan Koalisi Warga Lapor Covid-19 yang menyebut bahwa data kematian under recorded karena banyak pemerintah daerah tak transparan dan mencatat cermat, kecuali DKI Jakarta. Menurut pemantauan PPP, kata Arsul, data itu tetap bermanfaat untuk mengingatkan masyarakat tentang masih tingginya angka kematian karena Covid-19.

Advertising
Advertising

Artinya, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ini mengatakan meski validitasnya diragukan, data kematian tetap banyak dipakai oleh berbagai elemen warga. Misalnya untuk mengingatkan masyarakat luas agar lebih taat dengan pembatasan dan pentingnya vaksinasi. "Kalau dihilangkan, meski sementara, sama artinya dengan menghilangkan salah satu tool untuk mengingatkan masyarakat," kata Arsul.

Arsul menilai sudah menjadi tugas Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) untuk membereskan data tersebut. Menurut dia, pemerintah tak perlu malu jika angka kematian lebih tinggi setelah datanya dibereskan dan menjadi lebih akurat.

Dia mengimbuhkan, data yang lebih akurat akan membuat pengambilan kebijakan oleh pemerintah pusat hingga daerah menjadi berbasis bukti atau data (evidence/data based decision). "Bukan pikiran-pikiran lepas dari para pengambil kebijakan," ujar Arsul.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya mengatakan, pemerintah mengeluarkan data kematian dari indikator turunnya status PPKM level 4 menjadi 3 di beberapa daerah. Luhut beralasan ada distorsi karena data kematian tidak diinput secara update.

Baca juga: Luhut Ungkap Alasan Indikator Kematian Dihapus

Berita terkait

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

2 jam lalu

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat dan Partai Gerindra respons begini soal Luhut yang meminta Prabowo untuk tidak membawa 'orang toxic' ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Gibran Tanggapi Soal Orang Toxic: Spesifiknya Tanyakan Pak Luhut Saja

3 jam lalu

Gibran Tanggapi Soal Orang Toxic: Spesifiknya Tanyakan Pak Luhut Saja

Ditanya terkait ciri-ciri orang toxic tidak sepaham visi misi Prabowo-Gibran, Gibran mengaku tidak tahu orang yang dimaksud Luhut tersebut.

Baca Selengkapnya

Luhut Pesan ke Prabowo agar Tak Bawa Orang Toxic, Bagaimana Cara Menghadapi Orang Toxic?

3 jam lalu

Luhut Pesan ke Prabowo agar Tak Bawa Orang Toxic, Bagaimana Cara Menghadapi Orang Toxic?

Orang toxic merupakan individu yang secara terus-menerus memberikan dampak negatif terhadap kehidupan dan emosional orang lain.

Baca Selengkapnya

Luhut Ingatkan Prabowo Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan, Apa Ciri-ciri Orang Toxic?

3 jam lalu

Luhut Ingatkan Prabowo Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan, Apa Ciri-ciri Orang Toxic?

Orang toxic mengarah kepada karakter orang yang suka menghasilkan dampak negatif.

Baca Selengkapnya

Sepakat dengan Luhut, Demokrat Tak Ingin 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

6 jam lalu

Sepakat dengan Luhut, Demokrat Tak Ingin 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat sepakat dengan pesan Luhut Binsar Pandjaitan kepada Presiden terpilih Prabowo untuk tidak membawa orang toxic ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

9 jam lalu

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

Menurut Adi, menteri toxic yang dimaksud Luhut bisa menjadi racun bagi presiden dan merugikan pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

11 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

1 hari lalu

Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

Menurut pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, ada kemungkinan Luhut merujuk kepada figur atau kelompok tertentu melalui pernyataan tersebut.

Baca Selengkapnya

Layanan Internet Starlink Sudah Bisa Dipesan, Biaya Langganan Rp750 Ribu per Bulan

1 hari lalu

Layanan Internet Starlink Sudah Bisa Dipesan, Biaya Langganan Rp750 Ribu per Bulan

Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dan layanan internet milik Elon Musk, Starlink mulai menawarkan layanannya untuk masyarakat di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Juru bicara Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan maksud dari orang toxic dalam pemerintahan. Sebelumnya, Luhut menyebut istilah itu saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang kabinetnya.

Baca Selengkapnya