Menkes Sebut Jawa-Bali Sudah Lalui Puncak Covid-19, Pulau Lain Menanjak

Senin, 2 Agustus 2021 15:40 WIB

Suasana vaksinasi Covid-19 di Terowongan Kendal, kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat, 30 Juli 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan atau Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan Pulau Jawa dan Bali sudah melalui puncak kasus Covid-19. Budi menyebut puncak kasus terjadi setelah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat selama 13 hari, atau pada 15 Juli lalu.

Setelah itu, kata dia, angka kasus Covid-19 harian mulai menunjukkan penurunan. Dalam paparannya, Budi menyampaikan bahwa kasus harian di Jawa dan Bali menurun sebanyak 60 persen dalam kurun 15 Juli hingga 1 Agustus 2021.

"Sejak PPKM darurat dimulai, dalam 13 hari alhamdulillah kita sudah kena di puncak dan kita sudah mulai melihat laju penurunannya," kata Budi dalam konferensi pers, Senin, 2 Agustus 2021.

Di sisi lain, kata Budi, angka kasus di luar pulau-pulau lain mengalami kenaikan. Dia mengatakan pemerintah akan menangani peningkatan kasus Covid-19 di luar Jawa dengan cepat.

Menurut Budi, pemerintah tinggal mereplikasi saja langkah-langkah intervensi yang dilakukan di Jawa dan Bali. Salah satunya dengan memperkuat pengetesan, pelacakan, dan isolasi.

Advertising
Advertising

Budi mengakui rendahnya angka testing dan tracing akan berdampak pada terlambatnya penanganan kasus dan tingginya angka kematian. "Kenapa kematian tinggi karena orang masuk rumah sakit udah telat. Karena testing-nya juga kurang banyak," ujarnya.

Ia mengingatkan, pemerintah melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri telah menargetkan jumlah testing setiap kabupaten/kota berdasarkan angka positivity rate di setiap daerah. Semakin tinggi positivity rate, jumlah testing harus semakin banyak.

Budi mengimbuhkan, testing yang harus diperbanyak ialah pengetesan untuk epidemiologi. Bukan testing skrining seperti yang dilakukan jika hendak bepergian, menghadiri acara, atau menemui orang lain. Adapun yang dimaksud testing epidemiologi ialah pengetesan terhadap mereka yang kontak erat dengan orang positif Covid-19.

Menkes Budi Gunadi membeberkan, berdasarkan data 22-29 Juli 2021, jumlah testing epidemiologi sebanyak 45 persen. Artinya, lebih dari separuh pemeriksaan spesimen nasional dilakukan untuk skrining, bukan pemeriksaan kontak erat atau suspek. "Testing skrining tetap, tapi kami tambah secara lebih agresif testing epidemiologis yang bersumber dari pelacakan dan kontak erat," ucapnya.

Baca juga: Hindari Kepanikan, Menkes Minta RS Sampaikan Total Kamar



Berita terkait

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

4 jam lalu

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

Kementerian Kesehatan membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS berbasis rumah sakit pendidikan gratis.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

1 hari lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

1 hari lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

4 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

13 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pesan Menkes buat Pemudik, Hindari 3 Masalah Kesehatan Ini

28 hari lalu

Pesan Menkes buat Pemudik, Hindari 3 Masalah Kesehatan Ini

Menkes mengatakan tiga masalah kesehatan berikut bisa muncul ketika pemudik terlalu memaksakan diri sehingga membahayakan keselamatan.

Baca Selengkapnya

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

35 hari lalu

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

Ignasius Jonan dan Salman Subakat ada di antara empat nama anggota MWA ITB unsur wakil masyarakat. Menunggu pengesahan mendikbudristek.

Baca Selengkapnya

Ramai PIK 2 dan BSD jadi PSN, Ternyata Awalnya Diusulkan oleh Sandiaga dan Budi Gunadi

35 hari lalu

Ramai PIK 2 dan BSD jadi PSN, Ternyata Awalnya Diusulkan oleh Sandiaga dan Budi Gunadi

Pemerintah membeberkan awal mula Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2) dan Bumi Serpong Damai (BSD) masuk ke daftar PSN.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

35 hari lalu

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.

Baca Selengkapnya

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

37 hari lalu

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.

Baca Selengkapnya