KLHK Catat Limbah Medis Penanganan Covid-19 Mencapai 18.460 Ton

Rabu, 28 Juli 2021 13:55 WIB

Temuan limbah medis di Cilaku, Tenjo, Parungpanjang Bogor/Dok Humas Polres Bogor

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat adanya 18.460 ton limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), yang berasal dari penanganan Covid-19. Limbah medis ini berasal dari semua fasilitas pelayanan kesehatan, rumah sakit darurat, wisma tempat isolasi dan karantina, uji deteksi, dan vaksinasi.

"Arahan Pak Presiden terhadap penanganan limbah medis ini, kita harus intensifkan dan harus lebih sistematis betul-betul dilihat dari titik paling jauh di lapangannya," ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo, Rabu, 28 Juli 2021.

Siti mengatakan Jokowi meminta agar sistem itu bisa berjalan dari rumah ke pusat-pusat pelayanan, paralel sampai ke tempat penanganannya. Limbah medis itu sendiri mencakup infus bekas, masker, vial vaksin, faceshield, hazmat, jarum suntik, pakaian APD, sarung tangan, alat PCR antigen, dan alkohol pembersih swab.

Siti mengatakan data itu berasal dari daerah, provinsi. Namun ia mengatakan data itu bukan angka riil karena saat ini KLHK juga masih terus mengumpulkan datanya.

"Perkiraannya asosiasi rumah sakit limbah medis besar sekali, bisa mencapai 383 ton per hari," kata Siti.

Advertising
Advertising

Saat ini, fasilitas pengelola limbah B3 medis nasional mampu mengolah 493 ton per hari. Namun Siti mengatakan persoalannya fasilitas-fasilitasnya hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa.

"Arahan bapak presiden tadi supaya semua instrumen untuk pengelolaan limbah medis, untuk menghancurkan limbah yang infeksius itu harus diselesaikan," kata Siti.

Sejak tahun lalu, Siti mengatakan KLHK sudah mulai memberikan relaksasi bagi perizinan incinerator (pembakaran) limbah medis. Selain izin dipercepat, relaksasi juga diberikan bagi incinerator yang belum punya izin. Syarat suhu hanya 800 derajat Celcius dan pengawasannya diawasi oleh KLHK.

"Kita akan bangun alat-alat pemusnah, apakah incinerator atau shredder, nanti yang akan dijelaskan sistemnya oleh kepala BRIN, untuk segera direalisasikan dan diperintahkan Pak Presiden untuk segera dilaksanakan," kata Siti soal limbah medis.

Baca juga: Limbah Medis Meningkat Selama Pandemi, LIPI Tawarkan Metode Rekristalisasi

Berita terkait

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

5 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

5 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

8 hari lalu

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

Saat ini kejahatan perdagangan satwa dilindungi kerap dilakukan melalui media online.

Baca Selengkapnya

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

9 hari lalu

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.

Baca Selengkapnya

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

9 hari lalu

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.

Baca Selengkapnya

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

11 hari lalu

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

Meski dari kalangan bangsawan, keluarga Kartini ini kerap membantu masyarakat. Namun adik Kartini dipersekusi dan darak keliling kota hingga trauma.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

15 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

23 hari lalu

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

Sadio Mane bintang Al Nassr dikenal kedermawanannya untuk kampung halamannya, Bambali, Senegal. Berikut 8 amal jariyah Mane untuk kampungnya.

Baca Selengkapnya

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

23 hari lalu

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

Temuan individu baru badak Jawa menambah populasi satwa dilindungi tersebut di Taman Nasional Ujung Kulon. Beragam ancaman masih mengintai.

Baca Selengkapnya