Jubir Kominfo: Kasus Covid-19 Bisa Melandai Pekan Depan, Asal...

Reporter

Dewi Nurita

Kamis, 8 Juli 2021 18:17 WIB

Gedung RSDC Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta, Rabu, 16 Juni 2021. Pengelola RS ini telah menambah 1.400 tempat tidur untuk mengantisipasi lonjakan kasus. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kominfo, Dedy Permadi menyebut kasus Covid-19 bisa melandai pekan depan jika mobilitas masyarakat turun hingga 50 persen. Dalam beberapa hari terakhir, kasus Covid-19 terus mencetak rekor, bahkan hari ini tertinggi dengan 38.391 kasus.

"Apabila mobilitas bisa diturunkan sampai dengan 50 persen, maka kita akan melihat kasus melandai, menurun, di pertengahan minggu depan," ujar Dedy dalam konferensi pers daring, Kamis, 8 Juli 2021.

Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat Jawa-Bali telah diberlakukan mulai 3-20 Juli 2021. Sejauh ini, kata Dedy, penurunan mobilitas warga selama PPKM Darurat belum mencapai angka yang diharapkan. Untuk itu, Dedy mengimbau masyarakat menaati aturan PPKM Darurat dengan tetap berada di rumah saja jika tidak ada keperluan mendesak.

"Menahan diri untuk tidak keluar rumah apalagi berkerumun, Sekali lagi kami sampaikan di rumah saja, dan taati semua protokol kesehatan dengan seketat-ketatnya," kata Dedy.

Selama PPKM Darurat, pemerintah memantau ketat mobilisasi warga melalui Facebook Mobility, Google Traffic, dan Night Light dari NASA.

Data pada Ahad, 4 Juli 2021, indeks mobilitas di DKI Jakarta secara keseluruhan minus 18,6 persen, yang diperoleh dari Google Mobility sebesar minus 22,5 persen dan Facebook Mobility sebesar minus 15,7 persen. Hal ini digambarkan dari anggota yang aktif sebanyak 1.406 dari 7.817 orang.

Selanjutnya, di wilayah Kepulauan Seribu penurunan mobilitas mencapai minus 17,3 persen, Jakarta Barat sebesar minus 18,3 persen, Jakarta Pusat sebesar minus 17,0 persen, Jakarta Selatan sebesar minys 23,6 persen, Jakarta Timur sebesar minus 17,8 persen, dan Jakarta Utara sebesar minus 17,4 persen. Angka ini belum mencapai target pemerintah untuk dapat menurunkan mobilitas warga yang ditargetkan pada angka minus 30 persen hingga minus 50 persen.

Berikutnya, indeks mobilitas di provinsi Banten secara keseluruhan pada Minggu Ahad mencapai minus 21,6 persen, yang diperoleh dari Google Mobility sebesar minus 18,5 persen dan Facebook Mobility sebesar minus 13,3 persen. Hal ini digambarkan dari anggota yang aktif sebanyak 2.636 dari 7.243 orang.

Digambarkan di wilayah kota Cilegon penurunan mobilitas mencapai -15,9 persen, kota Serang sebesar minus 20,0 persen, kota Tangerang sebesar minus 24,7 persen, kota Tangerang Selatan sebesar minus 31,0 persen, Lebak sebesar minus 17,7 persen, Serang sebesar minus 18,2 persen, dan Tangerang sebesar minus 23,5 persen.

Adapun indeks mobilitas di provinsi Jawa Barat secara keseluruhan pada Ahad mencapai minus 17,8 persen, yang diperoleh dari Google Mobility sebesar minus 19,8 persen dan Facebook Mobility sebesar minus 15,6 persen. Hal ini digambarkan dari anggota yang aktif sebanyak 11.760 dari 21.646 orang.

DEWI NURITA

Baca juga: Cetak Rekor Lagi, Kasus Baru Positif Covid-19 Per 8 Juli Tembus 38.391

Berita terkait

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

28 menit lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

11 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

1 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

2 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

2 hari lalu

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

Garut alami gempa bumi belum lama ini. Daerah ini memiliki beragam destinasi wisata unggulan, antara lain Candi Cangkuang hingga Pantai Cijeruk.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

4 hari lalu

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

BMKG memprakirakan adanya potensi hujan lebat disertai petir 29 April - 5 Mei 2024 di wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

13 Ribu Jamaah Haji Jawa Barat Terbang dari Kertajadi, Embarkasi di Indramayu

5 hari lalu

13 Ribu Jamaah Haji Jawa Barat Terbang dari Kertajadi, Embarkasi di Indramayu

Jamaah haji Jawa Barat ada yang berangkat dari Bandar Kertajati di Majalengka dan Bandara Soekarno Hatta di Tangerang, Banten.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

6 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya