Transparency International Surati Jokowi untuk Stop Pemecatan Pegawai KPK

Reporter

M Rosseno Aji

Editor

Amirullah

Selasa, 6 Juli 2021 16:36 WIB

Video mapping bertuliskan King of Lip Service ditampilkan dalam aksi #SaveKPK oleh aktivis Green Peace, di Gedung KPK, Jakarta, Senin malam, 28 Juni 2021. Sebanyak 51 pegawai KPK dinonaktifkan dari 75 pegawai yang dinyatakan tidak lulus TWK. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Transparency International menyurati Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk meminta dihentikannya pemecatan terhadap pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi. Dalam surat yang dikirim pada 1 Juli 2021 itu, TI meminta Jokowi menyetop upaya pelemahan tersebut.

Transparency International mendesak Presiden Joko Widodo menggunakan kekuasaan eksekutifnya untuk menghentikan tindakan yang merusak ini,” kata Chief Executive Officer TI, Daniel Eriksson dalam suratnya, Selasa, 6 Juli 2021.

Daniel mengatakan Jokowi mesti memastikan menjaga KPK untuk menjalankan tugasnya memberantasan korupsi. Dia juga mengingatkan bahwa Indonesia harus mematuhi komitmen internasional dalam hal pemberantasan rasuah.

Lembaga yang bermarkas di Berlin, Jerman, ini menyatakan khawatir dengan perkembangan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia sejak revisi UU KPK pada 2019. Menurut Daniel, tanpa revisi, KPK sudah efektif dan independen dalam menjalankan tugasnya. “Selama dua tahun terakhir kita melihat ancaman berkelanjutan terhadap independensi dan kemanjurannya,” kata dia.

Daniel mengatakan pemecatan terhadap puluhan pegawai KPK lewat ujian pegawai negeri membuat kekhawatirannya makin besar. Apalagi, TI tahu bahwa pemecatan itu bertentangan dengan pernyataan Presiden Jokowi yang mengatakan bahwa ujian itu tak boleh menjadi landasan untuk memecat pegawai. Selain itu, pemecatan tersebut juga dianggap bertentangan dengan komitmen antikorupsi yang sudah diteken Indonesia.

Advertising
Advertising

“Jokowi harus menegur komisioner KPK dan membatalkan pemberhentian pegawai,” ujar dia.

Daniel bilang KPK yang kuat, efektif dan independen penting untuk pertumbuhan dan pemulihan Indonesia dari pandemi Covid-19. Untuk memperoleh kepercayaan publik terhadap KPK dan Indonesia, kata dia, lembaga antikorupsi harus beroperasi sesuai dengan Konvensi Antikorupsi PBB dan Prinsip Jakarta.

Berita terkait

Seleksi CPNS Diminta Ditunda hingga Usai Pilkada, Rentan Menjadi Komoditas Politik

32 menit lalu

Seleksi CPNS Diminta Ditunda hingga Usai Pilkada, Rentan Menjadi Komoditas Politik

Ketua Ombudsman RI Mokhammad Najih menyarankan agar rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) ditunda hingga Pilkada selesai.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

1 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

2 jam lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

3 jam lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

3 jam lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

6 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

8 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

17 jam lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

18 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

18 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya