Harmoko, Eks Wartawan yang Jadi Orang Kepercayaan Soeharto

Reporter

M Rosseno Aji

Editor

Amirullah

Senin, 5 Juli 2021 06:05 WIB

Pada Mei 2021 lalu, Dimas mengatakan kondisi kesehatan Harmoko kian menurun lantaran usia yang sepuh. Ketika itu Dimas menyebut sang ayah sudah tak bisa berkomunikasi. TEMPO/Amatul Rayyani

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Penerangan era Presiden Soeharto, Harmoko, meninggal pada Ahad 4 Juli 2021. "Innalillahi wa innailaihi rojiun telah meninggal dunia Bapak H. Harmoko bin Asmoprawiro pada hari Minggu 4 Juli jam 20:22 WIB di RSPAD Gatot Soebroto. Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau dan mohon doanya insya Allah beliau husnul khotimah. Aamiin," demikian pesan yang diperoleh Tempo.

Pria kelahiran Nganjuk, Jawa Timur 7 Februari 1939 ini melejit dari seorang kartunis menjadi Menteri Penerangan paling lama dalam kabinet Soeharto. Selama tiga periode 1983 hingga 1997, Harmoko memegang kewenangan luar biasa yang bisa menentukan hidup-mati media massa di rezim otoriter Orde Baru. Ketika Orde Baru tumbang, Harmoko bertahan.

Sebelum masuk ke dunia politik, Harmoko lama berkarier sebagai wartawan dan kartunis di Harian Merdeka dan Majalah Merdeka pada 1960. Pada 1964, Harmoko menjadi wartawan di Harian Angkatan Bersenjata. Sempat gonta-ganti media, Harmoko dan sejumlah rekan mendirikan Harian Pos Kota pada 1970.

Kiprahnya di dunia media massa, membuat Soeharto kepincut. Pada 1983, Presiden kedua Indonesia itu mengangkatnya menjadi Menteri Penerangan. Selama menjabat Menteri Penerangan, Harmoko menjadi sosok di balik pembredelan beberapa media seperti Tempo, DeTik dan Editor. Alasannya stabilitas pemerintah.

Harmoko menjadi orang kepercayaan paling efektif Soeharto. Wartawan senior Muhamad Chudori pernah bercerita setiap bulan Harmoko memanggil para pemimpin redaksi untuk mendengarkan wejangannya selama berjam-jam. “Harmoko akan bicara tentang beberapa hal yang disampaikan oleh Presiden kepadanya,” kata Chudori mantan Pemimpin Redaksi Antara, dikutip dari Majalah Tempo edisi 12 Januari 2003.

Advertising
Advertising

Kerja keras Harmoko mengontrol pers tak sia-sia. Pada 1993, dia dipilih menjadi Ketua Umum Golkar. Jabatan itu sebelumnya hanya pernah dipimpin oleh bekas jenderal. Melalui partai itu dan restu Seoharto, Harmoko bisa menjadi pemimpin DPR/MPR pada 1997. Setahun kemudian, restu itu menjadi boomerang untuk Soeharto.

Menjelang Pemilihan Presiden tahun 1998, Presiden Soeharto sebenarnya berniat mundur. Namun, Harmoko mendukungnya untuk melanjutkan pemerintah. Setelah kembali terpilih, krisis moneter terjadi pada Mei 1998. Kerusuhan pecah.

Di tengah kerusuhan itu, Harmoko memandu pimpinan DPR pada 16 Mei 1998 ke Istana Presiden meminta Soeharto mundur dari jabatan yang telah digenggamnya selama 32 tahun itu. Harmoko menjenguk Soeharto di Rumah Sakit Pusat Pertamina pada 2008. Itu menjadi pertemuan mereka yang terakhir sebelum pemimpin Orde Baru itu meninggal.

Hancurnya Orde Baru tak ikut melengserkan Harmoko dari kekuasaan. Harmoko masih menjabat Ketua MPR hingga 1999. Selesai dari dunia politik, Harmoko kemudian melanjutkan bisnis media massanya. Hingga akhirnya, mantan pejabat itu mengembuskan nafas terakhirnya pada Ahad malam, 4 Juni 2021.

Harmoko diketahui sudah sakit sejak beberapa tahun lalu. Putra Harmoko, Dimas Azisoko, mengatakan pada Mei 2021 lalu, kondisi kesehatan ayahnya kian menurun lantaran usia yang sepuh. Ketika itu Dimas menyebut sang ayah sudah tak bisa berkomunikasi.

Berita terkait

Ketahui Asal-Asul 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional

2 hari lalu

Ketahui Asal-Asul 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional

Asal-usul Hari Buruh bermula dari tragedi Haymarket yang terjadi di Chicago, Amerika Serikat, pada 1 Mei 1886.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

2 hari lalu

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

3 hari lalu

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

Walaupun telah meninggal, mendiang Ibu Tien Soeharto tetap dikenang dalam perjalanan sejarah bangsa.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

8 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

10 hari lalu

Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

Patung Kuda Arjuna Wijaya di Jalan Medan Merdeka Jakarta kerap jadi sentral unjuk rasa. Terakhir demo pendukung 01 dan 02 terhadap sengketa pilpres.

Baca Selengkapnya

49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

12 hari lalu

49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

Tie Soeharto menggagas dibangunnya TMII sebagai proyek mercusuar pemerintahan Soeharto. Proses pembangunannya menuai pro dan kontra.

Baca Selengkapnya

Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

12 hari lalu

Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dibangun pada 1972 dan diresmikan pada 20 April 1975, berawal dari ide Tien Soeharto.

Baca Selengkapnya

64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

14 hari lalu

64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai Open House Jokowi di Istana Negara, Ini Sejarah Open House di Kalangan Pejabat Negara

21 hari lalu

Ramai Open House Jokowi di Istana Negara, Ini Sejarah Open House di Kalangan Pejabat Negara

Tradisi open house di kalangan pejabat Indonesia makin menguat sejak Orde Baru era kepemimpinan Soeharto.

Baca Selengkapnya

Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

30 hari lalu

Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

Prabowo Subianto, memilih Cina sebagai negara pertama yang dikunjunginya, menandai pentingnya hubungan Indonesia-Cina.

Baca Selengkapnya