Terpopuler Nasional: Cara Mendaftar Vaksinasi dan 11 Calon Dubes Non-karir

Reporter

Tempo.co

Minggu, 27 Juni 2021 07:04 WIB

Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Berita paling banyak dibaca pada akhir pekan ini di antaranya cara mendaftar vaksinasi jalur umum yang dibuka awal Juli. Kemudian, calon duta besar pilihan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dari jalun non-karir mulai dari pengusaha, jenderal hingga politikus. Berikut rangkumannya:

1. Cara Mendaftar Vaksinasi Jalur Umum yang Dibuka Awal Juli

Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan surat edaran yang menyatakan bahwa seseorang dapat divaksinasi tanpa memandang domisili maupun tempat tinggal di KTP. Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat umum usia 18 tahun ke atas akan dibuka awal Juli mendatang.

Vaksinasi ini dikabarkan akan dilakukan di seluruh Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Vertikal Kemenkes, seperti rumah sakit, puskesmas, dan kantor kesehatan pelabuhan. Pemerintah kini menargetkan agar vaksin dapat diterima rata-rata satu juta per hari.

Untuk dapat mencapai angka ini, Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mendirikan pos pelayanan vaksinasi yang dapat memberikan pelayanan kepada semua target sasaran tanpa memandang domisili atau tempat tinggal KTP. Hal ini tercantum dalam Surat Edaran nomor HK.02.02/I/1669/2021.

Advertising
Advertising

Lalu bagaimana prosedur dan cara pendaftaran vaksinasi jalur umum? Ada dua cara yang dapat ditempuh:

Pendaftaran di lokasi
Pilih tempat di mana Anda akan melakukan vaksinasi jauh-jauh hari. Contohnya, di Yogyakarta ada 9 (sembilan) rumah sakit yang melayani vaksinasi gratis. Perlu diingat bahwa tidak semua rumah sakit melayani pendaftaran di tempat, ada yang melayani pendaftaran vaksinasi lewat telepon, aplikasi, hingga chat. Jangan lupa untuk membawa KTP sebagai bukti identitas.

Pendaftaran daring
Pada umumnya, ketentuan pendaftaran sudah diatur oleh masing-masing rumah sakit dan puskesmas. Namun, pendaftaran vaksinasi daring juga dapat dilakukan di sini dengan mengunduh dan mendaftarkan diri pada aplikasi PeduliLindungi terlebih dahulu. Anda dapat memilih sendiri tempat, tanggal, dan waktu pelaksanaan vaksinasi. Lalu datang ke tempat pada tanggal dan waktu yang telah ditentukan.

2. 11 Calon Dubes Non-karir: Bos Sinar Mas, Eks Waka BAIS hingga Politikus PDIP

Sebanyak 33 nama masuk dalam daftar calon duta besar atau Dubes pilihan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Daftar itu terdapat dalam lampiran Surat Presiden RI Nomor R-25/Pres/6/2021 tanggal 4 Juni 2021. Dari 33 nama, 11 di antaranya merupakan calon dari jalur non-karir.

Siapa saja mereka? Dan bagaimana latar belakangnya? Berikut rinciannya:

1. Rosan Perkasa Roeslani calon Dubes untuk Amerika Serikat. Rosan adalah salah satu pengusaha terkemuka di Indonesia. Saat ini dia masih berstatus Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia atau Kadin Indonesia (2015-2020), organisasi yang mewadahi seluruh pengusaha dan asosiasi dunia usaha di Indonesia.

2. Zuhairi Misrawi calon Dubes untuk Republik Tunisia. Pria yang akrab disapa Gus Mis ini merupakan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Zuhairi pernah menjadi anggota tim kampanye pemenangan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam dua kali Pemilu Presiden (Pilpres), pada 2014 dan 2019. Dalam surat presiden sebelumnya, nama Zuhairi tercatat sebagai calon Dubes Arab Saudi, belakangan posisi intelektual muda NU itu bergeser ke Tunisia.

3. Fadjroel Rachman calon Dubes untuk Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan. Bekas aktivis mahasiswa di tahun 1980-an ini merupakan Juru bicara Presiden Joko Widodo pada Kabinet Indonesia Maju. Fadjroel Rachman pernah menjadi Komisaris Utama PT Adhi Karya Tbk. Setelah itu, dia menjabat Komisaris di PT Waskita Karya TBK.

4. Agus Widjojo calon Dubes untuk Republik Filipina merangkap Republik Kepulauan Marshall Islands dan Republik Palau. Agus merupakan Eks Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).

5. Lena Maryana Mukti calon Dubes untuk Kuwait.
Politikus PPP ini merupakan salah satu anggota
tim kampanye Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019.

6. Rudy Alfonso calon Dubes utuk Republik Portugal.
Ia merupakan pengacara sekaligus politikus Partai Golkar. Nama Rudy pernah mencuat saat menjadi saksi dalam kasus proyek kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP untuk tersangka Markus Nari.

7. Muhammad Najib untuk Kerajaan Spanyol merangkap United Nations World Tourism Organization (UNWTO) berkedudukan di Madrid

8. Abdul Aziz untuk Kerajaan Arab Saudi merangkap Organization of Islamic Cooperation (OIC), berkedudukan di Riyadh

9. Muhammad Prakosa untuk Italia merangkap Republik Malta, Republik Siprus, Republik San Marino. Prakoso merupakan politikus PDIP. Di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia juga pernah ditawari posisi yang sama, namun Prakosa menolak.

10. Gandi Sulistiyanto Soeherman untuk Republik Korea. Gandi kini menjabat sebagai Managing Direktur Sinar Mas Group.

11. Mayjen TNI Gina Yoginda untuk Republik Islam Afghanistan. Jenderal bintang dua ini merupakan eks Wakil Kepala Badan Intelijen Strategis atau Bais TNI.

Baca: Cerita Ribuan Dokter Kesulitan Jadi Relawan Covid-19 Gara-gara Birokrasi

Berita terkait

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

1 menit lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

1 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

15 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

16 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

19 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

23 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

1 hari lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

Salah satu masalah lagi yang ada di Indonesia adalah distribusi dokter spesialis. Hampir 80 tahun Indonesia merdeka belum pernah bisa terpecahkan.

Baca Selengkapnya