Ini Analisis Pakar Soal Calon Dubes Pilihan Jokowi, Ada yang Kurang Pas?

Minggu, 27 Juni 2021 07:02 WIB

Presiden Joko Widodo saat Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Kepala Perwakilan Republik Indonesia dengan Kementerian Luar Negeri di Istana Negara, Jakarta, Kamis 9 Januari 2020. Jokowi mengatakan mengatakan bahwa dubes mengemban amanah konstitusi sebagai duta perdamaian. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Hubungan Internasional dari Synergy Policies, Dinna Prapto Raharja, menilai Presiden Joko Widodo kurang pas menempatkan beberapa nama calon duta besar atau dubes.

Zuhairi Misrawi salah satunya, calon Dubes untuk Republik Tunisia. Dinna mengatakan Presiden seharusnya menempatkan Zuhairi di salah satu dari tiga negara Timur Tengah utama. Yaitu Arab Saudi, Yordania, dan Kuwait.

Dinna mengatakan Zuhairi memiliki latar belakang pendidikan yang kuat di bidang politik Islam. "Ia juga berjejaring kuat dengan kelompok Islam di dalam dan luar negeri," kata Dinna saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 26 Juni 2021.

Kemudian untuk Amerika Serikat, calonnya adalah Rosan Perkasa Roeslani, yang saat ini menjabat Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia atau Kadin Indonesia.

Menurut Dinna, negara seperti AS, sebetulnya membutuhkan duta besar yang punya pengalaman lengkap, baik dari sisi diplomatik maupun ekonomi. Sebab duta besar tak hanya harus lincah bernegosiasi masuk ke sistem politik multilateral yang rumit. Tetapi juga mesti paham ekonomi agar bisa membaca peluang investor yang bisa difasilitasi ke Indonesia.

"Sayangnya, Presiden mengecilkan AS hanya sebagai negara yang hanya perlu digarap isu perdagangannya saja. Padahal ini masa-masa kritis di mana AS di bawah Joe Biden pun berpotensi mengedepankan politik unilateral seperti Donald Trump kalau tidak kita ingatkan," ujarnya.

Politik unilateral ini, kata Dinna, bisa menyelimuti berbagai sektor mulai dari perdagangan internasional hingga terganjalnya terbentuknya negara Palestina.

Kemudian adapula nama Fadjroel Rachman, calon Dubes untuk Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan. Bekas aktivis mahasiswa di tahun 1980-an ini merupakan juru bicara Presiden Joko Widodo pada Kabinet Indonesia Maju. Fadjroel pernah menjabat Komisaris Utama PT Adhi Karya Tbk, dan kini Komisaris di PT Waskita Karya TBK.

Dinna mengaku kurang mengenal sosok Fadjroel. "Tapi yang ditempatkan sebagai dubes di Kazakstan sebaiknya yang paham betul soal Rusia, Cina, Energy Security, dan terorisme. Saya kurang tahu tingkat pemahaman Fadjroel perihal isu-isu ini," tuturnya.

Baca juga: 11 Calon Dubes Non-Karir: Bos Sinar Mas, Eks Waka BAIS TNI, Politikus PDIP

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

7 menit lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

33 menit lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

1 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

2 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

3 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

18 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

21 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

1 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya