Perpres RANHAM Tak Ada Kasus HAM Berat, Jokowi Disebut Hanya Umbar Janji

Reporter

Dewi Nurita

Rabu, 23 Juni 2021 12:38 WIB

Presiden Jokowi (dua dari kanan) menemui keluarga korban pelanggaran HAM di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 31 Mei 2018. Pertemuan ini membahas sejumlah kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu seperti Tragedi Trisakti, Semanggi, Papua, dan Peristiwa 1965. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi mendapat kritik keras ihwal Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 53 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) 2021-2025. Dalam Perpres itu tidak ada soal penanganan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu sebagai isu strategis pemerintah.

Keluarga korban Tragedi Semanggi I, Maria Katarina Sumarsih mengatakan, Perpres ini semakin menegaskan bahwa Presiden Jokowi selama ini hanya mengumbar janji manis atas penyelesaian kasus mereka. Kasus HAM berat masa lalu, ujar dia, selama ini hanya dijadikan komoditas politik tanpa ada ujung penyelesaian.

"Tutur kata Pak Jokowi akan menyelesaikan bahkan mendorong untuk menyelesaikan pelanggaran HAM berat, tapi tindakannya tidak sesuai dengan menerbitkan Perpres RANHAM tanpa memasukkan tentang penyelesaian pelanggaran HAM berat di masa lalu," ujar Sumarsih dalam konferensi pers yang digelar KontraS, Rabu, 23 Juni 2021.

Ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965-1966 (YPKP 65) Bedjo Untung menyatakan sangat kecewa dengan Perpres ini. "Terus terang, saya sebagai korban Tragedi 65 sangat kecewa," ujar Bedjo.

Menurut Bedjo, komitmen Jokowi menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu semakin tidak jelas. Begitu pula dengan nasib mereka. Bedjo menyebut mereka sudah tidak bisa lagi berharap dengan pemerintahan Jokowi.

Ia mengajak para keluarga korban pelanggaran HAM berat masa lalu melakukan gugatan class action menuntut negara yang tidak menyelesaikan janji bahkan melawan komitmen awal. "Kami meminta bantuan Koalisi Masyarakat Sipil untuk mendorong gugatan ini," ujar dia.

Lebih keras, Koordinator Paguyuban Keluarga Korban Kasus Talangsari Lampung (PK2TL) Edi Arsadad menyatakan pemerintahan Jokowi telah melakukan kebohongan besar terhadap mereka.

"Sejak Pak Jokowi mencalonkan diri pada periode pertama, beliau sudah menyampaikan janji akan menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu. Namun hingga dua periode, beliau malah membuat kebijakan yang sangat jauh dari komitmen awal. Kami sangat kecewa. Kami menilai, Presiden Jokowi telah melakukan kebohongan besar terhadap publik maupun keluarga korban," ujar dia.

Dalam Perpres RANHAM 2021-2025 yang diteken Presiden Jokowi pada 8 Juni 2021 hanya empat kelompok yang disebut sebagai sasaran afirmasi, yakni perempuan, anak, penyandang disabilitas, dan kelompok masyarakat adat.

Deputi V Kantor Staf Presiden RI, Jaleswari Pramodhawardani menuturkan empat kelompok tersebut disasar karena selama ini kurang mendapatkan manfaat pembangunan secara maksimal. "Perlu diperhatikan bahwa ditetapkannya fokus empat kelompok sasaran RANHAM 2021-2025 tidak berarti kewajiban pemerintah terkait HAM pada kelompok sasaran lainnya diabaikan," ujar Jaleswari lewat keterangan tertulis, Selasa, 22 Juni 2021.

Pemerintahan Jokowi dalam lingkup kewenangan eksekutif, ujar dia, juga tengah menggodok langkah-langkah relevan lainnya sehingga seluruh kelompok strategis dapat turut mendapatkan penghormatan, perlindungan, pemenuhan, penegakan dan pemajuan atas Hak Asasi Manusia.

Baca juga: Jokowi Teken Perpres Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia, Apa Isinya?

DEWI NURITA

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

51 menit lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

1 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

2 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

3 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

4 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

19 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

22 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

1 hari lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya