Gelar Aksi Tolak TWK, Perwakilan BEM SI Kena Serangan Digital

Rabu, 16 Juni 2021 17:03 WIB

Sejumlah aktivis penggiat antikorupsi sebagai Perwakilan Rakyat Indonesia melakukan aksi Ruwatan Rakyat untuk KPK, di gedung ACLC KPK, Jakarta, Jumat, 28 Mei 2021. Aksi ruwatan ini sebagai simbol pengusiran energi jahat dari berbagai kalangan terhadap KPK sedang dalam keadaan darurat terkait pemberhentian 75 orang pegawai KPK yang tidak memenuhi syarat saat mengikuti tes wawasan kebangsaan untuk menjadi Aparatur Sipil Negara. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia mengalami peretasan dan serangan digital. Serangan ini diduga terjadi karena mereka akan menggelar unjuk rasa menolak Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang digelar di depan Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Rabu, 16 Juni 2021.

Koordinator Media BEM SI, Muhammad Rais menjadi salah satu korban. Dia menceritakan pagi tadi tiba-tiba datang 4 pesanan lewat aplikasi Gojek ke alamatnya. Padahal, dia mengaku tidak pernah mendaftarkan nomornya ke aplikasi itu.

Dia terpaksa harus membayar pesanan yang tak pernah dilakukannya itu. "Datang atas nama saya, ke alamat saya, mau tidak mau harus bayar hampir Rp 800 ribu," kata Rais di sela aksi demo di sekitar Gedung KPK, pada Rabu sore, 16 Juni 2021.

Rais mengatakan teror berlanjut. Pukul 09.00 WIB pagi tadi, nomor WhatsApp-nya dan Instagram-nya diambil alih. Dia menduga pelaku peretasan menggunakan lokasi di Singapura. Beberapa waktu kemudian, giliran email-nya yang ini diretas. Peretasan ke akun email-nya gagal, namun akun WA dan IG belum bisa dipulihkan. "Hingga kini WA dan IG saya belum kembali," kata dia. Rais mengatakan bukan dia sendiri yang mengalami peretasan, koordinator BEM SI, kata dia, juga mengalami peristiwa serupa.

Rais menduga peretasan terhadap sejumlah mahasiswa terjadi karena aksi yang mereka gelar. Mahasiswa menggelar aksi untuk mendukung 75 pegawai komisi antirasuah yang disingkirkan lewat tes wawasan kebangsaan. Aksi itu rencananya dilakukan di depan Gedung Merah Putih, KPK. Tetapi, jalan dari arah Gedung Allianz ditutup oleh polisi sehingga puluhan mahasiswa hanya bisa melakukan orasi di jalan sekitar 100 meter dari KPK.

Advertising
Advertising

Dari arah jalan sebaliknya, ada juga massa demo yang menyuarakan mendukung Ketua KPK Firli Bahuri. Awalnya pengunjung rasa pendukung TWK ini juga disekat oleh polisi di depan Hotel Royal Kuningan. Namun, kemudian mobil komando mereka diperbolehkan maju hingga mendekati massa aksi dari BEM SI.

Baca juga: Ini Daftar 22 Pegawai KPK yang Disuruh Pimpinan Ikut Tes Kebangsaan Lagi

Berita terkait

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

1 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

2 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

2 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

2 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

2 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

3 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

3 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

3 hari lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya