Gelisah Pembelajaran Tatap Muka

Jumat, 11 Juni 2021 06:02 WIB

Protokol saat siswa datang ke sekolah dimulai dengan pengecekan suhu tubuh dan mengisi daftar hadir. Dok: SMKN 32 Jakarta

Co-Founder Kawal Covid-19, Elina Ciptadi, mengingatkan agar orang tua mengetahui risiko jika setuju anaknya kembali ke sekolah. Ia mengatakan, aman atau tidaknya anak belajar di sekolah tergantung dari pengendalian pandemi di daerah.

Di Surabaya, misalnya, positivity rate Covid-19 sudah di bawah 1 persen. Standar positivity rate yang ditetapkan WHO adalah 5 persen. “Sehingga kalau ditanya Surabaya aman bukan sekolah, bagi kami aman karena kondisi pandemi terkendali,” kata Elina dalam diskusi FSGi, Selasa, 8 Juni 2021.

Sayangnya, kata Elina, tidak semua daerah bisa mengetahui positivity rate di atas atau di bawah 5 persen. Yang terlihat hanya lah zona risiko yang ada di situs Covid19.go.id. Elina khawatir, pewarnaan pada peta risiko hanya memberikan rasa aman semu. Pasalnya, beberapa kota yang rumah sakitnya penuh dengan pasien Covid-19, dinyatakan berada di zona kuning atau risiko rendah.

“Kami menganjurkan untuk mendorong pemerintah daerah membuka data tes dan positivity rate per kabupaten/kota. Karena hanya dari situ kita bisa melihat apakah situasi pandemi terkendali atau tidak,” ujarnya.

Jika positivity rate di daerah tidak diketahui, Elina menyarankan agar merujuk pada data tingkat kematian akibat Covid-19. Angka kematian 3 persen saja, menurut dia, sudah sangat tinggi. Merujuk pada data global, tingkat kematian Covid-19 pada anak di negara lain, seperti Amerika Serikat, Jerman, Italia, Perancis, dan Korea Selatan, yaitu 0,0 persen.

Adapun dari data Satgas Covid-19, tingkat kematian pada anak di Indonesia 1 persen. Meski terlihat tidak banyak, Elina mengatakan dibandingkan data di luar negeri yang 0,0 persen, artinya anak Indonesia puluhan kali lebih mungkin meninggal karena Covid-19.

Infografik 2

Direktur SMP Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbudristek, Mulyatsyah, mengatakan kementerian berprinsip mengutamakan kesehatan dan keselamatan anak-anak.

Ia memastikan kebijakan membuka sekolah pada tahun ajaran baru nanti sudah melalui kajian. “Aspek pertama adalah keselamatan dan kesehatan, keamanan juga menjadi rujukan kami,” kata Mulyatsyah dalam diskusi FSGI pada Senin, 7 Juni 2021.

Dari hasil kajian yang dilakukan kementerian seiring dengan perkembangan pandemi, Mulyatsyah menuturkan pembelajaran jarak jauh berdampak pada peningkatan angka anak putus sekolah karena harus membantu orang tuanya.

Kemudian ada persepsi dari masyarakat bahwa belajar itu di sekolah. Juga terjadi penurunan capaian pembelajaran dan kesenjangan capaian. Sehingga, untuk memperkecil risiko dan mencegah lost learning berkepanjang, kementerian mengizinkan sekolah menerapkan pembelajaran tatap muka terbatas. “Ketika kesempatan belajar hilang, maka generasi kita yang akan datang juga akan hilang, padahal mereka harapan kita semua,” ujar Mulyatsyah soal pembelajaran tatap muka.

Baca juga: Nadiem Garisbawahi Jokowi Soal Pembelajaran Tatap Muka Terbatas

Berita terkait

Polda Metro Jaya Tembak Mati 1 Pelaku Begal terhadap Calon Siswa Bintara Polri

1 hari lalu

Polda Metro Jaya Tembak Mati 1 Pelaku Begal terhadap Calon Siswa Bintara Polri

5 orang mencoba begal calon siswa bintara Polri di Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Para begal itu asal Pandeglang, Banten.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Ungkap Modus Staf Kelurahan Setubuhi Anak di Bawah Umur hingga Depresi

3 hari lalu

Kuasa Hukum Ungkap Modus Staf Kelurahan Setubuhi Anak di Bawah Umur hingga Depresi

Kasus persetubuhan anak yang diduga dilakukan oleh Holid, pengurus komite sekolah yang juga staf kelurahan, ini terjadi beberapa tahun silam.

Baca Selengkapnya

Kepala SMK Lingga Kencana Jelaskan Pemilihan Travel Will In Urus Rombongan Perpisahan yang Berbuntut Kecelakaan di Subang

3 hari lalu

Kepala SMK Lingga Kencana Jelaskan Pemilihan Travel Will In Urus Rombongan Perpisahan yang Berbuntut Kecelakaan di Subang

Kepala SMK Lingga Kencana Sarojih mengungkapkan kecelakaan bus rombungan perpisahan siswanya di Subang menggunakan travel yang sama seperti study tour ke Garut pada 2023.

Baca Selengkapnya

Kepala SMK Lingga Kencana Rinci Penggunaan Anggaran Perpisahan Rp800 Ribu

3 hari lalu

Kepala SMK Lingga Kencana Rinci Penggunaan Anggaran Perpisahan Rp800 Ribu

Kepala SMK Lingga Kencana membantah pihak sekolah mencari keuntungan dari kegiatan perpisahan siswa yang mengalami kecelakaan bus di Subang.

Baca Selengkapnya

Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

4 hari lalu

Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

Salah satu syarat study tour adalah pemilihan bus atau kendaraan, usianya tak boleh lebih dari enam tahun dan harus lolos uji KIR.

Baca Selengkapnya

Sekolah di Texas Dilaporkan ke Kementerian Pendidikan karena Diduga Diskriminasi Gender

7 hari lalu

Sekolah di Texas Dilaporkan ke Kementerian Pendidikan karena Diduga Diskriminasi Gender

Kementerian Pendidikan Amerika Serikat melakukan sebuah investigasi hak-hak sipil ke sebuah sekolah di setalah Texas

Baca Selengkapnya

Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

8 hari lalu

Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

Menurut jubir TPNPB-OPM, banyak sekolah di pedalaman Papua dijadikan sebagai pos militer TNI-Polri.

Baca Selengkapnya

TPNPB OPM Ungkap Alasan Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya Saat Serang TNI-Polri

8 hari lalu

TPNPB OPM Ungkap Alasan Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya Saat Serang TNI-Polri

TPNPB-OPM menyampaikan alasan membakar gedung sekolah saat menyerang aparat militer di Distrik Homeyo, Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah.

Baca Selengkapnya

Bappenas Pastikan Makan Siang Gratis Tidak Bersumber dari Dana BOS

10 hari lalu

Bappenas Pastikan Makan Siang Gratis Tidak Bersumber dari Dana BOS

Bappenas menyatakan tidak ada pihak swasta yang akan ikut mensponsori program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

"BRI Peduli Ini Sekolahku", Komitmen Nyata BRI bagi Kemajuan Pendidikan Indonesia

15 hari lalu

"BRI Peduli Ini Sekolahku", Komitmen Nyata BRI bagi Kemajuan Pendidikan Indonesia

Program ini hadir untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas fasilitas pendidikan di seluruh Indonesia, terutama di daerah-daerah pedalaman dan perbatasan.

Baca Selengkapnya