Survei Capres 2024 Versi PPI: Elektabilitas Ganjar Kuntit Prabowo

Reporter

Egi Adyatama

Editor

Amirullah

Sabtu, 5 Juni 2021 12:36 WIB

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (tengah) meninjau pos penyekatan di jalur Pantura, Kecipir, Brebes, Jawa Tengah, Selasa 4 Mei 2021. Peninjauan pos di pintu keluar tol Pejagan dan jalur Pantura Brebes tersebut untuk melihat langsung kesiapan dan keamanan penyekatan pemudik menjelang masa larangan mudik pada 6 - 17 Mei mendatang. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Survei Parameter Politik Indonesia (PPI) menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo meningkat pesat dalam bursa pemilihan calon presiden untuk 2024. Elektabilitas Ganjar bahkan nyaris menyamai Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Walaupun Prabowo Subianto elektabilitasnya masih paling tinggi, namun dominasinya kian melemah, keunggulan 8,2 persen pada Februari lalu menipis menjadi tinggal 1,8 persen pada Mei 2021," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, dalam konferensi pers daring, Sabtu, 5 Juni 2021.

Dari hasil sigi itu, nama Prabowo Subianto memang masih menjadi calon dengan elektabilitas tertinggi dengan 18,3 persen per Mei 2021. Namun angka ini menurun drastis dari Februari 2021 yang mencapai 22,1 persen.

Angka ini bertolak belakang dengan Ganjar yang pada Februari lalu masih memiliki angka elektabilitas 13,9 persen. Pada Mei 2021, Gubernur Jawa Tengah itu angka elektabilitasnya melonjak menjadi 16,5 persen. Bahkan Ganjar menyalip Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang memiliki angka elektabilitas 15,1 persen per Mei 2021.

Adi mengatakan secara konsisten data menunjukkan bahwa persaingan capres didominasi oleh tokoh yang memiliki popularitas yang tinggi. "Di antara tiga besar elektabilitas capres, hanya Ganjar Pranowo yang masih memiliki popularitas di bawah 70%. Ini menjadi evaluasi sekaligus peluang," kata Adi.

Advertising
Advertising

Hasil Sigi dari PPI juga menunjukan motif memilih calon presiden juga menunjukkan bahwa faktor faktor psikologis dan emosional masih mendominasi penentu pilihan (36,3 persen). Dua motif paling tinggi dari model psikologis ini adalah calon pemimpin nampak tegas dan disiplin, serta dekat dengan rakyat.

Sementara faktor rasionalitas memiliki pengaruh 10,5 persen. Paling banyak, responden melihat calon pemimpin dari kinerjanya yang bagus. Sedangkan faktor sosiologis sebagai motif utama memilih, hanya 3,2 persen.

"Fakta ini menunjukkan bahwa membangun citra dan kedekatan emosional dengan pemilih masih jauh lebih penting bagi pemilih di Indonesia dibandingkan menyajikan program yang bagus dan memanfaatkan sentimen kelompok," kata Adi.

Pengambilan data untuk survei ini dilakukan pada tanggal 23-28 Mei 2021. Sampel diambil sebanyak 1.200 responden. Diambil dengan menggunakan metode simple random sampling dari 6.000 nomor ponsel yang sudah dipilih secara acak dari kerangka sampel yang ada dan disesuaikan dengan proporsi populasi serta gender.

Adapun margin of error survei sebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Berita terkait

Modus Penyelewengan Dana BOS

12 menit lalu

Modus Penyelewengan Dana BOS

Penyelewengan dana bantuan operasional sekolah atau dana BOS diduga masih terus terjadi di banyak satuan pendidikan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tidak Mundur dari Jabatan Menhan Meskipun Masa Transisi Presiden Terpilih, Sebab...

1 jam lalu

Prabowo Tidak Mundur dari Jabatan Menhan Meskipun Masa Transisi Presiden Terpilih, Sebab...

Apa alasan Prabowo tak melepas jabatan Menhan, padahal sibuk transisi sebagai presiden terpilih?

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran Sebut Gugatan PDIP di PTUN Salah Alamat

10 jam lalu

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran Sebut Gugatan PDIP di PTUN Salah Alamat

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran, Maulana Bungaran, mengatakan, gugatan PDIP salah alamat jika ingin membatalkan pelantikan kliennya

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran: PDIP Tak Punya Legal Standing Gugat KPU

10 jam lalu

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran: PDIP Tak Punya Legal Standing Gugat KPU

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran, Maulana Bungaran, mengatakan PDIP tidak memiliki legal standing mengajukan gugatan ke PTUN di perkara ini

Baca Selengkapnya

Surya Paloh Tegaskan Dukungan ke Prabowo, Singgung Sportivitas NasDem

11 jam lalu

Surya Paloh Tegaskan Dukungan ke Prabowo, Singgung Sportivitas NasDem

Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menegaskan posisi partainya yang mendukung pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Prabowo Bakal Libatkan Ketua Parpol dan Tokoh Senior dalam Susun Kabinet, Termasuk Megawati

11 jam lalu

Gibran Sebut Prabowo Bakal Libatkan Ketua Parpol dan Tokoh Senior dalam Susun Kabinet, Termasuk Megawati

Gibran rencana Prabowo yang akan melibatkan ketua parpol dan tokoh senior, tak terkecuali Ketua Umum PDIP Megawati dalam menyusun kabinet

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Seluruh Elemen Bangsa Perkuat Persatuan Indonesia

12 jam lalu

Bamsoet Ajak Seluruh Elemen Bangsa Perkuat Persatuan Indonesia

Bambang Soesatyo mengingatkan dalam waktu sekitar lima bulan ke depan, bangsa Indonesia akan dihadapkan pada rangkaian momentum konstitusional.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

14 jam lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Pengamat: Gimik Hindari Dibilang Tak Konsisten

15 jam lalu

Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Pengamat: Gimik Hindari Dibilang Tak Konsisten

Cak Imin menyerahkan 8 agenda perubahan itu kepada Prabowo saat Ketua Umum Gerindra itu mengunjungi Kantor DPP PKB.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Gugatan PDIP ke KPU di PTUN dan Prediksi Pakar

16 jam lalu

Perjalanan Gugatan PDIP ke KPU di PTUN dan Prediksi Pakar

Berikut perjalanan gugatan PDIP ke KPU di PTUN terkait pencalonan Gibran. Lantas, apa prediksi pakar terkait gugatan PDIP tersebut?

Baca Selengkapnya