Pengamat: Investasi Alutsista Rp 1.750 Triliun Tak Perlu Dipermasalahkan

Kamis, 3 Juni 2021 18:49 WIB

INFO NASIONAL – Wacana rancangan Peraturan Presiden (Perpres) terkait pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) sebesar Rp. 1.750 triliun menuai polemik. Beberapa kalangan menilai anggaran yang perlu tersedia terlalu fantastis terlebih di situasi pandemi Covid-19. Selain itu, penggunaan skema pinjaman luar negeri untuk program jangka waktu 25 tahun tersebut dianggap memberatkan.

Padahal, kebutuhan alutsista untuk penguatan pertahanan nasional sangat diperlukan. Alasannya, alutsista yang tersedia saat ini kondisinya cukup memprihatinkan untuk bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia dan menghadapi perkembangan dunia siber maupun teknologi.

Pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas Kertopati menilai jumlah anggaran yang diwacanakan tersebut tidak perlu dipermasalahkan. Sebab, angka yang kini menjadi perdebatan publik sebatas rencana strategis (renstra) yang melibatkan Pemerintah dan DPR.

“Angka sebesar Rp 1.750 triliun itu kan renstra,jadi sah saja besarannya ditulis sebesar apapun. Pada akhirnya angka yang didapat tentu usai dibahas bersama KomisiI DPR,” ujarnya.

Susaningtyas menggambarkan anggaran pertahanan di semua negara memang besar dan selalu merasa kurang untuk melengkapi sistem pertahanannya, termasuk Amerika Serikat. Sebab itu, dia mengajak semua pihak untuk mencermati rencana pengadaan alutsista tersebut.

Advertising
Advertising

“Kita jangan kebakaran jenggot dululah melihat angka sebesar itu. Memang saat ini harus disesuaikan dengan prioritas negara menghadapi Covid-19, tetapi kita juga jangan lupa memperkuat diri di bidang pertahanan keamanan,” ujarnya.

Dalam perjalanannya, program pembenahan alutsista terbagi dua, yakni sebelum dan setelah Minimum Essential Force (MEF) berjalan. Sebelum pemberlakuan MEF, fokus pemerintah adalah mempertahankan life cycle alutsista agar dapat terus digunakan sesuai pasokan rantai logistik dan keahlian prajurit.

“Sedangkan alutsista yang pengadaannya setelah MEF berlaku, maka pembenahannya diutamakan untuk interoperability dan communability,” kata Susanigtyas. Kedua prinsip tersebut merujuk pada penggunaan alutsista secara terintegrasi dan komunal bagi tiap matra TNI, atau optimalisasi alutsista.

Langkah-langkah pembenahan alutsista yang terintegrasi, pembinaan kompetensi, dan kapasitas tempur prajurit sesuai alutsista baru, akan berujung pada pembenahan organisasi TNI. “Organisasi TNI dapat dibenahi agar benar-benar kondisi siap siaga tempur,” ujarnya.

Peraih gelar doctor komunikasi intelijen ini menekankan pentingnya menjadikan TNI sebagai organisasi tempur yang permanen dan dapat digunakan baik di masa damai maupun situasi perang. “Pembenahan organisasi TNI adalah konsekuensi logis dari pembenahan alutsista TNI,” katanya.(*)

Berita terkait

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

1 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

6 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

7 hari lalu

Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

Kementerian Pertahanan Israel membeli 40 ribu tenda sebagai bagian dari upaya mengevakuasi pengungsi Gaza di Rafah

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas

13 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas

Prabowo dan Tony Blair mendiskusikan satu kunci pencapaian kemakmuran dan perbaikan kualitas hidup rakyat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

14 hari lalu

Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

PT Dirgantara Indonesia Garap Modernisasi Pesawat C130 Hercules Milik TNI AU

23 hari lalu

PT Dirgantara Indonesia Garap Modernisasi Pesawat C130 Hercules Milik TNI AU

Kontrak pengadaan modernisasi pesawat C130 Hercules antara PTDI dan Kementerian Pertahanan terhitung efektif per 2 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Akhiri Kunjungan, Prabowo Temui Menhan Cina Bahas Kerjasama Pertahanan

29 hari lalu

Akhiri Kunjungan, Prabowo Temui Menhan Cina Bahas Kerjasama Pertahanan

Kedatangan Prabowo ke negara tirai bambu untuk memperkuat kerja sama antara dua negara.

Baca Selengkapnya

Ledakan Gudang Peluru No.6 Milik Kodam Jaya di Ciangsana, Begini Aturan Soal Pemeliharaan Amunisi

29 hari lalu

Ledakan Gudang Peluru No.6 Milik Kodam Jaya di Ciangsana, Begini Aturan Soal Pemeliharaan Amunisi

Ledakan gudang peluru Kodam Jaya di Ciangsana, Bogor mengejutkan publik. Bagaimana aturan soal pemeliharaan amunisi di gudang penimbunan?

Baca Selengkapnya

Mayjen TNI Yudi Abrimantyo Kabais TNI yang Baru, ini Profil Anak Buah Menhan Prabowo Subianto

38 hari lalu

Mayjen TNI Yudi Abrimantyo Kabais TNI yang Baru, ini Profil Anak Buah Menhan Prabowo Subianto

Panglima TNI Agus Subiyanto mengangkat Mayjen TNI Yudi Abrimantyo sebagai Kabais TNI yang baru. Ini profil anak buah Prabowo di Kemenkahn.

Baca Selengkapnya

Prabowo Masih Ungkit Nilai 11 dari 100 Kepadanya, Begini Kilas Peristiwanya

39 hari lalu

Prabowo Masih Ungkit Nilai 11 dari 100 Kepadanya, Begini Kilas Peristiwanya

Anies Baswedan memberikan skor 11 dari 100 untuk kerja Kemenhan di bawah Prabowo saat debat capres lalu. Sampai sekarang masih diungkit Prabowo.

Baca Selengkapnya