Turunkan Prevalensi Perokok Anak, Budi Gunadi Usul Ada Gerakan Sosial

Reporter

Tempo.co

Rabu, 2 Juni 2021 21:54 WIB

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, upaya menurunkan prevalensi perokok anak tidak hanya diselesaikan dengan regulasi. Upaya menurunkan prevalensi merokok anak, kata dia, paling efektif diselesaikan melalui gerakan sosial.

"Apakah tidak boleh menakut-nakuti, atau menutup akses penggunaan? Memang secara historically, tidak cukup, buktinya sudah ada regulasi, angka kecanduan merokok terus jalan," katanya saat menjadi pembicara kunci di peluncuran Kampanya Berhenti Merokok yang digelar Asosiasi Dinas Kesehatan seluruh Indonesia secara webinar, Selasa, 1 Juni 2021.

Saat ini, angka prevalensi perokok anak terus meningkat. Pada 2019, angka prevalensi merokok anak sebanyak 9,1 persen. Ini jauh melebihi target Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2014-2019 yang mematok 5,4 persen angka prevalensi perokok anak. Angka inipun, diakui Budi Gunadi amat mengagetkannya. “Saya terkejut di anak-anak muda Indonesia yang tinggi sekali prevalensi perokok,” ucapnya.

Menurut dia, pendekatan gerakan sosial itu paling efektik lantaran menyentuh hati. “Ada satu yang mesti dilihat bagaimana mengubah program ini, yang dulunya milik pemerintah, WHO, UNION, menjadi satu gerakan, menjadi satu movement, yang dimiliki oleh satu masyarakat, terutama anak-anak muda Indonesia,” ujarnya.

Ia mencontohkan bagaimana menangani pandemi dibutuhkan perubahan perilaku. Misalnya, pandemi Black Death di Eropa pada abad 14 yang membunuh ratusan juta jiwa. Saat itu, ada perubahan perilaku di masyarakat saat itu untuk lebih menjaga kebersihan badan.

Advertising
Advertising

“Jadi ada perubahan signifikan dari perubahan perilaku manusia karena ada tututan prokes. Ini bisa jadi inspirasi kita semua bagaimana mengubah budaya manusia dengan membuat kegiatan sifatnya promotif, kognitif atau persuasif,” tuturnya.

Budi selanjutnya membandingkan seseorang yang mengalami kecanduan obat-obatan. “Semua tahu tidak sehat, tapi peningkatan pemakainya meningkat terus. Dibandingkan rokok, hukumannya lebih keras tapi ya angka konsumsinya tetap jalan terus,” ucapnya. Ia menuturkan bagaimana pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang bisa efektif mengurangi prevalensi merokok atau prevalensi obat dengan mengubah perilaku.

Menurut dia, selama lima bulan menjadi menteri kesehatan, ia mengamati dan mempertimbangkan kebijakan yang tidak bersifat fisik tapi bisa menggerakkan hati. “Bukan hanya menjelaskan bahwa ini buruk tapi bisa menggerakkan hati banyak orang bahwa hal ini tidak seharusnya dilakukan,” kata dia.

Pendekatan melalui gerakan sosial ini, menurut Budi, menjadi jauh lebih penting dibandingkan pendekatan program sentralisasi. “Bagaimana kita bisa menciptakan pahlawan-pahlawan antirokok muda di seluruh tataran anak muda,” katanya.

Sayangnya, saat ditagih revisi PP 109 tahun 2012 yang mengatur tentang pengendalian konsumsi rokok, Budi menyatakan regulasi dari pemerintah bukan satu-satunya jalan. “Ada cara lain yang harus kita tinjau. Mungkin makin kita buat aturan makin melawan. Perlu ada pendekatan psikologi massa,” katanya.

Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri Yusharto Kuntoyuno menuturkan, sesuai RPJMN, pemerintah menargetkan 374 kabupaten/kota sudah harus menerapkan KTR pada 2021 dan sebanyak 424 kabupaten/kota setahun sesudahnya.

Selain itu, pemerintah juga mematok target pada 2022, ada 175 kabupaten yang memiliki layanan berhenti merokok, minimal 40 persen dari jumlah puskesmas yang ada. Menurut dia, pemerintah sudah menargetkan turunnya prevalensi perokok anak dari dari 9,1 pada 2019 turun menjadi 8,7 di 2024. “Ini sudah menjadi indikator yang disepakati Kementerian Dalam Negeri dalam rapat koordinasi teknis perencanaan pembangunan pada tahun ini,” ujarnya.

Menurut dia, jika target pelaksanaan KTR dan layanan berhenti merokok, serta turunnya prevalensi perokok anak tidak tercapai, ini menjadi indikator kementerian untuk menilai performa pemerintah daerah. “Untuk daerah yang tidak tercapai target, kami akan melakukan pembinaan dan pengawasan,” kata dia.

Baca: Darurat Perokok Anak, Aliansi Masyarakat Sipil Desak Revisi PP Produk Tembakau

Berita terkait

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

8 hari lalu

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

Institut Pemerintahan Dalam Negeri atau IPDN merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan yang banyak diminati selain STAN.

Baca Selengkapnya

Dukcapil DKI Jakarta Akan Nonaktifkan 92. 493 NIK Warga, Begini Cara Cek Status NIK Anda

11 hari lalu

Dukcapil DKI Jakarta Akan Nonaktifkan 92. 493 NIK Warga, Begini Cara Cek Status NIK Anda

Kepala Dinas Dukcapil DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri pekan ini

Baca Selengkapnya

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

28 hari lalu

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

Ignasius Jonan dan Salman Subakat ada di antara empat nama anggota MWA ITB unsur wakil masyarakat. Menunggu pengesahan mendikbudristek.

Baca Selengkapnya

Ramai PIK 2 dan BSD jadi PSN, Ternyata Awalnya Diusulkan oleh Sandiaga dan Budi Gunadi

29 hari lalu

Ramai PIK 2 dan BSD jadi PSN, Ternyata Awalnya Diusulkan oleh Sandiaga dan Budi Gunadi

Pemerintah membeberkan awal mula Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2) dan Bumi Serpong Damai (BSD) masuk ke daftar PSN.

Baca Selengkapnya

268 Juta Peserta JKN per Februari 2024, Dirut BPJS Kesehatan: Hampir Mencapai Target 98 Persen

34 hari lalu

268 Juta Peserta JKN per Februari 2024, Dirut BPJS Kesehatan: Hampir Mencapai Target 98 Persen

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan per Februari 2024, terdapat 268 juta peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Baca Selengkapnya

Irjen Kemendagri Minta Pemda Lakukan Operasi Pasar

49 hari lalu

Irjen Kemendagri Minta Pemda Lakukan Operasi Pasar

Tomsi Tohir berpesan kepada pemda jangan sampai hingga mendekati perayaan Idulfitri, harga komoditas, khususnya beras, belum terkendali

Baca Selengkapnya

AHY Beri Penghargaan untuk Dirjen Dukcapil

55 hari lalu

AHY Beri Penghargaan untuk Dirjen Dukcapil

Ditjen Dukcapil menyediakan database kependudukan dalam aplikasi komputerisasi kegiatan pertanahan.

Baca Selengkapnya

Menkes Soroti Kecukupan Gizi Makan Siang Gratis Rp 15 Ribu, Ini Kata Airlangga

29 Februari 2024

Menkes Soroti Kecukupan Gizi Makan Siang Gratis Rp 15 Ribu, Ini Kata Airlangga

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi Menkes Budi Gunadi Sadikin yang menyoroti kecukupan gizi program makan siang gratis yang diperkirakan sebesar Rp 15 ribu per anak.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pengusaha Sebut Penyebab Beras Langka di Retail Modern karena Diserbu Caleg, Jokowi Titipkan 4 Nama untuk Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

28 Februari 2024

Terkini: Pengusaha Sebut Penyebab Beras Langka di Retail Modern karena Diserbu Caleg, Jokowi Titipkan 4 Nama untuk Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

Wakil Ketua Perpadi Billy Haryanto mengungkap, kelangkaan stok beras kemasan 5 kilogram di sejumlah retail modern karena dibeli oleh Caleg.

Baca Selengkapnya

Mendagri Ingatkan Peran Dukcapil Sangat Penting untuk Bangsa

28 Februari 2024

Mendagri Ingatkan Peran Dukcapil Sangat Penting untuk Bangsa

Data kependudukan sangat berguna untuk membuat analisis yang detil dalam perencanaan pembangunan

Baca Selengkapnya