Novel Baswedan Cerita Awal Mula Mengungkap Kasus Korupsi Besar

Sabtu, 22 Mei 2021 08:20 WIB

Penyidik senior KPK Novel Baswedan menjawab pertanyaan awak media terkait surat pelaporan di Kantor Dewan Pengawas (Dewas) KPK, Gedung KPK lama, Kuningan, Jakarta, Senin, 17 Mei 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan tak setuju dirinya disebut kerap menangani kasus korupsi besar. Menurut Novel, ia kadang menangani kasus biasa, yang ternyata ketika didalami mengarah pada perkara besar.

"Sebenarnya saya bukan nangani kasus besar, tapi saya menangani kasus yang kemudian saya dalami dengan sungguh-sungguh, saya ungkap dengan seoptimal mungkin, sehingga ditemukan kasusnya besar," kata Novel dalam wawancara Ini Budi yang tayang di Youtube Tempodotco, dikutip Sabtu, 22 Mei 2021.

Novel mencontohkan kasus korupsi Wisma Atlet yang menjerat mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. Novel bercerita, ia awalnya menangani dugaan korupsi yang terjadi di Surabaya.

Dari kasus inilah ia menemukan perkara lebih besar yang melibatkan Nazaruddin dan elite-elite lainnya. Novel kala itu juga ikut memburu Nazaruddin yang kabur ke Bogota, Kolombia.

Novel Baswedan memang kerap disebut sebagai penyidik KPK yang menangani kasus-kasus rasuah besar. Pengungkapan kasus-kasus itulah yang ditengarai membuat Novel berkali-kali diteror, hingga puncaknya disiram air keras yang merusak kedua matanya pada April 2017 silam.

Advertising
Advertising

Beberapa kasus besar yang ditangani Novel di antaranya kasus suap cek pelawat Deputi Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom, kasus korupsi Bank Jabar, korupsi simulator SIM Korlantas Polri, suap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar, korupsi e-KTP, hingga dugaan suap ekspor benur.

Kini, Novel juga termasuk dalam 75 pegawai KPK yang dinyatakan tak lolos tes wawasan kebangsaan dalam proses alih status menjadi aparatur sipil negara (ASN). Ketua KPK Firli Bahuri pun sebelumnya menekan surat penonaktifan terhadap 75 pegawai itu.

Belakangan, setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara, Firli mengklaim tak pernah berpikir untuk memberhentikan 75 pegawai tersebut. Ia mengatakan akan membahas penyelesaian ihwal nasib 75 pegawai ini dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Komisi ASN, Lembaga Administrasi Negara, dan Badan Kepegawaian Negara pada Selasa pekan depan, 25 Mei 2021.

Baca juga: Cerita Novel Baswedan Bergabung ke KPK Hingga Mundur dari Polri

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

2 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

2 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

2 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

3 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

3 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

4 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

5 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

5 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

6 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

8 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya