Wajah Hukum Setelah Soeharto Lengser: Lahir MK, KY, Sampai KPK

Jumat, 21 Mei 2021 14:02 WIB

Pengunjung mengamati koleksi foto mantan presiden RI Soeharto yang merupakan bagian dari peluncuran buku foto "Incognito Pak Harto" menjelang haul ke-92, di Jakarta, Rabu (5/6). ANTARA/Yudhi Mahatma

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Hukum Pidana Universitas Al-Azhar, Suparji Ahmad, mengatakan wajah hukum di Indonesia berubah setelah lengsernya Soeharto dari kursi Presiden. Hari ini tepat 23 tahun, Soeharto mundur dari posisi yang ia jabat selama 32 tahun.

Suparji mengatakan pertama, dari sisi struktur, yang mana dalam hal ini aparatur secara kelembagaan. "Banyak kemajuan. Mulai dibentuknya Komisi Yudisial, Mahkamah Konstitusi, termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi. Ini adalah suatu perkembangan di mana pada masa itu (Orba), tidak ada," ujar Suparji saat dihubungi pada Kamis, 20 Mei 2021.

Aspek kedua adalah regulasi. Menurut Suparji, tumbangnya orde baru melahirkan banyak regulasi untuk mengatasi persoalan dan merespons dinamika. Pada masa orba, produksi regulasi dan undang-undang relatif tidak terlalu produktif.

Sedangkan di masa sekarang atau reformasi, sudah ada inventarisasi dan upaya mengatasi aturan tumpang tindih. "Terakhir dari sisi budaya hukum, memang sebetulnya ada tingkat kemajuan kesadaran hukum. Tapi di sisi lain ada hal yang sepenuhnya belum sesuai harapan reformasi, tidak menunjukkan secara signifikan dalam sisi ini," kata Suparji.

Meski begitu, kata Suparji, wajah hukum di Indonesia masih banyak yang perlu diperbaiki. Terutama korupsi dan suap menyuap yang masih mengakar di Indonesia. Selain itu, ia juga menyentil adanya aksi saling lapor.

Advertising
Advertising

Tanpa dipungkiri, aksi saling lapor semakin masif. Suparji menilai, hal itu mungkin disebabkan lantaran masyarakat kini sudah melek hukum, dilengkapi dengan sudah adanya regulasi yang memberikan wadah. "Atau pengaruh juga dari budaya yang terjadi di masyarakat saat ini," kata dia.

Sedangkan di era Soeharto, aksi saling lapor, misalkan karena pencemaran nama baik atau penyebaran berita bohong, relatif tidak kerap terjadi. Saat itu, undang-undang yang mengatur, masih belum lengkap.

Sementara saat ini, undang-undang telah diperbaharui, khususnya yang bisa masuk ke ranah daring. "Ada sesuatu yang baru dibanding masa Soeharto. Jadi lebih banyak faktor ada aturan yang memungkinkan," kata Suparji.

Sementara itu, Pakar hukum pidana Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar, menilai, wajah hukum Indonesia sekarang relatif lebih bebas dalam mengusut suatu perkara. Terutama, perkara yang berhubungan dengan tindakan pemerintah.

Menurut Fickar, hakim kini tidak mempunyai beban dan ketakutan kepada atasan, karena tidak ada lagi pengaruh terhadap karir dan pangkat ketika memutus suatu perkara. "Namun, di sisi lain kebebasan di beberapa sektor, menimbulkan anarkisme yang kerap dipengaruhi oleh materi atau uang," kata dia melalui pesan teks pada 20 Mei 2021.

Selain itu, kata Fickar, setelah orde baru atau orba tumbang ada penghargaan terhadap hak-hak individu di bidang apapun. Pengaruh kekuasaan juga berkurang oleh kejelasan dan ketegasan memberlakukan aturan.

"Bahwa ada pengaruh uang, sama sekali tidak bisa dihindarkan, tetapi pengawasan yang ketat dari masyarakat akan menghilangkan hal-hal negatif itu. Barangkali yang belum maksimal itu di sektor nepotismenya, yang memang sulit dihapuskan dari jaman dulu," kata Fickar menjelaskan wajah hukum setelah lengsernya Soeharto.

Baca juga: 23 Tahun Soeharto Mundur, Pakar Sebut Reformasi Diganggu Oligarki Rezim Jokowi

Berita terkait

Bamsoet Tegaskan Hukum Harus Adaptif Terhadap Dinamika Zaman

1 hari lalu

Bamsoet Tegaskan Hukum Harus Adaptif Terhadap Dinamika Zaman

Norma hukum yang dianggap ideal pada hari ini, bisa jadi dipandang memiliki banyak celah di masa depan, sehingga harus disesuaikan, direvisi atau bahkan diganti.

Baca Selengkapnya

Aksi Kamisan ke-815 Peringati 26 Tahun Tragedi Trisakti, Aktivis Tuntut Penuntasan Pelanggaran HAM Berat

3 hari lalu

Aksi Kamisan ke-815 Peringati 26 Tahun Tragedi Trisakti, Aktivis Tuntut Penuntasan Pelanggaran HAM Berat

Aksi Kamisan ke-815 kembali digelar untuk memperingati 26 tahun Tragedi Trisakti dan Reformasi.

Baca Selengkapnya

Bara Reformasi Terus Dihidupkan: Aksi Kamisan Demi Keadilan Mereka Korban Penculikan

3 hari lalu

Bara Reformasi Terus Dihidupkan: Aksi Kamisan Demi Keadilan Mereka Korban Penculikan

Bulan Mei dikenang sebagai penanda lahirnya Reformasi. Namun, bagi sebagian masyarakat, bulan ini dikenang dengan duka mendalam dari kasus penculikan.

Baca Selengkapnya

Secarik Kilas Balik Lengsernya Presiden Soeharto dan Lahirnya Era Reformasi

3 hari lalu

Secarik Kilas Balik Lengsernya Presiden Soeharto dan Lahirnya Era Reformasi

Setelah demonstrasi besar akibat krisis ekonomi dan tuntutan reformasi, Presiden Soeharto akhirnya mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.

Baca Selengkapnya

Berakhirnya Kerusuhan Mei 1998, Lengsernya Soeharto Lahirnya Reformasi

4 hari lalu

Berakhirnya Kerusuhan Mei 1998, Lengsernya Soeharto Lahirnya Reformasi

Pada Kamis, 21 Mei 1998, Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dari kursi kepresidenan, menjadi tanda mulainya era reformasi.

Baca Selengkapnya

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

4 hari lalu

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 merupakan peristiwa berdarah menjelang reformasi. Empat mahasiswa Trisakti tewas ditembak di dalam kampus.

Baca Selengkapnya

Mei Bulan Reformasi: Kapan #ReformasiDikorupsi Mulai Muncul, Apa Pencetusnya?

5 hari lalu

Mei Bulan Reformasi: Kapan #ReformasiDikorupsi Mulai Muncul, Apa Pencetusnya?

Mei menjadi bulan lahirnya era reformasi, tepatnya pada 1998. Hingga viral #ReformasiDikorupsi, peristiwa apa yang mencetusnya muncul?

Baca Selengkapnya

15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

6 hari lalu

15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

15 tokoh Sumbar dinobatkan sebagai pahlawan nasional, antara lain Proklamator Mohamad Hatta, Imam Bonjol, Rohana Kudus, Rasuna Said, hingga AK Gani.

Baca Selengkapnya

Napak Tilas Reformasi 1998: Aksi Mahasiswa UI Tolak Pidato Presiden, Tragedi Trisakti, sampai Soeharto Lengser

6 hari lalu

Napak Tilas Reformasi 1998: Aksi Mahasiswa UI Tolak Pidato Presiden, Tragedi Trisakti, sampai Soeharto Lengser

Aksi mahasiswa UI menolak pidato pertanggung jawaban Presiden Soeharto. Berikut berbagai peristiwa mengiringi Reformasi 1998.

Baca Selengkapnya

Hari-hari Usai 12 Mei 1998, Tragedi Trisakti yang Berujung Reformasi

7 hari lalu

Hari-hari Usai 12 Mei 1998, Tragedi Trisakti yang Berujung Reformasi

Lahirnya reformasi 21 Mei 1998 tidak terlepas dari serangkaian peristiwa yang terjadi sebelumnya yang diwarnai darah tumpah termasuk Tragedi Trisakti.

Baca Selengkapnya