Kajian Kemenkes, Sinovac Bisa Cegah Kematian Akibat Covid-19 Hingga 98 Persen

Senin, 17 Mei 2021 08:46 WIB

Pekerja kargo memuat vaksin COVID-19 jenis Sinovac keatas truk setibanya dari China di Terminal Cargo Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat, 30 April 2021. Pemerintah Indonesia kembali kedatangan vaksin COVID-19 Sinovac sebanyak enam juta dosis vaksin berbentuk bulk, yang selanjutnya dibawa ke Bio Farma Bandung. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan merilis hasil kajian cepat mereka perihal efektivitas penggunaan Vaksin Sinovac, terhadap 128.290 tenaga kesehatan. Hasilnya, vaksin buatan perusahaan farmasi Cina itu efektif mencegah kematian akibat Covid-19 hingga 98 persen di hari ke-28 hingga ke-63 setelah penyuntikan dosis kedua.

Efektivitas vaksin ini juga terlihat dari kerja vaksin yang dapat mencegah seseorang mengalami gejala Covid-19 seperti batuk, pilek, hingga demam. Dari hasil penelitian, disebutkan kemampuannya mencegah gejala Covid-19 mencapai 94 persen.

Vaksinasi Covid-19 menurunkan risiko perawatan dan kematian sampai 98 persen, jauh lebih besar dibandingkan pada individu yang baru menerima dosis pertama,“ kata
Ketua Tim Peneliti Efektivitas Vaksin Kemenkes, Pandji Dhewantara dikutip dari laman resmi Kemenkes, Senin, 17 Mei 2021.

Selain itu, kajian ini juga menunjukkan efektiftas vaksin mencegah seseorang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19, mencapai rata-rata 96 persen.

Studi Kemenkes ini dilakukan pada 128.290 tenaga Kesehatan di DKI Jakarta selama periode 13 Januari – 18 Maret 2021. 82 ribu relawan ada di kelompok usia 18 hingga 49 tahun. Sementara sisanya adalah relawan di atas 50 tahun.

Advertising
Advertising

Para relawan dipantau dari sejak penyuntikan dosis pertama maupun dosis kedua. Mereka dipantau hingga 63 hari setelah penyuntikan dilakukan.

Namun, Kemenkes juga menyebut ada keterbatasan dalam studi mereka soal vaksin Sinovac. Pertama, adalah perihal inakurasi waktu terjadinya 'event' sakit sesungguhnya (tanggal onset gejala). Kedua, soal analisis yang mengacu pada tanggal pelaporan dan periode pengamatan yang ditentukan. Ketiga, tentang kemungkinan terjadi under-testing dan testing hanya dilakukan pada mereka yang bergejala.

Baca juga: Harga Vaksin Gotong Royong Rp 1 Juta, Indef Sebut Ada Ketimpangan

Berita terkait

Atasi Ketimpangan Dokter Spesialis, Kemenkes Kembangkan Program Pendidikan Gratis

2 jam lalu

Atasi Ketimpangan Dokter Spesialis, Kemenkes Kembangkan Program Pendidikan Gratis

Kemenkes bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit mengembangkan program pendidikan gratis bagi dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

5 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

Salah satu masalah lagi yang ada di Indonesia adalah distribusi dokter spesialis. Hampir 80 tahun Indonesia merdeka belum pernah bisa terpecahkan.

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

3 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

4 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya