Dunia Kecam Kerusuhan Mei 1998, Indonesia Dianggap Gagal Lindungi Warga Negara

Reporter

Tempo.co

Jumat, 14 Mei 2021 08:00 WIB

Kerusuhan Mei 1998, menjelang Soeharo lengser, berupa amuk massa, pembakaran, penjarahan dan pemerkosaan. Ita Marthadinata, korban pemerkosaan, yang kemudian dibunuh sehari menjelang ia pergi ke PBB untuk sampaikan testimoni. MARIA FRANSISCA

TEMPO.CO, Jakarta - Pelanggaran HAM yang terjadi pada kerusuhan Mei 1998, saat itu mendapat banyak kecaman dari dunia internasional. Indonesia dianggap gagal melindungi warga negaranya dan dituduh apatis serta tidak tanggap mengatasi tragedi tragis tersebut hingga terjadi lebih dari satu hari.

Dilansir dari thediplomat.com, pada November 1998, pelapor khusus PBB untuk kekerasan terhadap perempuan, Radhika Coomaraswamy, mengatakan masalah kekerasan seksual dalam Kerusuhan Mei 1998 tersebar luas, “Pola kekerasan yang dijelaskan oleh korban, saksi dan pembela hak asasi manusia dengan jelas menunjukkan bahwa pemerkosaan seperti itu tersebar luas,” tulis Coomaraswamy dalam laporannya. Coomaraswamy menemui korban secara rahasia, dari keterangan yang diperoleh dari korban yang diwawancarainya, tidak ada satu pun yang mau melapor ke polisi.

Ketakutan tersebut disebabkan oleh, sejumlah korban mengaku, mendapat surat ancaman apabila berani melapor. Surat tersebut berisi ancaman pembunuhan, pemerkosaan, dan mutilasi, untuk menciptakan teror bagi etnis Tionghoa. Membungkam mereka dengan ketakutan dan mendorong etnis Tionghoa untuk meninggalkan Indonesia.

Penyangkalan atas terjadinya kekerasan seksual selama ini menjadi sebab dari diamnya korban, akibatnya hingga saat ini belum ada pelaku kekerasan seksual yang diadili. Mariana Amiruddin, Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan atau Komnas Perempuan, menjelaskan bahwa penolakan tersebut sangat berbahaya karena menunjukkan bahwa negara tidak mengakui peristiwa-peristiwa tersebut.

“Memerangi amnesia kolektif dari peristiwa tersebut sangat penting untuk memastikan bahwa tragedi seperti itu tidak akan pernah terulang,” kata Mariana, dikutip dari thediplomat.com.

Advertising
Advertising

Pemerintahan Indonesia mendapat kecaman keras dari Singapura, Taiwan, Malaysia, Thailand dan Amerika Serikat, negara-negara tersebut mengambil langkah di antaranya :

1. Singapura

Singapura membuka Bandara Internasional Changi selama 1 x 24 jam dan siap menerima kedatangan korban kerusuhan Mei 1998.

2. Taiwan

Taiwan menyampaikan protes kepada pemerintah Indonesia serta mengirimkan pesawat untuk menjemput para korban kerusuhan.

3. Malaysia

Malaysia menggelar aksi demonstrasi guna memberikan dukungan penuh kepada korban kerusuhan Mei 1998. Selain itu, Sekretaris Partai Aksi Malaysia, Lin Juxiang, juga meminta Komite HAM PBB untuk melakukan penyelidikan peristiwa pemerkosaan bergilir terhadap wanita etnis Tionghoa dan kasus pembunuhan yang terjadi, dan menyerahkan hasil penyelidikan Internasional untuk diadili.

4. Amerika Serikat

Amerika Serikat melaporkan Kerusuhan Mei 1998 sebagai tindakan kekerasan dan menyampaikan kecaman keras atas kejadian tersebut. Selain itu, Amerika juga memaksa pemerintah Indonesia menghentikan kerusuhan ini. Amerika Serikat bahkan juga mengirimkan sejumlah kapal perangnya ke Indonesia untuk mengangkut korban kerusuhan.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca: Kerusuhan Mei 1998, Sejarah Kelam Pelanggaran HAM di Indonesia

Berita terkait

Nimas Sabella 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi, Komnas Perempuan: Termasuk KGBO

9 jam lalu

Nimas Sabella 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi, Komnas Perempuan: Termasuk KGBO

Nimas Sabella, wanita asal Surabaya, selama 10 tahun diteror pria yang terobsesi dengannya. Kisahnya viral di media sosial

Baca Selengkapnya

Puluhan Turis Australia Terkatung-katung di Kaledonia Baru

12 jam lalu

Puluhan Turis Australia Terkatung-katung di Kaledonia Baru

Sekitar 30 turis Australia terkatung-katung di Kaledonia Baru menunggu kesempatan untuk bisa keluar dari negara itu dengan aman usai pecah kerusuhan

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

16 jam lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Ancam Serang Rafah, Uni Emirat Arab Rasakan Ketegangan Meningkat

22 jam lalu

Israel Ancam Serang Rafah, Uni Emirat Arab Rasakan Ketegangan Meningkat

Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab memperingatkan adanya peningkatan ketegangan di Timur Tengah menyusul meluasnya invasi tentara Israel ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

1 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

1 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

1 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

1 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Orang Jawa Banyak Jadi Penduduk di Kaledonia Baru yang Kini Dilanda Kerusuhan

1 hari lalu

Orang Jawa Banyak Jadi Penduduk di Kaledonia Baru yang Kini Dilanda Kerusuhan

Mayoritas penduduk Kaledonia Baru adalah orang Jawa. Kini kolonial Prancis tersebut sedang dilanda kerusuhan terburuk dalam 30 terakhir.

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

2 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya