Kisah Toriq Hadad Liput Pengadaan Kapal dari Jerman yang Berujung Tempo Dibredel

Reporter

Egi Adyatama

Sabtu, 8 Mei 2021 12:39 WIB

Toriq Hadad bergabung dengan Tempo setelah ia meraih gelar sarjana pertanian di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 1984. TEMPO/Ilham Fikri

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Tempo Inti Media Tbk, Toriq Hadad saat menjadi reporter di Majalah Tempo pernah membuat tulisan yang mengusik rezim Orde Baru. Pada 1993, liputan Toriq tentang pengadaan kapal dari Jerman oleh Menteri Riset dan Teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie, menjadi salah satu titik besar dalam perjalanan Tempo di dunia jurnalistik.

Mengutip dari Edisi Khusus: Kecap Dapur Majalah Tempo Maret 2011, liputan Toriq itu bermula saat ia mewawancarai Deputi Analisis Industri Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Suleman Wiriadidjaja di ruang kerjanya. Saat itu, gedung yang juga menjadi kantor Habibie itu mendadak riuh. Para pegawai keluar dari ruang-ruang kerja. Mereka bertanya satu sama lain.

Penasaran dengan keriuhan itu, Toriq menyela wawancara dengan pura-pura hendak ke toilet. Di luar ruangan, para pegawai lalu-lalang dengan muka cemas. "Ada kapal Jerman tenggelam di teluk di Spanyol," kata seorang pegawai.

Dahi Toriq berkerut. Tenggelam? Kapal perang Jerman Timur yang baru saja dibeli pemerintah Indonesia? Kok bisa? Antena wartawan Toriq tersengat. Ini berita besar, pikirnya.

Toriq masuk lagi ke ruangan Suleman. "Bagaimana bisa tenggelam, Pak?" Toriq langsung bertanya ke pokok masalah. Padahal pembicaraan sebelum ia ke toilet masih seputar tata cara pembelian 39 kapal perang eks Jerman Timur. Tanpa curiga, Suleman menjawab, "Ada beban kargo yang dicantelkan ke tubuh kapal."

Advertising
Advertising

Cantelan kargo itu milik TNI Angkatan Laut. "Ini melanggar prosedur keselamatan pelayaran," kata Suleman. "Bahaya. Kapal bisa terguling."

KRI Teluk Lampung nama kapal nahas itu. Ia merupakan satu dari 39 kapal perang Jerman Timur yang dibeli pemerintah. Meskipun uangnya belum ditransfer, Teluk Lampung adalah kapal kesepuluh yang sedang dilayarkan menuju perairan Indonesia. Saat itu suhu politik Jakarta sedang hangat karena Menteri Keuangan Mar’ie Muhammad menolak harga yang diajukan Menteri Habibie.

Habibie mengajukan harga US$ 1,1 miliar. Padahal, saat dipesan dua tahun sebelumnya, harganya masih US$ 12,74 juta atau Rp 27,5 miliar atau US$ 189-378 ribu per unit. Perbaikan dan pengiriman membuat harga total menggelembung sampai US$ 760 juta. Menteri Mar’ie tak setuju.

Tenggelamnya kapal itu juga mengkonfirmasi temuan Fraksi Angkatan Bersenjata RI di Dewan Perwakilan Rakyat. Sebelumnya, pada 1992, Fraksi ABRI berkunjung ke Jerman, mengecek kapal yang akan dibeli pemerintah.

Anggota Dewan mendapati kapal-kapal itu rongsokan belaka. Ketua Fraksi Abu Hartono mengatakan kapal itu sebagai besi tua. Waktu itu Habibie tetap ngotot meyakinkan bahwa kapal-kapal itu masih berfungsi baik.

Laporan Toriq ini menjadi awal liputan Tempo yang terbit pada edisi 11 Juni 1994. Kisah Teluk Lampung dan kejanggalan pembelian kapal itu terbit dengan sampul bergambar kapal dan berjudul menohok: 'Habibie dan Kapal Itu'.

Laporan itu memantik amarah pemerintah. Presiden Soeharto menegaskan pembelian kapal itu adalah inisiatif pribadinya dan dilakukan secara diam-diam atas permintaan pemerintah Jerman. Ia pun mengatakan pers yang mengeruhkan situasi dan mengadu domba. Ia pun menuduh itu sebagai gangguan pada stabilitas politik dan nasional. "Kalau tak bisa diperingatkan, akan kita ambil tindakan karena mengganggu pembangunan sebagai tumpuan kita," kata Soeharto.

Saat itu, Tempo menjadi satu-satunya media yang menulis pengadaan kapal Jerman itu. Akhirnya, pada bulan yang sama pemerintah membredel Tempo. Pada 21 Juni 1994 surat bredel keluar bersama dengan dua media lain, Detik dan Editor.

Hari ini, Toriq Hadad meninggal di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan setelah dirawat selama dua pekan.

MAJALAH TEMPO

Baca: Cerita Goenawan Mohamad Soal Toriq Hadad Muda hingga Jadi Direktur Utama

Berita terkait

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

22 jam lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

1 hari lalu

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

Bernama lengkap Eva Anna Paula Braun, Braun adalah simpanan yang lalu menjadi istri Adolf Hitler, pemimpin Nazi Jerman di Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

1 hari lalu

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

Setelah kematian Adolf Hitler, Ibukota Jerman, Berlin, jatuh ke tangan Sekutu pada 7 Mei 1945. Itu menandai akhir dari Perang Dunia II di Eropa.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

3 hari lalu

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

3 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

4 hari lalu

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

Walaupun telah meninggal, mendiang Ibu Tien Soeharto tetap dikenang dalam perjalanan sejarah bangsa.

Baca Selengkapnya

Tempo Menggelar Pelatihan Jurnalisme Konstruktif

4 hari lalu

Tempo Menggelar Pelatihan Jurnalisme Konstruktif

Tempo menggelar pelatihan jurnalisme konstruktif atau constructive journalism selama tiga hari sejak Ahad, 28 April 2024.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

6 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

7 hari lalu

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

8 hari lalu

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

Menyusul beberapa negara yang telah menghentikan penangguhan dana UNRWA, Jerman melanjutkan kerja sama dengan badan pengungsi Palestina itu.Menyusul b

Baca Selengkapnya