Kasus FPI hingga Pesta Seks Disebut Muncul dalam Tes Wawancara Pegawai KPK

Reporter

M Rosseno Aji

Editor

Amirullah

Jumat, 7 Mei 2021 13:41 WIB

Ketua KPK Firli Bahuri, memberikan keterangan kepada awak media, di gedung KPK, Jakarta, Rabu, 5 Mei 2021. KPK resmi menyampaikan pengumuman hasil asesmen tes wawasan kebangsaan dalam rangka pengalihan pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara oleh Badan Kepegawaian Negara RI. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa pertanyaan janggal diduga muncul dalam tes wawancara untuk alih status pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara. Pertanyaan mengenai selangkangan hingga donor darah disebut muncul dalam proses tanya-jawab itu.

Seorang pegawai KPK mengaku dalam tes wawancara dirinya awalnya mendapatkan pertanyaan mengenai pendapatnya bila menjadi ASN dan gajinya dikurangi. Namun, yang membuatnya heran adalah pertanyaan kemudian merembet seputar seks bebas dan pornografi. Dia mengaku ditanya pendapatnya mengenai dua hal tersebut.

“Setuju atau enggak (pornografi) diblokir, orang dewasa boleh nonton apa enggak. Tidak relevan dengan pekerjaan sekarang,” kata dia, Kamis, 6 Mei 2021.

Tidak berhenti di situ, dia mengatakan si pewawancara kemudian menanyakan pendapatnya tentang pesta seks. “Ngalor-ngidul deh,” kata dia.

Di luar itu, dia mengatakan pewawancara juga bertanya mengenai pendapatnya tentang penembakan anggota Laskar FPI dan pembantaian orang yang dituduh PKI pada 1965. Dia menceritakan proses tanya-jawab dalam wawancara itu berlangsung selama hampir satu jam dengan dua orang sebagai pewawancara.

Advertising
Advertising

Seorang pegawai lainnya punya pengalaman berbeda. Dia menceritakan ditanya pendapatnya mengenai donor darah. “Mau terima donor dari non-Muslim enggak?” kenang dia.

Tes wawancara kepada pegawai KPK merupakan bagian dari proses alih status menjadi ASN. Wawancara dilaksanakan setelah para pegawai menjalani tes wawasan kebangsaan yang berbentuk ujian tulis. Pertanyaan dalam tes tulis itu sebelumnya juga menjadi sorotan karena dinilai janggal. Misalnya saja pegawai KPK ditanya mengenai salat subuh pakai doa qunut atau tidak.

Dari tes ini, 75 pegawai dinyatakan tidak lolos. KPK dan Badan Kepegawaian Negara yang menggelar tes tersebut belum memiliki keputusan mengenai nasib puluhan pegawai yang tidak lolos tersebut. Sementara, Indonesai Corruption Watch menilai tes ini hanya akal-akalan untuk menyingkirkan orang yang dianggap trengginas melakukan penindakan korupsi di KPK.

Peneliti ICW Kurnia Ramadhana menduga tidak lulusnya sejumlah pegawai KPK sudah dirancang sejak awal. "Betapa tidak, sinyal untuk tiba pada kesimpulan itu telah terlihat jelas,” kata dia.

Berita terkait

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

1 jam lalu

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

Bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean disebut butuh waktu untuk beristirahat usai dilaporkan ke KPK

Baca Selengkapnya

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

4 jam lalu

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

7 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

8 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

10 jam lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

10 jam lalu

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?

Baca Selengkapnya

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

12 jam lalu

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

14 jam lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

23 jam lalu

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

KPK menjadwalkan pemanggilan Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

23 jam lalu

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan, nama-nama bakal calon pansel KPK masih dalam proses penggodokan.

Baca Selengkapnya