Upaya Ditjen PSP Kementan Untuk Benahi Pengelolaan Pupuk Bersubsidi

Kamis, 6 Mei 2021 21:58 WIB

Upaya Ditjen PSP Kementan Untuk Benahi Pengelolaan Pupuk Bersubsidi

INFO NASIONAL – Kementerian Pertanian menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait 'Tata Kelola Pupuk Bersubsidi'. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam paparannya berharap persoalan pupuk bersubsidi ini bisa ditemukan solusi agar kebutuhan petani berbasis RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani) sejalan dengan anggaran yang bisa disiapkan oleh Pemerintah.

Mentan Syahrul menegaskan jika pupuk merupakan persoalan mendasar dalam sistem pertanian di Indonesia. Keberadaannya berkaitan dengan upaya peningkatan kapasitas produksi dan produktivitas pertanian. “Oleh karena pentingnya keberadaannya, bisa kita bilang pupuk adalah bagian untuk menghadirkan ketahanan pangan agar pertanian lebih baik,” tutur Syahrul, Rabu (5/5).

Diakui Syahrul, jumlah yang dibutuhkan petani belum berbanding lurus dengan yang bisa disediakan oleh Pemerintah. “Permintaan pupuk bersubsidi besar sekali 24 juta ton, sementara kemampuan kita persiapkan 9 juta ton saja. Jadi, memang bukan langka tapi kuotanya kurang,” ujarnya.

Ia berharap melalui FGD ini dapat ditemukan jalan keluar agar persoalan pupuk bersubsidi ini dapat segera diatasi. Sebab, tambahnya, selama ini lembaganya hanya mengusulkan pengadaan pupuk bersubsidi berdasarkan RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani) yang disusun berawal dari tingkat terbawah.

Untuk pengadaan dan alokasi keuangan, Syahrul menyebut merupakan kewenangan Kementerian Keuangan dan distribusinya di bawah komando Kementerian BUMN.

Advertising
Advertising

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Sarwo Edhy memaparkan alternatif perbaikan tata kelola pupuk bersubsidi. Langkah pertama, kata Sarwo Edhy, yakni menetapkan jumlah petani penerima subsidi yang menguasai lahan paling luas 1 hektar. “Kedua, memilih komoditas prioritas yang mendapatkan subsidi pupuk, ketiga memilih jenis pupuk tertentu yang disubsidi,” tambahnya.

Langkah keempat menurutnya menambah jumlah penyuluh, Tim Verval Kecamatan serta memberikan dukungan infrastruktur BPP Kecamatan (komputer, laptop, dan akses internet). “Kebutuhan anggaran subsidi bila kriteria penerima yang mengusahakan lahan kurang dari 1 hektar maka Rp32,46 triliun. Kebutuhan pupuk 12,07 ton, jumlah petani 12,7 juta berdasarkan NIK,” ujar Sarwo Edhy.

Selain itu, untuk mengatasi persoalan pupuk bersubsidi, Sarwo Edhy berharap agar ke depan penebusan pupuk bersubsidi dapat dilakukan dengan menggunakan sistem biometric. “Dengan teknologi wajah kita sudah tahu luasan lahan, berapa butuh pupuk dan lainnya,” paparnya.

Pada kesempatan tersebut, Sarwo Edhy menjelaskan jika pada tahap perencanaan setidaknya ada tiga tahapan yang dilakukan. Pertama, yakni penyusunan RDKK oleh kelompok tani didampingi penyuluh dan input/validasi dalam sistem eRDKK. Kedua, pertemuan nasional penetapan kebutuhan pupuk. Terakhir, penyusunan regulasi dalam bentuk Permentan.

“DIPA itu ada di Kemenkeu, pelaksanaan ada di PT PIHC. Tugas kami menyiapkan eRDKK kemudian melakukan pengawasan,” ujar Sarwo Edhy. Sementara untuk pengadaan dan penyaluran, Sarwo Edhy menyebut dilakukan oleh PT PIHC secara tertutup dari lini I-IV hingga sampai ke tangan petani yang terdaftar di eRDKK.

Sementara untuk supervisi, monitoring, dan pengawasan dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi hingga pusat. “Pengawasan dilakukan oleh tim KP3 (unsur dinas, aparat hukum). Untuk verifikasi dan validasi penyaluran dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat kecamatan sampai pusat oleh tim Verval melalui dashboard Bank (Pengguna Kartu Tani) dan sistem eVerval (KTP),” tutur Sarwo Edhy.

Wakil Direktur PT HIPC, Nugroho Christijanto menegaskan, sejauh ini pihaknya selalu berupaya menyalurkan pupuk bersubsidi seefisien mungkin. “Berdasarkan data alokasi yang telah ditetapkan kami mencoba melakukan floating ke seluruh daerah yang menjadi tanggung jawab kami. Monitoring kami bisa lakukan secara online (dari Lini I ke Lini II). Dari Lini II ke Lini III kami tingkatkan lagi teknologinya, distributornya siapa, berapa dapat jatah dan lainnya,” terang Nugroho.

“Kami juga mengintroduksi sistem informasi niaga. Tujuannya memantau pergerakan barang dari Lini III ke masing-masing kios. Semuanya bermuara pada data alokasi yang ditetapkan awal tahun. Kami pun ketika menerapkan skema penyaluran dan monitoring pupuk bersubsidi ini kami menerapkan sistem cepat, cermat dan akurat,” tambah Nugroho.(*)

Berita terkait

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

7 November 2022

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

Agar ban tubeless Anda mampu bertahan lama, pasti harus diperlakukan dengan baik sehingga tidak cepat rusak.

Baca Selengkapnya

Guru TIK Batam Makin Melek Digital

29 Agustus 2022

Guru TIK Batam Makin Melek Digital

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam

Baca Selengkapnya

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

27 Februari 2022

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

Integrasi memudahkan aksesibilitas dan meningkatkan kenyamanan masyarakat menggunakan angkutan umum perkotaan di Palembang dan sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

27 Februari 2022

Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

Gus Muhaimin mengaku spirit perjuangan Kiai Abbas akan terus dikenang sepanjang masa.

Baca Selengkapnya

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

27 Februari 2022

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

Kuota tersebut dimanfaatkan untuk nelayan lokal, bukan tujuan komersial (penelitian, diklat, serta kesenangan dan rekreasi), dan industri

Baca Selengkapnya

BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

19 Februari 2022

BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

Kolaborasi diaspora dengan perbankan nasional merupakan upaya untuk terus menciptakan banyak peluang investasi di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

19 Februari 2022

Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

Heboh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang mendapatkan kado ulang tahun mesin ATM dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).

Baca Selengkapnya

Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

19 Februari 2022

Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

Tes pramusim MotoGP yang telah digelar pada 11 Maret 2022 menjadi pelajaran penting menghadapi race MotoGP pada 18-20 Maret 2022 nanti.

Baca Selengkapnya

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

19 Februari 2022

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

Kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi bukti keandalan listrik PLN dalam mendukung kegiatan berstandar dunia.

Baca Selengkapnya

HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

19 Februari 2022

HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

Sikap yang memaksakan tetap berlakunya Permenaker 2/2022 itu bisa menciderai nilai kemanusiaan dan keadilan dalam Pancasila.

Baca Selengkapnya