Yenny Wahid: Agama Bukan Jadi Faktor Utama Penyebab Radikalisasi

Sabtu, 1 Mei 2021 18:42 WIB

Yenny Wahid menyampaikan sambutan dalam peresmian aula dan Masjid KH Abdurahman Wahid di Gedung BP2MI, Jakarta, Minggu, 31 Januari 2021. Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) meresmikan nama Aula dan Masjid atas nama mendiang Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid alias Gusdur. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, mengatakan saat ini banyak orang berpikir agama adalah faktor yang menjadikan orang radikal atau teroris. Padahal, ia menyebut faktor terbesar penyebab radikaliasi di masyarakat bukan agama.

"Bukan ajaran agamanya sendiri yang menjadikan orang ikut dalam gerakan-gerakan radikal intoleran, tapi faktor paling besarnya adalah faktor kegelisahan, faktor kecemasan, faktor ketidakyakinan diri, faktor kemarahan, faktor dia lihat ketidakadilan di sekitarnya. Ini faktor terbesar," kata Yenny dalam diskusi daring, Sabtu, 1 Mei 2021.

Yenny mengutip grafolog Deborah Dewi, yang menganalisa tulisan tangan para pelaku bom di Makassar dan pelaku penyerangan Mabes Polri. Yenny mengatakan dari analisa Deborah, para pelaku tersebut punya rasa kepercayaan diri yang rendah dan punya tingkat kegalauan yang tinggi.

"Mereka kemudian bertemu dengan orang-orang yang melakukan provokasi menggunakan dalil agama untuk memberikan rasa aman dan rasa percaya diri yang semu. Dengan dalil agama didoktrin untuk membuat mereka menjadi pede, menjadi penting, membuat mereka menjadi seperti pahlawan. Ini yang terjadi," kata Yenny.

Karena itu, Yenny kembali menegaskan bukan faktor agama yang menuntun seorang menjadi radikal atau teroris. Apalagi provokasi tak hanya bisa dilakukan lewat doktrin agama. Doktrin politik, kata Yenny, juga telah terbukti mampu memprovokasi aksi kekerasan, seperti yang dilakukan oleh Presiden Donald Trump di Amerika Serikat.

Advertising
Advertising

Yenny menyoroti peran media sosial sebagai bagian dari pintu masuk perekrutan dan upaya provokasi itu. Meski banyak sisi positif, namun media sosial bisa membawa banyak dampak buruk. Selain membuat kecanduan, pengguna medsos, kata dia, juga dapat cenderung lebih mudah depresi dan berpotensi dimanfaatkan oleh kelompok yang salah.

"Itu proses perekrutan pertama. Meski biasanya terjadi lagi perekrutan secara offline. Tapi sosmed bisa jadi gateway terhadap konten tak ramah," kata Yenny.

Yenny mengatakan yang bisa dilakukan saat ini adalah memastikan bahwa konten yang mereka dapatkan tidak hanya sepihak saja.

"Jadi kita harus kita pastikan mereka terima konten yang berbeda. itu lah peran acara hari ini bagaimana kita himpun content creator, tokoh, untuk membantu tokoh muda dan hebat untuk menelurkan narasi konten yang bisa membantu kita untuk memfasilitasi teman-teman kita semua masyarakat dengan konten yang ramah," kata Yenny Wahid.

Baca juga: Wahid Foundation Kecam Insiden Bom Bunuh Diri di Depan Gereja Katedral Makassar

Berita terkait

PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

8 jam lalu

PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

PBB melalui UNODC mengesahkan resolusi yang diajukan Indonesia mengenai penanganan anak yang terasosiasi dengan kelompok teroris.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tangkap 20 Anggota Jamaah Islamiyah Pascaserangan Kantor Polisi di Johor Bahru

1 hari lalu

Malaysia Tangkap 20 Anggota Jamaah Islamiyah Pascaserangan Kantor Polisi di Johor Bahru

Lebih dari 20 orang yang diyakini anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) telah ditangkap polisi Malaysia.

Baca Selengkapnya

WNI Terasosiasi FTF Serta Keterlibatan Perempuan dan Anak dalam Terorisme Jadi Fokus BNPT

2 hari lalu

WNI Terasosiasi FTF Serta Keterlibatan Perempuan dan Anak dalam Terorisme Jadi Fokus BNPT

Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, Ibnu Suhaendra mengatakan, negara harus hadir melindungi WNI dari terorisme.

Baca Selengkapnya

Belajar Teknologi Drone, 10 Mahasiswa STIK Polri Kursus Singkat di Universitas Kepolisian Korea Selatan

3 hari lalu

Belajar Teknologi Drone, 10 Mahasiswa STIK Polri Kursus Singkat di Universitas Kepolisian Korea Selatan

Selain teknologi drone, mahasiswa STIK Polri juga mempelajari forensik untuk mencari barang bukti penyebab terjadinya pembunuhan.

Baca Selengkapnya

BNPT Ajukan 3 Upaya Penanganan Anak Korban Tindak Pidana Terorisme di CCPCJ

3 hari lalu

BNPT Ajukan 3 Upaya Penanganan Anak Korban Tindak Pidana Terorisme di CCPCJ

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), mewakili Indonesia dalam Sidang ke-33 Komisi Pencegahan Kejahatan dan Peradilan Pidana (the Commission on Crime Prevention and Criminal Justice ( CCPCJ ).

Baca Selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Paus Yohanes Paulus II 43 Tahun Lalu, Misteri Motif Mehmet Ali Agca

4 hari lalu

Percobaan Pembunuhan Paus Yohanes Paulus II 43 Tahun Lalu, Misteri Motif Mehmet Ali Agca

Pada 13 Mei 1981, Mehmet Ali Agca menembak Paus Yohanes Paulus II di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Kilas balik peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

7 hari lalu

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

Jaksa menuntut pria yang masuk ke rumah mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan menyerang suaminya dengan palu harus menjalani hukuman 40 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Wakil Duta Besar Selandia Baru

9 hari lalu

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Wakil Duta Besar Selandia Baru

Program deradikalisasi merupakan upaya pembinaan dalam rangka mendukung proses reintegrasi warga binaan untuk kembali ke masyarakat.

Baca Selengkapnya

Inspirasi Film 13 Bom di Jakarta dari Kisah Nyata, Mal Alam Sutera Jadi Saksi

9 hari lalu

Inspirasi Film 13 Bom di Jakarta dari Kisah Nyata, Mal Alam Sutera Jadi Saksi

Film 13 Bom di Jakarta tayang di Netflix. Cerita diinspirasi dari kisah nyata yang terjadi pada 2015, kejadin bom di Mal Alam Sutera.

Baca Selengkapnya

Film 13 Bom di Jakarta Tayang di Netflix, Tak Semua Fiksi Berikut Beberapa Kejadian Nyata

9 hari lalu

Film 13 Bom di Jakarta Tayang di Netflix, Tak Semua Fiksi Berikut Beberapa Kejadian Nyata

13 Bom di Jakarta tayang di Netflix, adalah film aksi diinspirasi kisah nyata yang terjadi di Jakarta pada 2015. Apakah itu?

Baca Selengkapnya