Banjir Bandang NTT: Temuan BNPB Sebut Warga Tahu Gejala Siklon Seroja

Reporter

Antara

Jumat, 30 April 2021 12:03 WIB

Sejumlah warga bergotong royong memindahkan bantuan logistik dari pemerintah dan sejumlah lembaga untuk korban banjir bandang di Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu, 7 April 2021. Kiriman bantuan sempat tersendat akibat cuaca buruk dan kesulitan menuju lokasi bencana. ANTARA/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo, melaporkan temuan soal banjir bandang yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia menyatakan masyarakat NTT menganggap gejala Siklon Tropis Seroja layaknya angin kencang biasa.

"Mereka tidak membayangkan bencana siklon secepat itu dan mengakibatkan banjir. Padahal kebanyakan dari mereka sudah menerima informasi," kata Agus dalam diskusi Bencana Hidrometeorologi NTT akibat Siklon Seroja, Kamis, 29 April 2021.

Agus menuturkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat telah menginformasikan gejala Siklon Tropis Seroja sejak 30 Maret 2021. Info tersebut sudah disebarkan melalui siaran pers hingga diterima masyarakat.

Melalui survei lapangan, Agus mengatakan, warga NTT telah mendapat informasi tentang antisipasi bencana Siklon Tropis Seroja namun banyak yang tidak menduga akan terjadi banjir bandang di wilayah NTT yang cenderung kering.

Agus mengangkat pembelajaran dari Desa Oesena di NTT yang sudah mendapat pembekalan dari program Desa Tangguh Bencana (Destana) dan telah memahami risiko bencana. Ia menyebut warga telah memiliki informasi bencana, dilatih simulasi evakuasi, dan memahami sistem peringatan dini (early warning system).

"Mereka tidak ada korban jiwa karena saat bencana siklon itu kepala desa keliling dan secara berantai meminta evakuasi ke tempat kantor kepala desa dan gereja terdekat," tutur Agus.

Usai banjir bandang, di desa tersebut ditemukan retakan tanah sepanjang kurang lebih satu kilometer dan ditemukan banyak mata air. Agus mengatakan warga telah memahami kemungkinan itu berbahaya ketika hujan, sehingga mereka mengungsi dan akan mengajukan relokasi. "Mereka mengajukan relokasi. Dua kampung, sekitar 225 penduduk dan menyiapkan tempat relokasi. Tinggal perlu kalkulasi risikonya," tuturnya.

Lebih lanjut, BNPB menyoroti soal hambatan. Agus menilai banyaknya personel BPBD yang masih baru membuat kendala di sektor pengorganisasian, keterampilan, serta peta bencana.

BNPB merekomendasikan perlunya penguatan Pusdalops di daerah dan menggalakkan Destana di 20 desa NTT. Selain itu, perlu juga serta sistem komando yang seragam untuk semua kabupaten/kota agar dapat siap selalu siaga.

Rekomendasi selanjutnya ialah mengkaji kembali dokumen risiko bencana, dan merevisi peta risiko yang baru. Wilayah yang perlu mendapat perhatian ialah dengan ancaman topan banjir, aliran lava, lahar maupun bencana banjir. Tujuannya agar bisa menjadi bahan advokasi ke pemerintah daerah untuk menentukan kebijakan relokasi.

"Program pra bencana perlu ditinjau ulang, soal Sestana, sosialisasi, dan penguatan kelembagaan BPBD dari sisi SDM (sumber daya manusia), jangan anggotanya dirotasi terlalu cepat," tutur Agus soal temuan BNPB di banjir bandang NTT.

Baca juga: Pemkab Kupang: Kerugian Akibat Siklon Tropis Seroja Capai Rp 1,3 Triliun

Berita terkait

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

2 jam lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

Ancaman dari Erupsi Gunung Ruang, 2 Desa Akan Dikosongkan Permanen

10 jam lalu

Ancaman dari Erupsi Gunung Ruang, 2 Desa Akan Dikosongkan Permanen

Sebanyak dua desa di Gunung Ruang di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, bakal dikosongkan.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

15 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

20 jam lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

1 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

1 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

1 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

1 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

1 hari lalu

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

2 hari lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya