Mengenal Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang Hilang Kontak di Perairan Bali

Reporter

Antara

Kamis, 22 April 2021 10:10 WIB

Dokumentasi sejumlah prajurit TNI AL awak kapal selam KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal setibanya di dermaga Komando Armada Indonesia Kawasan Timur (sekarang Komando Armada II TNI AL), Surabaya. ANTARA/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan (Kemhan) terus mengamati pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 dari jajaran Armada II Surabaya yang hilang kontak. Hilang kontak terjadi saat sedang menggelar latihan penembakan senjata strategis di perairan Bali

Sepanjang sejarah TNI dan TNI AL, peristiwa tentang kapal selam jarang sekali naik permukaan, kecuali hal-hal yang bersifat seremonial atau perkembangan inovasi-inovasi dasar. Mengutip Antara, untuk KRI Nanggala-402 sendiri dibuat galangan kapal Howaldt Deutsche Werke di Kiel, Jerman (Barat), pada 1981 setelah kontrak efektif ditandatangani pada 1977.

Pada masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia memiliki armada kapal selam yang disegani. Indonesia mempunyai 12 unit kapal selam dari kelas Whiskey buatan Uni Soviet yang beroperasi mulai 1959 hingga 1962. Mereka turut dikerahkan dalam Operasi Trikora yang berujung pada kembalinya Irian Barat kepada Indonesia.

KRI Nanggala-402 memiliki saudara kembar, KRI Cakra-401, yang sama-sama dari Type 209/1300. Tipe kapal selam buatan HDW Jerman yang cukup banyak populasi di seluruh dunia dan dibuat secara lisensi serta dikembangkan beberapa negara, di antaranya oleh Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering di Korea Selatan yang menjadi kelas Changbo-Go.

Kapal selam buatan Korea Selatan ini juga dibeli Indonesia dalam skema yang semula adalah enam unit. Indonesia juga membangun kapal selam Changbo-Go ini di dermaga PT PAL, Surabaya. Tiga dari kapal selam kelas Changbo-Go ini telah hadir di Tanah Air, yaitu KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405.

Sebagai kapal selam yang berada di kelas menengah dengan sistem propulsi konvensional (nonnuklir), Type 209/1300 digerakkan motor listrik Siemens low-speed yang dayanya disalurkan secara langsung melalui suatu poros ke baling-baling kapal di buritan. Artinya, daya ini tidak memakai gear-gear mekanisme tambahan lain.

Adapun total daya yang mampu dihasilkan adalah 5 000 shaft horse power. Sedangkan kehadiran baterai-baterai listriknya membuat dia mampu menyimpan daya listrik yang dayanya disuplai empat generator mesin diesel MTU supercharged.

<!--more-->

Karena KRI Nanggala-402 dibeli langsung di negara pembuat dalam keadaan baru sama sekali, sistem kesenjataan bawah permukaan lautnya terdiri dari 14 terpedo buatan AEG, periskop Zeiss yang berada di samping snorkel buatan Maschinenbau Gabler.

Advertising
Advertising

Baterai-baterai listrik itu mengambil sekitar 25 persen bobot total kapal selam yang secara keseluruhan adalah 1.395 ton (maka dinamai Type 209/1300 karena ada juga Type 209/1200 dan Type 209/1400).

Secara dimensi, panjang keseluruhan Type 209/1300 adalah 59,5 meter, diameter luar 6,3 meter, dan diameter dalam 5,5 meter. Jika menyelam, kecepatan kapal maksimum 21,5 knot dengan awak berdasarkan spesifikasi dasar pabrikan sebanyak 34 pelaut.

Kewaspadaan situasional KRI Nanggala-402 mengandalkan sonar CSU-3-2 suite. One ping adalah ujaran komandan kapal selam yang kerap dilontarkan untuk mengaktifkan sonar guna mendeteksi kehadiran kapal selam lawan.

Empat belas torpedo 21 inci/533 mm dalam delapan tabung menjadi andalan utama sistem kesenjataannya yang pada tahun 2021 akan diuji kebolehannya pada latihan puncak di perairan utara Pulau Bali. Dari tabung torpedo yang sempit itulah dapat menjadi wahana peluncuran manusia-manusia katak untuk misi penyusupan di belakang garis pertahanan musuh. Suatu cara aksi yang berisiko tinggi sebetulnya.

KRI Nanggala-402 bersama KRI Cakra-401 menjadi kapal selam paling senior di TNI AL dengan catatan penugasan yang cukup panjang. Kapal tersebut berangkat dari hanggarnya di dermaga Armada II TNI AL di Ujung, Surabaya.

Jejak KRI Nanggala-402 diantaranya pada 2002 terlibat dalam latihan gabungan TNI AL-Angkatan Laut Amerika Serikat, CARAT-8/02 pada 27 Mei-3 Juni 2002, di perairan Laut Jawa, Selat Bali, dan Situbondo.

Pada 2004 terlibat dalam Latihan Operasi Laut Gabungan XV/04 di Samudra Hindia pada 8 April-2 Mei 2004. Di situlah KRI Nanggala-402 dengan torpedo SUT-nya menenggelamkan bekas KRI Rakata, kapal tunda samudra buatan 1942.

Sebelumnya, status hilang kontak kapal selam KRI Nanggala-402 tercatat pada Selasa dini hari, kemarin pukul 03.00 WITA. "Baru izin menyelam, setelah diberi clearance, langsung hilang kontak," kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Baca juga: Panglima TNI Sebut Kapal Singapura Sudah Bergerak Cari Kapal Selam KRI Nanggala

Berita terkait

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

5 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Uang Judi Online Tembus Rp 327 Triliun, Alasan Judi Slot Diminati Masyarakat Indonesia

8 hari lalu

Uang Judi Online Tembus Rp 327 Triliun, Alasan Judi Slot Diminati Masyarakat Indonesia

PPATK mencatat ada 3,2 juta pemain judi online di Indonesia

Baca Selengkapnya

3,2 Juta Masyarakat Indonesia Main Judi Online, Perputaran Uang Rp 327 Triliun

8 hari lalu

3,2 Juta Masyarakat Indonesia Main Judi Online, Perputaran Uang Rp 327 Triliun

Bagaimana langkah pemerintah menyikapi sekitar 3,2 juta masyarakat Indonesia merupakan pemain judi online?

Baca Selengkapnya

Pemerintah Godok Satgas Pemberantasan Judi Online

8 hari lalu

Pemerintah Godok Satgas Pemberantasan Judi Online

Kemenkopolhukam menggodok pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Judi Online bersama sejumlah kementerian dan lembaga

Baca Selengkapnya

Bedah Buku Karya KSAL, Bamsoet Tegaskan Dukung Peningkatan Alutsista

9 hari lalu

Bedah Buku Karya KSAL, Bamsoet Tegaskan Dukung Peningkatan Alutsista

Peningkatan Alutsista sangat diperlukan seturut posisi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

11 hari lalu

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

Pertemuan itu dilakukan untuk membahas berbagai situasi terakhir di Papua.

Baca Selengkapnya

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

12 hari lalu

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Bintang Jalasena, Penghargaan TNI AL yang Berjiwa Kesatria

12 hari lalu

Mengenal Bintang Jalasena, Penghargaan TNI AL yang Berjiwa Kesatria

Tak hanya prajurit TNI AL, Bintang Jalasena juga diberikan kepada WNI bukan prajurit, bahkan WNA yang telah berjasa.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Mabes Polri: Penyelesaian Berjalan Baik

13 hari lalu

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Mabes Polri: Penyelesaian Berjalan Baik

Mabes Polri bungkam untuk penjelasan berikutnya perihal proses hukum terhadap anggota Brimob yang terlibat bentrok.

Baca Selengkapnya

TNI AL Kerahkan Kapal Perang untuk Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

13 hari lalu

TNI AL Kerahkan Kapal Perang untuk Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

TNI AL mengerahkan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Kakap-811 untuk mengevakuasi masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya