TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan Republik Indonesia menyatakan ada tumpahan minyak di posisi awal menyelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan Bali, Rabu pagi kemarin. "Pada pukul 07.00 WIB melalui pengamatan udara dengan helikopter ditemukan tumpahan minyak di sekitar posisi awal menyelam KRI Nanggala," kata Humas Setjen Kemhan di Jakarta, mengutip Antara.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) terus mengamati pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 dari jajaran Armada II Surabaya yang hilang kontak. Hilang kontak terjadi saat sedang melaksanakan latihan penembakan senjata strategis di perairan Bali.
KRI Nanggala akan melaksanakan penembakan torpedo SUT meminta izin menyelam pada pukul 03.00 WIB. "Setelah diberikan izin menyelam sesuai prosedur, kapal hilang kontak dan tidak bisa dihubungi," sebut
Kementerian Pertahanan.
Selanjutnya, dilakukan pencarian oleh kapal lain yang terlibat dalam satgas latihan. Dalam latihan tersebut, KRI Nanggala membawa 53 awak (49 ABK, 1 komandan kapal, dan 3 orang artileri senjata angkatan laut atau Arsenal).
Hingga saat ini pencarian masih terus dilakukan dengan mengirimkan KRI Rigel dari Dishidros Jakarta dan KRI Rengat dari Satuan Ranjau untuk membantu pencarian dengan menggunakan side scan sonar.
TNI AL juga telah mengirimkan distres ISMERLO (International Submarine Escape and Rescue Liaison officer). Beberapa negara sudah merespons dan siap memberikan bantuan, di antaranya adalah AL Singapura, AL Australia, dan AL India.
Kapal selam
KRI Nanggala-402 dibuat pada tahun 1977 di HDW( Howaldtswerke Deutsche Werft) Jerman dan bergabung dengan jajaran TNI AL pada tahun 1981.